Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Aku Memilih Hidup Menepi

21 Januari 2023   13:49 Diperbarui: 27 Januari 2023   18:56 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumah di lembah pegunungan|by pixabay

Prayaga tidak banyak bicara lagi, itu bagus. Aku tidak ingin banyaknya perdebatan konyol yang sia-sia dalam pertemuan kami yang terakhir, mungkin. Matanya berkaca-kaca dan itu kuanggap sebagai pelepasan rasanya yang mungkin selama ini juga terkekang. Aku tidak mau dia berdiri sebagai laki-laki yang menanggung rasa bersalah. Maka kuikhlaskan dia pergi, menemui seseorang yang kupastikan telah lama juga menunggunya di luar sana. Dia lalu memelukku, menciumku, dan itu semua kuanggap sebagai bentuk perhatiannya sebagai seorang humanis, tidak lebih. Biarkan kenangan manis tetap menjadi kenangan manis dalam album hidupku.

Air mataku tumpah. Namun aku yakinkan itu bukan untuk kesedihan, melainkan karena akhirnya aku mampu belajar untuk melepaskan, menerima, dan memahami siklus gerakan maju dan mundur yang perlahan membawaku ke tempat yang baik di lembah ini. Setelah berminggu-minggu, rongga dadaku seperti mengalami perluasan sehingga aku bisa menghirup udara segar pagi hari sebanyak-banyaknya.

Alena meneleponku, lagi dan lagi.

"Suzan, aku ingin mengenalkan kekasihku kepadamu."

"Hai, Alena. Apakah itu karena hasil dari operasimu?"

Suara tawa Alena terdengar di telingaku. Sudah lama aku tidak mendengar gelaknya. Kurasa, dia benar-benar dalam kebahagiaan yang membuncah dalam kemenangan setelah sekian lama terpuruk dalam kekalahan.

 "Benarkah kamu baik-baik saja, Suzan?"

"Ya, aku baik-baik saja."

"Jika ini sesuatu yang sangat menyakitkanmu, katakan saja."

"Dengar, Alena. Kita sudah membicarakan perihal ini, berkali-kali, berkali-kali. Kamu tidak perlu meragukan itikad baikku. Justru dengan akhir seperti ini, aku benar-benar merasa tidak terusik lagi."

"Suzan ...."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun