Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Prestasi atau Kemanusiaan, Manakah yang Benar-benar Menetukan Nilai Kita?

1 Oktober 2024   19:24 Diperbarui: 2 Oktober 2024   10:12 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ekspresi seseorang yang puas terhadap pencapaiannya| sumber gambar pixabay

Apa yang sebenarnya disampaikan oleh platform-platform media sosial kepada kita? Platform media sosial, seperti Facebook, Instagram, dan lainnya, bahkan platform pencari kerja seperti LinkedIn, misalnya, telah mengungkapkan banyak hal tentang prestasi, jabatan, latar belakang pendidikan, dan jumlah koneksi yang dimiliki seseorang.

Foto-foto dari tempat-tempat keren yang seseorang kunjungi sering kali menjadi sorotan---terkadang individu tersebut terlihat berada di latar depan secara tidak proporsional. Ini mungkin mencerminkan tingkat narsisme seseorang, namun lebih dari itu, hal-hal tersebut hanya memberikan sedikit gambaran tentang siapa sebenarnya orang yang kita hadapi.

Kita, sebagai masyarakat, terobsesi dengan status, prestasi, dan pekerjaan---bukan dengan siapa mereka sebagai manusia atau karakter mereka. Hal ini mencerminkan nilai-nilai yang kita anut.

Keterikatan kita pada pencapaian menimbulkan pertanyaan penting: Apakah kita sudah berhenti mengenali nilai bawaan seseorang dan hanya memandang diri kita sebagai produk dari pencapaian?

Jika ya, bagaimana dampaknya terhadap perilaku dan kehidupan kita?

Sebagai manusia, nilai kita bukan hanya tentang apa yang kita capai, tetapi sifat kemanusiaan bawaan kita yang menjadikan kita berharga.

Sayangnya, masyarakat sering kali melakukan dehumanisasi terhadap mereka yang tidak memenuhi standar pencapaian, melabeli mereka sebagai "pecundang" atau "kaum gagal."

Nilai kemanusiaan seseorang seolah-olah tidak lagi didasarkan pada kemanusiaan itu sendiri, melainkan pada seberapa baik seseorang memenuhi ekspektasi masyarakat.

Menjadi manusia saja tampaknya tidak lagi cukup. Kita harus mencapai sesuatu, menyesuaikan diri, dan menunjukkan kepada orang lain bahwa kita telah melakukannya.

Pada akhirnya, kita mulai memandang satu sama lain bukan sebagai manusia, melainkan sebagai "produk dari perbuatan manusia." Nilai kita tidak lagi bersandar pada keberadaan kita sebagai manusia, tetapi pada apa yang kita capai atau seberapa baik kita menyesuaikan diri dengan ekspektasi lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun