Mohon tunggu...
Siauw Tiong Djin
Siauw Tiong Djin Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pemerhati Politik Indonesia

Siauw Tiong Djin adalah pemerhati politik Indonesia. Ia bermukim di Melbourne, Australia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tan Kah Kee dan Siauw Giok Tjhan

8 Juni 2024   16:43 Diperbarui: 8 Juni 2024   19:49 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui pertemuan-pertemuan inilah Siauw memperoleh pengarahan untuk tidak terperangkap oleh kebijakan militer Jepang. Hubungan baik Siauw dengan para pemuda Indonesia yang masuk dalam PETA -- Pembela Tanah Air dan Seinandan (Barisan Pemuda Jawa) yang dibentuk Jepang,  menurut pengarahan Tan, harus tetap dijalin sebaik mungkin.

Akan tetapi, menurut Tan, jangan sampai, barisan Tionghoa yang juga dibentuk oleh Jepang, Kebotai, nantinya diadu domba untuk berbaku hantam.

Ketika Kebotai dibentuk oleh Jepang di Malang, pada 1943, Jepang memilih Siauw sebagai komandannya. Kebotai merupakan para-militer Tionghoa. Para pemuda Tionghoa di Malang yang kerap berkumpul dengan Siauw, masuk di dalamnya.

Tan memiliki keyakinan bahwa Jepang pasti akan kalah dalam Perang Dunia ke dua.  Dan Indonesia akan memiliki kesempatan untuk merdeka. Keyakinan ini mempengaruhi Siauw untuk mempersiapkan para pemuda Tionghoa Malang untuk bersikap militan, yaitu tidak menjadi penonton, tetapi ikut berperan dalam mencapai dan mempertahankan kemerdekaan.

inilah yang menyebabkan Siauw membentuk Angkatan Muda Tionghoa, dipimpin oleh Siauw Giok Bie dan Palang Biru, dipimpin oleh Tan Sie Liep, setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada Agustus 1945, tidak lama setelah Jepang menyerah.  

Setelah pengaruh Jepang hilang di Indonesia, keberadaan Tan Kah Kee tidak perlu disembunyikan lagi. Pada akhir 1945, pemerintah Inggris memerlukan menjemput Tan dari Jakarta, dengan pesawat khusus, sebagai tanda penghormatannya terhadap jasa Tan dalam upaya melawan Jepang.  

Sekembalinya di Singapura, Tan segera terjun kembali dalam kegiatan dagang dan filantropisnya. Ia membangun dan membantu perkembangan beberapa sekolah.  Pada 1946, ia mengunjungi Tiongkok dan mengamati sendiri perkembangan politik di Tiongkok. Ia kunjungi Chiang Kaishek di Chongqing dan Mao di Yenan.

Siauw mengikuti arahan Tan. Ia menolak untuk mempersenjatai Angkatan Muda Tionghoa dan Palang Biru. Ia segera berhubungan dengan pimpinan-pimpinan laskar pemuda Indonesia yang dipimpin oleh Sumarsono dan Sudisman, untuk mencegah timbulnya pertikaian bersenjata antara barisan pemuda Tionghoa dan Indonesia.

Angkatan Muda Tionghoa berperan untuk menolong pengungsi Tionghoa dan melawan arus anti Tionghoa yang dianggap dekat dengan Belanda. Palang Biru ditugaskan untuk mengumpulkan obat dan membantu perawatan medis di medan pertempuran.

Pada 10 November 1945, yang kemudian dikenal sebagai hari pahlawan, Siauw dan para kawan yang bergabung dalam Angkatan Muda Tionghoa dan Palang Biru turut berada di dalam medan pertempuran.

Setelah kemerdekaan, peran Siauw di zaman penjajahan dan di Malang, mengantar Siauw ke dalam kancah politik nasional. Walaupun berasal dari komunitas Tionghoa, Siauw diterima sebagai politikus berpengarug oleh para pejuang nasionalis lainnya. Siauw masuk ke Partai Sosialis dan menjadi anggota Polit Biro-nya. Ia diangkat menjadi anggota KNIP -- Komite nasional Indonesia Pusat pada awal 1946, dan menjadi anggota Badan Pekerja KNIP pada tahun yang sama. Badan Pekerja KNIP merupakan parlemen Indonesia di awal kemerdekaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun