Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Membeli Kebahagiaan

2 Januari 2023   21:08 Diperbarui: 6 Januari 2023   11:24 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku ingin memecahkannya karena membutuhkan pelepasan marah dan kesal. Aku lantas mengangkat lenganku ke atas kepala dan menurunkannya dengan satu gerakan cepat, menghancurkan botol ke atas beton di bawah kakiku. Udara gelap dan dingin yang menyertai hujan menyebar seperti gelombang kejut, seperti bom yang meledak dan aku berada di pusat gempa. Cahaya kuning yang hangat dari dalam botol menyebar dengan cepat melintasi tanah dan naik ke langit. Seolah olah aku sedang menyaksikan permulaaan alam semesta diciptakan, seperti Tuhan menjentikkan "jari"-Nya dan berkata "Jadilah terang".

Aku tidak bisa lagi melihat jalan atau hujan, atau sesuatu di hadapanku. Tubuhku terasa seperti terbang yang melaju lebih cepat dari kecepatan cahaya. Rasanya seperti duduk di depan perapian di malam musim dingin, tetapi kehangatan tiba-tiba menyelimuti setiap jengkal tubuhku. Kemudian aku berkedip.

Aku bisa merasakan selimut menutupi tubuhku dan punggungku menyentuh punggung Emilia. Kami bangun pada waktu yang bersamaan.

"Hari masih terlalu pagi, tidurlah kembali," katanya.

Akan tetapi, aku berdiri dari tempat tidur dan meraih ponselku. Aku mengingat bahwa hari masih Jumat dan akan meminta izin untuk tidak bekerja. Biarlah aku menerima kompensasinya nanti.

Aku menyelinap ke kamar putriku, menyapanya dengan ciuman, dan memberitahunya bahwa dia tidak harus pergi ke sekolah hari ini. Kami akan menikmati hari keluarga, lalu besok pergi mengunjungi neneknya. Putriku tersenyum dan merentangkan tangannya sambil menguap sebelum meringkuk dan tertidur kembali.

Aku kembali ke kamar dan memeluk Emilia erat-erat karena bahagia bisa melihatnya lagi. Kemarin-kemarin aku mungkin menjengkelkan dan membosankan baginya. Namun, tidak hari ini. Aku menarik tubuh Emilia ke bawah selimut dan ingin berbahagia dengannya lebih lama, seperti dulu lagi. Emilia menggeliat dan tersenyum. Tiba-tiba ponselku berbunyi. Ada notifikasi pesan masuk.

"Maaf, Pak. Anda belum membayarnya."

-Shyants Eleftheria, Life is a Journey- 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun