Keinginan dan tindakan untuk mengejar apa yang kita inginkan dengan gigih sering kali membawa kita pada kesadaran bahwa sebagian besar perasaan dan pencapaian terbaik dalam hidup menunggu di akhir ujian atau tantangan besar. Terkadang, ujian dan tantangan tersebut tidak selalu tentang belajar, mengatasi, atau bertahan, tetapi juga tentang melepaskan apa yang baik dan apa yang tidak baik bagi kehidupan kita.
Hidup adalah tentang penderitaan---penderitaan yang datang karena kehidupan menuntut kita untuk terus berjuang agar tetap bertahan dan berkembang di dalamnya. Setiap hari dalam hidup kita dipenuhi oleh banyak pertempuran untuk bertahan hidup. Setiap pertempuran ini menentukan siapa yang cukup kuat untuk bertahan dan pada akhirnya pantas untuk berhasil---meski hanya pertempuran kecil, seperti melawan kesepian kita sendiri.
Tidak ada tempat untuk kelemahan di alam semesta yang terus berkembang. Mereka yang lemah akan tertinggal, tertindas di bawah tekanan, atau diabaikan hingga menjadi tidak relevan. Kita harus memahami bahwa kelemahan bukanlah bakat atau anugerah. Kita tidak dilahirkan atau diciptakan untuk menjadi lemah; kelemahan adalah sesuatu yang diajarkan kepada kita. Namun, kita semua memiliki kemampuan untuk melupakan apa yang telah diajarkan dan memilih jalan yang lebih kuat.
Kelemahan adalah sebuah pilihan---pilihan untuk menyerah dalam upaya melawan semua elemen yang mencoba menguasai kita. Saat menghadapi masa-masa sulit, kita cenderung berdoa atau memohon agar hidup menjadi lebih mudah atau agar diberi ruang bernapas tanpa khawatir tentang apa pun. Namun, penting untuk diingat bahwa kekuatan sejati datang dari menghadapi tantangan, bukan menghindarinya.
Inilah hal yang harus kita ingat dengan baik: hidup tidak menunggu siapa pun dan tidak akan mengasihani siapa pun. Manfaatkan hidup kita semaksimal mungkin atau jalani hidup sebaik-baiknya. Kita harus siap dan bersedia memperjuangkan hidup di setiap langkah, karena itulah satu-satunya pilihan yang kita miliki jika ingin tetap hidup dan pada akhirnya benar-benar menjalani hidup.
Apakah seseorang yang menjalani hari-harinya seolah-olah itu adalah hari terakhirnya bisa mendapatkan hasil maksimal dengan bermalas-malasan, mengasihani diri sendiri, dan tidak melakukan apa pun? Tentu tidak. Kita harus mengejar apa yang kita inginkan, sebanyak atau bahkan lebih dari yang kita sanggupi. Itulah yang disebut kekuatan. Itulah cara kita seharusnya menjalani hidup.
Ada kalanya segalanya berjalan dengan baik, dan saat itulah kita harus menghargai dan memanjakan diri sebanyak mungkin. Namun, seperti halnya semua hal, momen-momen tersebut tidak akan bertahan lama, terlepas dari seberapa baik keadaan berjalan. Jika kita menginginkan sesuatu yang baru dari hidup kita, sesuatu yang berbeda dari orang lain, atau jika keadaan alam merenggut kehidupan dari kita, semua itu pada akhirnya akan berakhir.
Kita harus selalu waspada, atau setidaknya sadar, bahwa momen indah ini akan berlalu, dan pertarungan akan dimulai lagi. Kehidupan ini hanya akan berakhir ketika kita tak lagi berada di bumi.
Jadi, satu hal yang membedakan antara seseorang yang menyerah dan seseorang yang mampu bangkit menghadapi kesulitan adalah kekuatan tekadnya dan keinginannya untuk meraih puncak keberhasilan.
---
Shyants Eleftheria, Osce te Ipsum