Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Membaca, Aktivitas Vital bagi Otak

2 Agustus 2023   15:09 Diperbarui: 2 Agustus 2023   19:24 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membaca buku (DragonImages) 

Buku-buku telah ditulis selama berabad-abad tahun yang lalu. Sekarang, banyak orang menulis buku dan buku akan ditulis untuk waktu yang lama. Pertanyaannya, kapan terakhir kali kita membaca buku?

Meskipun membaca adalah kegiatan yang tak ternilai harganya, kebiasaan membaca buku telah menurun. Kebanyakan orang mengaku tidak memiliki waktu untuk membaca, padahal rata-rata orang menonton televisi lebih dari dua jam sehari.

Membaca adalah latihan untuk pikiran kita yang sama pentingnya dengan latihan fisik. Maka kegiatan membaca seharusnya tidak boleh kita hentikan karena mempunyai alasan yang cukup kuat sebagai aktivitas vital bagi otak. 

Nah, mengapa kegiatan membaca bisa memengaruhi aktivitas otak kita?

Ilustrasi seseorang yang membaca buku| sumber gambar pixabay.com
Ilustrasi seseorang yang membaca buku| sumber gambar pixabay.com

Membaca melatih otak berkonsentrasi

Salah satu manfaat utama dari menyerap informasi baru adalah dapat merangsang otak kita dengan cara yang sama seperti push-up dan angkat berat. 

Saat membaca, kita memulai proses yang disebut neurogenesis yang berarti penciptaan neuron di dalam otak. Membaca juga membantu kita berkonsentrasi lebih baik karena perhatian kita diambil oleh informasi baru yang mencegah kita memikirkan hal-hal lain.

Membaca dapat mempertahankan fungsi kognitif 

Ketika kita khawatir kehilangan kemampuan penalaran di kemudian hari, membaca dapat membantu kita mencegah hal itu.

Para ilmuwan telah menemukan bahwa orang yang sering membaca selama masa mudanya memiliki risiko penurunan kognitif yang lebih rendah daripada mereka yang tidak membaca selama lima tahun. 

Kognisi mencakup seluruh ruang lingkup kegiatan yang berkaitan dengan menyerap informasi dengan memikirkannya dan membuat penilaian terbaik tentang apa yang telah kita terima.

Studi yang dilakukan pada sekelompok orang berusia 65 tahun di China mengungkapkan bahwa tugas yang menarik dan menuntut mental seperti membaca sangat berkaitan dengan penurunan risiko demensia. 

Studi lain yang dilakukan selama 14 tahun menunjukkan bahwa individu yang membaca, setidaknya sekali setiap minggu, memiliki potensi lebih rendah menghadapi penurunan kognitif. 

Konsensus di antara para ilmuwan saat ini adalah ketika membolak-balik halaman secara konsisten, kita memberi diri kesempatan yang lebih baik untuk tetap aktif secara mental seiring bertambahnya usia.

Membaca meningkatkan memori 

Masalah lain yang terjadi seiring bertambahnya usia adalah kita mungkin tidak mengingat hal-hal sebaik dulu. Nah, dengan membaca materi baru, itu akan membantu kita menjaga kecerdasan dan ingatan kita.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di "Neurologi" pada tahun 2014, para ilmuwan menemukan bahwa orang yang banyak membaca selama hidupnya lebih terlindungi dari efek Alzheimer dan Demensia. 

Penelitian tersebut melibatkan pembelajaran kebiasaan membaca dari sekelompok orang berusia 80-an untuk melihat hasil apa yang akan mereka dapatkan di tahun-tahun terakhir hidup mereka.

Ketika orang-orang ini meninggal pada usia rata-rata 89 tahun, otopsi dilakukan dan otak mereka diperiksa. 

Para ilmuwan menemukan bahwa mereka yang telah tercatat sebagai pembaca setia kurang rentan terhadap efek kognitif dari penyakit yang berkaitan dengan usia. Dengan menantang pikiran mereka melalui kontak yang konsisten dengan informasi tertulis, mereka memperlambat laju penurunan ingatan secara normal.

Membaca dapat mengurangi stres

Selain manfaat intelektual normal, membaca juga merupakan teknik untuk menjaga kesehatan emosional kita.

Sebuah penelitian terhadap mahasiswa usia kuliah pada tahun 2009 membandingkan efek membaca humor dan sesi yoga dalam mengurangi stres. 

Peneliti menemukan bahwa membaca meski hanya 30 menit sehari ternyata mengurangi gejala fisik stres, seperti detak jantung dan tekanan darah. Saat membaca konten yang tidak memancing emosi yang kuat, kita akan merasa lebih rileks dan berada di bawah tekanan yang lebih rendah.

