Mohon tunggu...
Steffi
Steffi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Murid SMP

Saya seorang murid SMP yang ingin mengikuti tantangan guru saya untuk menulis selama sebulan. Hobi saya gambar, menari, membaca, dll.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Hati Berdarah-darah [Part 2]

25 Oktober 2024   20:31 Diperbarui: 25 Oktober 2024   20:31 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kejadiannya kurang lebih 30 menit yang lalu. Kita omongin di ruang tamu aja, ya Mil?" Tanya Owgen.

Milka mengangguk pelan dan melirik ke tubuh Ando sebentar sebelum bangkit berdiri. Caleb bertanya, "Wen, itu gamau dibersihin dulu?"

Owgen menjawab, "Oh, yauda.. Kita bakal bersihin semuanya dulu ya, kalian bertiga duluan aja ke ruang tamu." 

"Oke.." Setelah itu, Ruth dan Sherly membantu Milka untuk berjalan ke ruang tamu dan sisanya pun mengurus Ando..

"Yang kuat ya Mil.." Kata Ruth yang duduk di samping Milka sembari mengelus pundaknya pelan. Sherly datang dengan membawa segelas teh hangat, "Iyaa Mil, semoga pelakunya cepet ketahuan deh"

Milka mengangguk dan tersenyum tipis, "Iyaa, makasih ya kalian berdua.."

Sekitar 1 jam kemudian...

"Oii Sher, itu si Milka udah tenang?" Bisik Dino pelan.

Sherly mengangguk dan mengacungkan jempol. Melihat hal itu, Dino dan kawan-kawan datang ke ruang tamu dan duduk di sofa.

"Oke. Udah kumpul semua ya? Kita mesti dengerin cerita versi tiap orang nih.." Ucap Owgen memulai diskusi. "Dari gw ya? Gw tadi bangun tidur kan.. Trus gw bangunin Esai dan kita mandi dulu. Habis mandi, baru kita ke ruang tamu dan breakfast disitu. Tapi tiba-tiba, si Milka teriak jadi ya kita lari ke kamar 2.."

Siswa-siswi yang lain tampak mendengarkan dengan hati-hati dan Esai menambahkan, "Iyaa, dan pas kita ke ruang tamu yang ada di dapur tuh kalo ga salah Milka, Sherly, Ruth yang masak.. Trus di ruang tamu ada Caleb sama Dino. Tadinya kita mau bangunin Bray sih, cumen...". Esai melirik ke samping dan tidak menemukan Bray diantara para siswa-siswi, "Eh? Si Bray kok gaada?"

"Eh? Iya juga. Kok dia ga bareng kalian?" Tanya Ruth kepada para siswa.

Dino membalas, "Eh daritadi perasaan dia ga bareng kita deh.."

"Apa jangan-jangan dia pelakunya?" Ucap Caleb.

Owgen mengerutkan dahi, "Haah? Tapi, apa motifnya?" 

"Apa karena acara nginep ini? Kan dia sempet bertengkar ama Ando pas di bus kemaren.." Kata Dino yang membuat semua siswa-siswi mengingat kejadian kemarin.

"Memang sih.. Tapi.." Komentar Sherly.

"T, terus kita harus gimana? Gw gamau jadi korban yang berikutnya. Mana gw sekamar lagi" Kata Esai dengan terbata-bata.

"Korban apa?". Tiba-tiba Bray muncul di samping Esai dan merangkulnya.

Esai membeku, "Eh.. Uh, engga itu.. Kor, korban bercandaan.. Ya kan gaes..?"

Tiba-tiba suasana jadi hening dan semua terlihat tegang.

"Oh.. Jadi soal pelakunya gimana?" Bray menatap wajah Esai yang pucat pasi.

Owgen menelan ludah, "Soal itu kita belum tau pasti.. Tapi kayaknya gw sama Esai bakal pindah ke kamar 2 buat jaga-jaga kalo ada kejadian lagi. Gapapa kan?"

"Ooh. Yauda, gw keluar dulu ya." Ucapnya sambil menepuk bahu Esai sebelum beranjak keluar dari villa.

"Jangan pergi jauh-jauh lhoo, Bray.. Entar ilang." Sherly mengingatkan.

Setelah Bray keluar dari villa dan menutup pintu villa, Esai menghela napas berat. "Yaampun, apalah dia.. Tiba-tiba ngerangkul gitu, serem bet (banget)." 

"Jujur aja, harusnya biarin aja dia tersesat di hutan.. Daripada kita ketakutan gini" Timpal Caleb.

"Tapi emang udah fiks nih dia pelakunya?" Owgen belum merasa yakin dengan Bray sebagai tersangka utama.

Dino menjawab, "Ya, siapa lagi emang yang punya alesan buat ngelakuin itu?"

"Iya sih.."

Esai menepuk punggung Owgen, "Udah yuk Wen kita pindahin barang-barang kita."

 * * *

Waktu makan malam telah tiba.. Para siswi tengah menyiapkan hidangan untuk makan malam mereka. 

"Gaess, yuk kumpul! Dinner is ready.." Teriak Ruth.

"Hah makan? Udah jam berapa emang?" Tanya Caleb yang sedang bermain game online bersama Dino.

Ruth melihat jam, "Jam 7, eh udah mau jam 8 deh"

Dino mematikan ponselnya dan mengajak Caleb untuk makan dulu. Di meja makan, sudah ada Ruth, Sherly, Milka, Owgen, dan Esai yang menunggu mereka. 

"Widii, makan sop ya?" Tanya Caleb yang terlihat tidak sabar untuk menyantap makanan di meja makan. Dino melihat sekeliling, "Eh si Bray belom balik?" 

"Belum sih, kenapa? Kangen kah? Aw" Canda Sherly.

"Ih mana ada!" 

Semua murid tertawa geli berkat candaan Sherly yang menghidupkan suasana.

Saat semua sedang menikmati sup hangat ala neneknya Ruth, Bray seketika kembali ke villa. "Oh udah makan malem? Makan apa?"

"Makan sup buatan Ruth" Jawab Dino.

"Oh. Oke." Balasnya sambil duduk di kursi paling pinggir.

Milka tiba-tiba berdiri, "Maaf, aku udah kenyang. Duluan ya.."

"Eh? Sopnya masih ada banyak loh Mil.." Kata Sherly yang terlihat khawatir.

"Engga, aku udahan aja." Ucap Milka sebelum bergegas ke kamar 1. Sherly melirik ke arah Bray yang sedang mengunyah makanannya dengan santai lalu menghela napas. 

"Gw juga udahan deh.. Kenyang, sorii ya". Ucap Esai yang kemudian diikuti oleh Caleb, "Iya nih, gw juga.. Yuk Es, kita ke kamar dulu aja."

Melihat mereka berdua kabur begitu, Sherly menggelengkan kepala. 

Toh kita lagi rame-rame, mana berani dia ngelakuin yang aneh-aneh

"Gua udah ya. Duluan." Kata Bray singkat. Setelah itu dia pergi ke kamar 3 dengan santai.

"Um.. Kita juga sebaiknya ke kamar deh.." Kata Ruth.

Dino dan Owgen mengangguk. Mereka mematikan lampu ruang tamu dan dapur, lalu menuju ke kamar masing-masing.

Kamar 1 berisi Ruth, Sherly, dan Milka. Kamar 2 diisi oleh Caleb, Dino, Esai, dan Owgen. Sedangkan kamar 3 hanya berisi Bray seorang.

"Semoga ga terjadi apa-apa di kamar 2 deh.." Kata Sherly yang sedang tiduran sambil menatap langit-langit.

"Ih, jangan gitu dong Sher" Kata Milka.

Ruth tertawa kecil, "Yaa, namanya juga berharap Mil.. Tenang aja, kan mereka rame-rame.. Jadi harusnya aman"

"Iya, btw besok plis jangan pergi-pergi sendiri. Kalo mau apa-apa kita bertiga aja biar aman." Ucap Milka.

"Yaya, santai aja Mil" 

Di kamar 2, para siswa tengah bersiap-siap tidur. "Duh semoga gaada kejadian lagi deh" Kata Caleb.

"Iya nih, kita jangan sampe kebablasan aja sih" Komentar Dino yang tidur di sampingnya.

Owgen menutup matanya, "Yah, pokoknya kita mesti bareng terus deh.. Lebih aman gitu harusnya".

"Ya selama kejadian ini ga direncanain sama dua orang kita aman sih.." Kata Esai.

Dino berkata, "Dih, kok mikirnya gitu sih bro?"

Caleb juga menambahkan, "Tau, emang ini among us? Bisa double kill gitu"

"Hehe" Kata Esai sambil menggaruk kepalanya.

Lampu di kamar 1, 2, maupun 3 pun redup dan bulan purnama bersinar terang di langit yang gelap gulita. Apakah yang akan terjadi esok?

Bersambung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun