Mohon tunggu...
Michael Siahaan
Michael Siahaan Mohon Tunggu... Jurnalis - Berpikir, bekerja, bersahaja.

Apa guna membaca tanpa menulis?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepenggal Kisah Si Burung Bangkai

11 Februari 2016   21:16 Diperbarui: 1 April 2017   09:04 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Foto oleh Kevin Carter.

 

~Sebab dengan mati, aku dapat meraih mimpi-mimpi

 

 

Awan gelap menghembuskan nafas kelam, pada hari ini

Tak henti memanggil, menjilat-jilat jiwa-jiwa tanpa arah

Oh, dinginnya gemeretakkan tulang, menembus bawah sadar

Teriakan-teriakan meraung tanpa sumber, tanpa tubuh,

dan berjalan tanpa kaki

 

Ini aba-aba untuk sang burung bangkai, terbang mendekat

Menunggu hingga badan tergeletak, menggelepar, dan diam…

Aku lapar! Jerit dia sambil mengatupkan rahang kerasnya.

 

 

Biarkan mereka mati, biarkan mereka mati!

Sebab dengan mati, aku dapat meraih mimpi-mimpi

 

Peduli setan dengan mereka yang menangis, mereka yang meraung

Aku hanya peduli tentang aku, tentang keluargaku, tentang harapan-harapanku

Mereka berkata, selalu ada risiko, maka inilah dia.

Tuhan sudah mengatur semuanya, dan Dia menugaskanku hidup dari sisa-sisa kehidupan

Haha.. Lucu bukan!

Di tengah makhluk-makhluk munafik berharap umur panjang, aku tetaplah pencinta kematian

 

Aku mulai turun

Itu dia! Menggeliat-geliat di atas tanah, tercekik di antara hiruk pikuk malam

Tapi dia belum mati.. Dia belum mati… Sial!

Aku menunggu, bertengger di atas nyamannya dahan pohon cendana, menyaksikan dia tersiksa

Perlahan jari tangannya mulai berhenti bergetar, matanya berhenti berkedip

Kematian memberikan kecupan manisnya kepadaku

Akhirnya!                                                                                             

 

 

 

***0***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun