Mohon tunggu...
Steffi
Steffi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Murid SMP

Saya seorang murid SMP yang ingin mengikuti tantangan guru saya untuk menulis selama sebulan. Hobi saya gambar, menari, membaca, dll.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Hati Berdarah-darah [Part 1]

24 Oktober 2024   16:07 Diperbarui: 24 Oktober 2024   16:13 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: IDNTimes.com

Hari libur telah tiba, siswa-siswi kelas XI memutuskan untuk pergi menginap ke sebuah villa di dalam hutan selama 3 hari bersama.

"Okee, semua udah siap yaa.. kita berangkat!!" Sahut Ando sang ketua kelas yang diikuti oleh sorak sorai siswa-siswi lainnya sementara bus berwarna biru tua itu mulai menancap gas..

Seorang siswa yang duduk di belakang berdecak, "Ah, ribet banget. Make acara nginep-nginep segala. Mana 3 hari di hutan." Celetuk Bray.

Tiba-tiba suasana berubah hening. "Apa sih. Ini kan perayaan kelulusan kita, Bray.. Kok betmut (badmood) gitu si?" Tegur Ando dengan tegas.

Pacar Ando---Milka---menambahkan, "Iya Bray, kan ini buat have fun aja.. Kenapa harus marah-marah, sih? Kesian tuh panitia yang uda capek-capek ngurus acara."

"Rill, minimal hargain kerja keras kita lah bro" Kata Caleb yang merupakan salah satu panitia acara. 

Bray melototi wajah mereka semua dengan kesal sementara bus menaiki bukit kecil dan makin lama makin menjauh...

 * * *

Malam pun tiba.. Cahaya matahari yang tadi bersinar terang mulai redup dan tenggelam dalam gelap... Di hutan yang penuh pepohonan, terlihat sebuah villa dengan cahaya yang dipancarkan melalui jendelanya.

"Makan malem kita apa nih?" Tanya Dino.

"Sesuai request, ofkors makan indomie" Milka yang bertugas sebagai koki menjawab.

Mendengar jawaban Milka, para murid mulai bersorak girang, "Indomie! Indomie! Horee!". Bahkan, beberapa sempat request rasa indomie. 

"Mil, gw mau indomie rendang ya.."

"Gw mau indomie goreng dong Mil, tambah cabe yang banyak sekalian"

Fuuh, banyak sekali pesanannya.. Tapi untungnya, Milka dibantu oleh beberapa siswi lainnya, jadi makan malam bisa siap lebih awal.

Saat para siswi memasak, para siswa berdiskusi mengenai kegiatan di esok hari.

"Kalian pada mo ngapain besok? Gw sih nyantai aja juga gapapa.." Kata Ando, memulai diskusi.

"Mo kemana coba, orang kita di hutan gini.. Udalah di villa aja". Mendengar ucapan Bray, beberapa siswa menatap satu sama lain dengan ekspresi rumit.

"Lo kek ada masalah pribadi sama acara ini aja.. Tuh, Owgen yang kutu buku aja ga masalah sama acara ini" Canda Ando.

"Oi, Din. Kalo lu mo ngapain besok?" Ando mengalihkan perhatiannya ke Dino yang tampak serius berpikir. 

"Eh? Oh, gua? Yah, paling nyantai sih.." Dino menjawab sambil menggaruk kepalanya.

"Hm.. Kalo gitu besok bebas aja ya? Jangan ada yang keluar jauh-jauh yee, entar kalo hilang susah nyarinya." Kata Ando.

Persis setelah Ando menyelesaikan kalimatnya, Milka dan siswi lainnya datang sambil berkata, "Indomie siaaaap"

"Yuk, semua makan sinii" Ajak seorang siswi yang berdiri di samping meja panjang yang dilengkapi sekitar 10 kursi.

"Yowes" Para siswa menurut dan menuju ke dining table.

Setelah semua duduk dan berkumpul, makan malam pun dimulai. Semua terlihat menikmati setiap untai dari indomienya masing-masing..

"Heheh, gimana?? Enak ga?" Milka memulai pembicaraan seraya membusungkan dada dengan bangga.

"Enaaak!"

"Mantapp!"

"Kureng pedes nih"

"Yoiii"

"Biasa aja"

Milka tertawa karena mendapat berbagai macam reaksi dari teman-temannya. "Udahh, yang penting semua makan yaa" Ucap Milka.

Setelah makan malam bersama selesai dan semua sudah dirapikan, para siswa-siswi memutuskan untuk beristirahat ke kamar masing-masing. Kamar 1 diisi oleh Milka, Ruth, dan Sherly. Kamar 2 berisikan oleh Caleb, Ando, juga Dino. Kamar 3 di book oleh Bray, Ogwen, serta Esai.

"Hoahhmm.. Capek banget, kalian udah pada mau tidur kah?" Tanya Milka yang sedang merenggangkan tubuhnya.

Ruth menjawab, "Iya nih, takut bangun kesiangan besok. Jadi mau tidur pagian aja"

Sherly menambahkan, "RILL". Milka pun tertawa dan berkata, "Kalau gitu, kita tidur aja semua ya.. good night all.." Lampu di kamar 1 pun padam..

"Besok bangun siang gapapa kan, Do?" Tanya Dino, meminta konfirmasi.

"Eh? Kalo bisa sih bangun pagi.. Bangunin gw ya kalo gw belum bangun.. Takut kebablasan" Kata Ando.

Caleb berkata, "Santai broo, ada gw."

"Wokee" Kata Ando dengan tenang.

"Maksudnya kalo lu kebablasan, ada gw yg siap menemani tidur" Lanjut Caleb.

"Yeuu, gimana sih" Kata Ando yang diikuti tawa Dino.

Suasana di kamar 1 maupun 2 terdengar ramai, akan tetapi di kamar 3 situasinya agak berbeda. Mungkin karena ocehan Bray soal acara menginap ini semua jadi agak awkward. Kamar 3 dipenuhi keheningan di tengah malam yang sunyi. Cahaya bulan sabit bersinar terang dan suara jangkrik mulai terdengar.. Semua jendela yang tadinya memancarkan cahaya mulai redup..

 * * *

Keesokan paginya, para siswi bangun terlebih dahulu karena mereka yang akan membuat breakfast. "Gaes, kemaren Ando request sandwich buat breakfast.. Pada setuju kah?" Tanya Milka yang sambil menyisir rambutnya. Sherly yang sedang memakai skin care memberi tanggapan, "Hmm bolehh" dan Ruth yang baru bangun dan masih duduk di ranjang juga berkata, "Aku ikut kalian aja sih.." 

"Hoaahhmmm.." Dino terbangun mendapati Caleb dan Ando masih tertidur lelap. 

Hmm biarin mereka tidur sebentar lagi kali ya

Sembari melakukan perenggangan, Dino keluar dari kamar dan melihat Sherly dan Ruth sedang membuat sandwich di dapur, "Oh? Hari ini breakfastnya sandwich ya?".

Tiba-tiba Milka keluar dari kamarnya, "Lho, udah bangun? Yap, hari ini sandwich. Eh btw, kamu ada sarung tangan ga Din? Minta dong." 

"Hmm bentar" Kata Dino yang kemudian berjalan ke kamar 2 untuk mengambil sarung tangan sementara Caleb yang baru bangun keluar dari kamar karena mencium aroma sosis.

Tak lama kemudian, Dino keluar dari kamar dan berjalan menuju counter dengan 3 buah sarung tangan, "Nih"

"Makasiii"

"Thanks"

"Sip, thank you Din"

"Eh itu lu bisa bangun pagi, Cal.." Kata Dino yang baru saja duduk di sofa, di samping Caleb.

"Yah, kebetulan aja sih"

"Pagi gaes.." Ujar Owgen yang jalan menuju ke ruang tamu bersama Esai.

"Bray belom bangun?"

"Belom"

"Ooh, Ando juga belum"

"Kita makan apa?" Tanya Esai.

"Makan sandwich, nihh.." Ucap Sherly sambil membawa 2 buah piring berisi sandwich yang ditumpuk. "Makannya rame-rame yak.. Sisain buat Ando sama Bray.. Oh? Baru juga dibilangin, udah bangun". Bray yang terlihat masih sangat ngantuk berjalan menuju ke ruang tamu. 

"Aku bangunin Ando dulu ya kalau gitu" Kata Milka yang bangkit berdiri. Saat para siswa dan siswi berbincang sambil menikmati sandwich, tiba-tiba ada suara jeritan terdengar-

KYAAA!!

Semua terkejut dan langsung berlari menuju ke arah datangnya suara.

"Kenapa? Ada apa?" Tanya Caleb yang sedikit panik.

Milka jatuh terduduk dengan ekspresi syok berat, "Ha.. A, Ando.. Itu...." Milka berbicara sambil terbata-bata dan menunjuk ke arah kamar 2. Dengan berani, Owgen mendorong pintu kamar 2 dan terbelalak. "A, Ando?!"

Sherly dan Ruth spontan menjerit begitu melihat tubuh Ando yang berdarah-darah sementara sebuah pisau tertancap di dadanya.

"Ti- tidak mungkin.. Si- siapa yang..?" kata Dino yang tertegun melihat tubuh Ando tergeletak.

Di tengah suasana tegang dan heboh, seseorang nampaknya mengembangkan sebuah seringai di wajahnya seraya membenarkan posisi kacamatanya--

Bersambung . . .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun