Membaca membantu kita menafsirkan emosi diri serta emosi orang-orang di sekitar kita. Ketika membaca novel dan mengalami emosi karakternya, kita menjadi lebih berpengetahuan tentang berbagai perasaan dan perbedaan cara orang berpikir sehingga dapat berempati dengan mereka.
Singkatnya, membaca merangsang apa yang disebut korteks somatosensory---bagian otak yang bereaksi terhadap sensasi seperti gerakan dan rasa sakit.Â
Bersentuhan dengan emosi orang lain, baik imajiner maupun non-imajiner, dapat menempatkan kita pada posisi mereka dan meningkatkan hubungan sosial kita.
Membaca meningkatkan eksposur
Membaca dapat membawa kita ke bagian dunia yang mungkin tidak dapat kita kunjungi seumur hidup. Membaca karya dari berbagai genre memaparkan kita pada jenis informasi baru termasuk budaya asing, agama, politik, dan hampir semua hal yang dapat didokumentasikan dalam sebuah buku. Kita menjadi lebih terinformasi dan tidak mudah dipengaruhi oleh informasi yang salah.
Dengan demikian, membaca dapat meningkatkan reputasi profesional kita. Orang lain akan melihat kita lebih menarik untuk diajak berbicara yang menyebabkan kita dapat memiliki peluang untuk bergerak lebih cepat dalam pengembangan karier kita.
Membaca dapat memperluas kosakata
Membenamkan diri dalam bacaan akan membantu kita memperkuat kosa kata. Kita mempelajari kata-kata dan gaya komunikasi baru yang mengubah kita menjadi orang yang lebih berpendidikan dalam jangka panjang.
Saat membaca, kita dapat mengekspresikan pikiran dengan lebih baik yang terhubung dengan audiens, baik situasi formal maupun informal. Tambahan manfaat lainnya adalah kita mampu menguasai komunikasi sehingga bisa tampil lebih baik dalam ujian dan wawancara kerja.
Membaca mengurangi tanda-tanda depresi
Salah satu gejala depresi adalah kecenderungan untuk memutuskan hubungan dengan orang lain dan mengasingkan diri dari hal-hal yang pernah menarik minat kita. Membaca mungkin membantu mengatasi perasaan kesepian dalam artian memberi kita jendela ke dalam pikiran orang lain.
Dari buku yang kita baca, kita mungkin menemukan karakter yang beresonansi lebih baik dengan apa yang kita  rasakan pada saat itu. Hal tersebut membantu kita memvalidasi emosi. Dokter bahkan mungkin merekomendasikan buku-buku tertentu untuk membantu pasien pulih dari depresi.
Membaca lebih baik daripada menonton televisi
Berbeda dengan aktivitas menonton televisi berjam-jam yang tidak produktif, membaca membantu mempertajam otak kita.
Sebuah penelitian terhadap 2.662 orang dewasa berusia 50 tahun ke atas menunjukkan bahwa orang yang menonton televisi lebih dari tiga setengah jam setiap minggu selama enam tahun mencatat penurunan memori verbal delapan sampai sepuluh persen.Â