Membaca memperkuat hubungan sosial

Membaca membantu kita menafsirkan emosi diri serta emosi orang-orang di sekitar kita. Ketika membaca novel dan mengalami emosi karakternya, kita menjadi lebih berpengetahuan tentang berbagai perasaan dan perbedaan cara orang berpikir sehingga dapat berempati dengan mereka.

Singkatnya, membaca merangsang apa yang disebut korteks somatosensory---bagian otak yang bereaksi terhadap sensasi seperti gerakan dan rasa sakit. 

Bersentuhan dengan emosi orang lain, baik imajiner maupun non-imajiner, dapat menempatkan kita pada posisi mereka dan meningkatkan hubungan sosial kita.

Membaca meningkatkan eksposur

Membaca dapat membawa kita ke bagian dunia yang mungkin tidak dapat kita kunjungi seumur hidup. Membaca karya dari berbagai genre memaparkan kita pada jenis informasi baru termasuk budaya asing, agama, politik, dan hampir semua hal yang dapat didokumentasikan dalam sebuah buku. Kita menjadi lebih terinformasi dan tidak mudah dipengaruhi oleh informasi yang salah.

Dengan demikian, membaca dapat meningkatkan reputasi profesional kita. Orang lain akan melihat kita lebih menarik untuk diajak berbicara yang menyebabkan kita dapat memiliki peluang untuk bergerak lebih cepat dalam pengembangan karier kita.

Membaca dapat memperluas kosakata

Membenamkan diri dalam bacaan akan membantu kita memperkuat kosa kata. Kita mempelajari kata-kata dan gaya komunikasi baru yang mengubah kita menjadi orang yang lebih berpendidikan dalam jangka panjang.

Saat membaca, kita dapat mengekspresikan pikiran dengan lebih baik yang terhubung dengan audiens, baik situasi formal maupun informal. Tambahan manfaat lainnya adalah kita mampu menguasai komunikasi sehingga bisa tampil lebih baik dalam ujian dan wawancara kerja.

Membaca mengurangi tanda-tanda depresi

Salah satu gejala depresi adalah kecenderungan untuk memutuskan hubungan dengan orang lain dan mengasingkan diri dari hal-hal yang pernah menarik minat kita. Membaca mungkin membantu mengatasi perasaan kesepian dalam artian memberi kita jendela ke dalam pikiran orang lain.

Dari buku yang kita baca, kita mungkin menemukan karakter yang beresonansi lebih baik dengan apa yang kita  rasakan pada saat itu. Hal tersebut membantu kita memvalidasi emosi. Dokter bahkan mungkin merekomendasikan buku-buku tertentu untuk membantu pasien pulih dari depresi.

Membaca lebih baik daripada menonton televisi

Berbeda dengan aktivitas menonton televisi berjam-jam yang tidak produktif, membaca membantu mempertajam otak kita.

Sebuah penelitian terhadap 2.662 orang dewasa berusia 50 tahun ke atas menunjukkan bahwa orang yang menonton televisi lebih dari tiga setengah jam setiap minggu selama enam tahun mencatat penurunan memori verbal delapan sampai sepuluh persen. 

Bagi mereka yang menonton kurang dari tiga hingga lima jam selama periode yang sama, hasilnya adalah penurunan empat hingga lima persen. Para ilmuwan mengatakan bahwa kepasifan menonton televisi karena kurangnya keterlibatan saraf dibandingkan dengan membaca.

Membaca memperpanjang usia

Sebuah studi selama 12 tahun yang melibatkan sekitar 4000 orang dewasa menemukan bahwa orang yang membaca mampu hidup dua tahun lebih lama daripada mereka yang tidak membaca. 

Para peneliti juga menemukan bahwa membaca selama sekitar tiga setengah jam setiap minggu meningkatkan peluang untuk hidup lebih lama hingga lebih dari 20 persen. Jadi, jika kita masih kesulitan menemukan motivasi untuk membaca buku-buku, alasan ini mungkin bisa mendorong kita untuk lebih ingin membaca.

Membaca merupakan kebiasaan sehat bagi anak-anak

Bukan hanya orang dewasa yang mendapat manfaat dari kebiasaan membaca yang baik, tetapi juga pada anak-anak. Jika orang tua membacakan secara teratur kepada anak-anak sebelum tidur, anak-anak akan menyukai buku untuk waktu yang lama setelah mereka berhenti melakukannya. Ini juga adalah cara untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan nilai yang lebih baik di sekolah dan mengomunikasikan emosi mereka dengan lebih baik.

Nah, setelah menganalisis dampak membaca pada kesehatan otak, apakah kita tertarik untuk membaca? Selanjutnya, tantangan apa yang kita hadapi dalam mengembangkan atau mempertahankan kebiasaan membaca kita?

---

Shyants Eleftheria, Life is a journey

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun