Penguatan Kapasitas dan Kreativitas, Solusi Tantangan Jaman.
Dari kedua kondisi tadi, perkembangan teknologi yang cukup pesat dan dalam rangka memanfaatkan bonus demografi Indoesia, penguatan kapasistas atau upgrade Sumber Daya Manusia (SDM) adalah sesuatu yang mutlak dilakukan. Oleh sebab itu, kegiatan-kegiatan Naposo Batak juga seyogianya harus diarahkan kepada penguatan penguatan kapasitas. Selain unsur pelestarian budaya tentunya. Karena hanya dengan demikian kita mampu manjawab tantangan zaman saat ini.
Kaitan dengan penguatan kapasistas tadi, misalnya, kalau kita perhatikan apakah Naposo-naposo Batak saat ini sudah mahir dalam hal penguasaan bahasa Inggris ? Atau apakah mengikuti perkembangan tentang ekonomi kreatif yang sedang digencar-gencarkan pemerintah, dimana ada banyak sekali peluang asalkan kita berusaha dan kreatif ?, atau, apakah Naposo Batak paham mengenai social entrepreneur ?, dan banyak lagi isu-isu kekinian yang perlu dengan cepat dipahami Naposo Batak, dan itu menjadi peluang yang menjanjikan masa depan yang cerah.
Beberapa program kerja yang dinilai pas dalam rangka penguatan kapasitas Naposo saat ini misalnya: kegiatan pelatihan bahasa asing. Seorang Naposo diharapkan minimal menguasai satu bahasa asing. Selanjutnya pelatihan entrepreneurship. Ditujukan dalam rangka merangsang dan menggali kreativitas dalam berbisnis. Selain itu, latihan kepemimpinan. Dengan harapan, Naposo Batak memiliki jiwa kepemimpinan (leadership)yang mumpuni.Â
Kemudian pelatihan Problem Solving & Decision Making. Lewat pelatihan seperti ini, Naposo Batak dapat berpikir logis dan sistematis, dan dengan begitu dapat menyelesaikan berbagai persoalan hidup tanpa harus menggalau berlama-lama. Satu lagi yang dianggap penting adalah, pelatihan analisis sosial. Dengan demikian, Naposo Batak dapat peka terhadap realita sosial yang ada disekitarnya. Lewat kepekaan, seorang Naposo Batak dapat berkontribusi positif bagi lingkungan sekitarnya.
Lewat penguasan teknologi dan pelatihan-pelatihan yang disebut diatas, Â seorang Naposo Batak diharapkan akan lebih berbobot. Dalam hal ikut dan aktif dipunguan Naposo misalnya, tentu harus berbeda seorang Naposo yang ikut dan aktif di punguan dengan yang tidak bergabung di punguan. Sebab, dengan demikian organisasi (punguan) tersebut betul-betul bermanfaat. Sehingga harus jelas berbeda, seorang yang bergabung dengan punguan, dengan seorang yang memilih tidak bergabung. Sebab, ada proses pengembangan diri saat seseorang berorganisasi.
Sebetulnya, anak anak Muda Indonesia juga sudah banyak yang hebat-hebat dan telah menginspirasi banyak orang, bahkan sampai menyita perhatian tokoh Dunia. Dissa Syakina Ahdanisa (27) misalnya, mampu menginspirasi Presiden Barack Obama lewat karyannya. "And, I'm inspired by what Dissa's doing," kata mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam pertemuan pemuda Asean di Laos. Dissa memang sangat kreatif dan mempunyai kepedulian sosial yang tinggi.Dissa sudah aktif dalam lembaga sosial masyarakat sejak menjadi mahasiswi di Jepang dan Australia. Beberapa kali Dissa menjadi relawan pengajar bahasa inggris untuk anak-anak yang tidak mampu diberbagai belahan dunia. Salah satunya Nikaragua dan Amerika Latin pada tahun 2013.
Di Nikaragua, Dissa menemukan sebuah kafe bernama De Las Sonrisas yang artinya kedai penuh senyuman. Kafe ini sangat berbeda karena semua pekerjannya adalah tunarungu. Hati Dissa tersentuh dan merasa bahwa ide ini harus diaplikasikan di Indonesia. Selain terinspirasi dari kafe De Las Sonrisas, sosok ibu juga banyak berperan dalam misi sosial Dissa. Ibunya adalah pemilik sebuah Yayasan yang khusus untuk anak-anak yatim dan dhuafa. Berbagai inspirasi ini menguatkan Dissa untuk membangun Finger Talk, sebuah kedai dengan pekerja tuna rungu dikawasan pamulang, Banten. Meski memiliki pekerjaan tetap disebuah firma keuangan global, Dissa tetap dengan tekun membesarkan Finger Talk sejak Mei 2015. Sangat keren.
Ada juga Vania Santoso (25), yang mampu menciptakan Fesyen keren dari Sak Semen. Saat ini Vania menjadi CEO Heystartic, bekerja di salah satu BUMN dan juga sekaligus sebagai Duta Lingkungan Asia Pasifik PBB. Ada lagi Egar Putra Bahtera (26) yang sukses memiliki produk sepatu sendiri. Nama produk sepatunya Chevalieryang dalam bahasa prancis artinya kesatria. Kesukseskan Egar berawal dari hobinya hunting sepatu bersama teman temannya. Hobbynya ditekunin, kerja keras dan kemudian berbuah kesuksesan. Ada lagi Tirta Mandira Hudhi (26) seorang dokter muda yang juga pebisnis sukses. Tirta sukses dari bisnis cuci dan reparasi sepatu yang dinamainnya Shoes & Care. Berkat kesuksesannya dalam berbisnis, Tirtapun memustuskan untuk tidak mengambil keuntungan dari profesi dokter yang akan dia jalani. Dan masih banyak lagi kisah anak anak muda sukses Indonesia yang bisa menjadi Inspirasi.
Naposo Batak juga harus bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang, paling tidak untuk pemuda pemuda Indonesia yang lainnya. Naposo Batak sebetulnya sudah mempunyai modal yang sudah turun temurun. Yaitu mempunyai mental pejuang. Terbukti dari kemampuannya untuk bertahan hidup dan keberaniannya untuk merantau 'ke negeri' orang. Semoga Naposo Batak mampu menjawab tantangan jaman, menjadikan semua wadah sebagai tempat pengembangan diri, termasuk punguan naposo. Sehingga tidak sekedar sebagai tempat berkumpul, tidak sekedar rutinitas.
Natanael Siagian (28).Anggota Punguan Naposo Siagian Jabodetabek dan di Punguan Naposo Simanjuntak Jakarta Raya (Bere), Mantan Ketua Pemuda Gereja GPdI Batam 2009-2010, Mantan Menteri Hukum dan HAM Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Batam (Uniba) 2010 -2011, Â Mantan Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Batam 2011-2013, Mantan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Propinsi Kepulauan Riau 2013-2016, Mantan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Propinsi Kepulauan Riau 2013-2017. HP : 0811 9009 019