sehelai benang angin pagi bersemayam
menebar senyum sapa nan indah tertanam
sebuah jalan menatih baca lisan-lisan kehidupan
walau terkadang tebing - tebing itu menjerumuskan
.
hati tetaplah hati
menggarisi kodrat sebagai insan
mendayuh kibar kobarkan kehidupan
tanpa kenal lelah akan waktu terpahati
.
itulah hidup
menyisihkan sisa - sisa nafas
membelah benak jengkalan kais
menjadikan api ia embun menelungkup
.
.
.
Banda Aceh, 08 Februari 2011
Rusdiansyah Hutagalung "Si Sajak Dungu"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!