Mohon tunggu...
Siauw Tiong Djin
Siauw Tiong Djin Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pemerhati Politik Indonesia

Siauw Tiong Djin adalah pemerhati politik Indonesia. Ia bermukim di Melbourne, Australia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

THHK, Baperki dan Nation-Building

13 Maret 2022   15:40 Diperbarui: 13 Maret 2022   16:00 1916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baperki belajar dari THHK.  Kegiatan sosial dikaitkan dengan usaha dalam dunia pendidikan.  Pada 1958 Baperki mendirikan dan menjalankan ratusan sekolah di berbagai kota besar.  Ini dilanjutkan dengan pendirian universitas Baperki dengan kampus-kampus di Jakarta, Surabaya, Semarang, Malang, Solo dan Medan. 

Akan tetapi program pendidikan Baperki berbeda dengan apa yang dijalankan THHK.  THHK bersandar atas program pendidikan Tiongkok, sedangkan Baperki menitikberatkan kurikulum nasional.  Dan, Baperki mendorong pendidikan politik di sekolah-sekolahnya.  Para siswa dan mahasiswa Baperki didorong untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan politik  nasional untuk mempercepat proses Nation-Building. Baperki tercatat dalam sejarah Indonesia sebagai organisasi massa Tionghoa yang paling berhasil dalam memobilisasi komunitas Tionghoa untuk menerima Indonesia sebagai tanah airnya.

 

Kegigihan Baperki dalam memperjuangkan proses Nation-Building ini menyebabkan Presiden Soekarno ber-ulang kali menyatakan bahwa Baperki adalah organisasi massa yang patut dijadikan teladan.

Jendral Suharto berhasil menghancurkan kekuasaan Sukarno pada 1966.  Setelah itu, PKI dan semua organisasi yang dianggap berhaluan kiri, termasuk Baperki, dibubarkan.

Walaupun banyak tokoh pemerintah Suharto mencanangkan slogan persatuan dan kesatuan bangsa, proses Nation-Building yang dengan gigih diperjuangkan oleh Baperki secara sistimatis dihentikan.  Bahkan perkataan Nation- Building lenyap dari perbendaharaan kata politik.

Prospek Masa Depan

Perkembangan politik belakangan ini cukup menyejukkan. Presiden Jokowi dan banyak tokoh pemerintahan menunjukkan bahwa konsepsi suku Tionghoa sudah diterima resmi opleh pemerintah.  

Perayaan tahun baru Imlek di kota-kota besar Indonesia berjalan lancar.  Rakyat Indonesia bisa menikmati pertunjukan Liang Liong dan Barongsai yang dilakukan secara besar-besaran. Yang mencolok, perayaan yang mengikut-sertakan partisipasi para suku non Tionghoa,  berlangsung tanpa kerusuhan.  

Ini menunjukkan bahwa Rakyat Indonesia memiliki toleransi terhadap adanya perbedaan dan menghargai adat istiadat serta kebiasaan yang dianut oleh para suku.

Apakah ini berarti proses Nation-Building sudah mencapai hasil yang diinginkan? Ternyata tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun