Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Romantisme dan Cinta, Sejalankah?

17 Desember 2022   20:31 Diperbarui: 17 Desember 2022   20:34 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita akan bekeluarga tanpa kehilangan nafsu seksual atau kehangatan emosional. Pasangan kita harus menjadi belahan hati, sahabat, orang tua untuk anak, supir, akuntan, asisten rumah tangga, dan pemandu jiwa kita.

Jika bertanya asumsi cinta dalam pandangan romantisme, kita akan melihat sifatnya adalah melindungi cinta, bukan merusaknya. Kita membutuhkan membuat teori post-romantisme baru terhadap pasangan untuk membangun hubungan yang langgeng. Kita tidak bisa berfokus pada perasaan romantis di awal hubungan saja dan harus mengganti pandangan romantisme dengan visi cinta yang dewasa dengan kebiasaan-kebiasaan yang efektif. Sebagai contoh, tidak menjadi masalah selama beberapa jam di awal hubungan---yang terpenting dilakukan secara santai---jika kita dan pasangan membahas cinta dan hubungan seks, mendiskusikan masalah keuangan dengan serius, atau mendiskusikan kebiasaan-kebiasaan buruk masing-masing. Seluruh sikap ini penting untuk visi post-romantisme yang masuk akal dan penuh harapan di masa yang akan datang.

Kita menyadari kekurangan kita dan pasangan kita. Ini dapat menjadi kelebihan dari satu pasangan karena perbedaan dan kekurangan ini akan meningkatkan rasa toleransi dan kerendahan hati di antara keduanya. Kita tidak akan menemukan semua hal yang kita mau dalam satu orang, begitu pula sebaliknya. Bukan karena tidak sempurna, tetapi begitulah manusia diciptakan.

Pada akhirnya, kita harus berdamai, meminta maaf, dan terus berusaha untuk mengerti satu sama lain---bukan sekadar intuisi---karena ada kehormatan tersendiri dalam mengerti kebutuhan pasangan kita dan semuanya membawa kita ke tempat tujuan bersama ke depan.

 

--Shyants Eleftheria, salam Wong Bumi Serasan--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun