Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Perilaku Buruk Penyebab Keretakan Hubungan, Apa Saja?

25 Agustus 2022   19:31 Diperbarui: 25 Agustus 2022   20:05 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang menyebabkan suatu hubungan cinta, terutama hubungan pernikahan, berakhir retak? Ya, penyebab yang paling umum adalah ketidakcocokan, kecemburuan, dan penghianatan.

Pada dasarnya, setiap orang, termasuk kita, pasti menginginkan suatu hubungan yang panjang dan menyenangkan---dan tentu tidak satu pun yang menghendaki keretakan, bahkan perpisahan. Namun, terkadang tanpa diduga, sebuah kesalahan begitu cepat terjadi, sehingga kita---mungkin---tidak menyadarinya sampai semuanya terlambat. 

Entah apakah kita suka menerimanya atau tidak, sesuatu yang menyedihkan adalah bahwa kitalah yang kadang-kadang melakukan kesalahan atas hubungan kita yang rusak. Itu bisa jadi dikarenakan perilaku buruk kita sendiri sehingga hal tersebut dapat menyakiti orang yang kita cintai---dan itu dilakukan tanpa kita sadari.

Nah, perilaku apa sajakah yang dapat meretakkan sebuah hubungan?

Bertingkah seolah-olah masih sendiri

Hubungan percintaan jelas merupakan jalinan dari dua orang yang saling menyayangi dan menyatu. Nah, ketika bertingkah seolah-olah masih sendiri, tanpa menganggap adanya pasangan kita, itu artinya kita bersikap seakan-akan tidak berkomitmen terhadapnya, 

misalnya, kita membuat rencana sendiri atau memutuskan hal-hal krusial atau penting tanpa diketahui pasangan meski dengan alasan bahwa ketika kita memberitahukannya semua, hal itu mungkin tidak akan mendapat persetujuan dari pasangan kita tersebut.  

Akan tetapi, yang perlu kita pikirkan adalah dampak hubungan jangka panjang. Mungkin kita menganggap perilaku kita itu adalah hal yang lumrah, tetapi bagaimana jika pasangan kita tidak berpikir demikian? Bisa jadi bahwa apa yang kita lakukan di belakang pasangan kita itu dapat menyinggung perasaannya. 

Yang paling bijaksana adalah ketika berkomitmen untuk bersama, sebaiknya kita mendiskusikan segala urusan atau masalah-masalah penting sebagai bentuk pertanggungjawaban dan perlakuan atas rasa hormat terhadap pasangan kita.

Cenderung cepat marah atas hal yang tidak kita sukai

Komunikasi merupakan kunci dari hubungan yang erat. Dalam membangun ikatan yang sehat, setiap pasangan diharapkan mengedepankan dialog yang baik dengan cara yang penuh kasih sayang agar bisa saling bertukar ide atau gagasan.

Lantas, bagaimana jika kita memiliki sikap yang cenderung defensif atau reaksi emosi yang berlebihan ketika pasangan kita mengutarakan idenya yang kita anggap buruk?

Dengan memberinya perlakuan diam atau pun meneriakinya dan memberi tahunya bahwa kita tidak ingin mendengar apa yang dia katakan,

itu artinya kita menutup perannya sebagai pasangan karena tanpa sadar kita telah menghukumnya dan menghancurkannya secara emosional. Nah, sebaiknya kita berhati-hati dengan perilaku cepat marah ini jika kita tidak ingin hubungan berakhir dan masih mengharapkan hubungan yang sehat.

Kurang terbuka terhadap pengalaman baru 

Ketika membiarkan seseorang masuk ke dalam kehidupan kita, itu seharusnya memperluas dunia kita, bukan mengecilkannya. Namun sayangnya, makin lama kita menghabiskan waktu di dalam suatu hubungan, makin mudah untuk jatuh ke dalam rutinitas bersama dan mulai menutup diri terhadap pengalaman-pengalaman baru.

Alhasil, kita cenderung menjadi lebih kaku dan menjadi tidak bervariasi karena kita telah berhenti mencoba hal-hal baru bersama yang seharusnya membiarkan diri kita bebas berekspresi dan spontan. Kurangnya keterbukaan terhadap pengalaman membunuh kegembiraan di antara pasangan dan itu membuat kita tidak merasa puas dengan hubungan kita. 

Jika terus-menerus dibiarkan, bukan tidak mungkin terjadi kebosanan dan ini bisa menjadi pemicu perselingkuhan. Jelas tidak baik, bukan?

Bertanggung jawab secara finansial hanya untuk diri sendiri

Masalah keuangan adalah tantangan besar dalam hubungan. Ketika kita hanya mempertimbangkan diri sendiri dengan menghabiskan uang seolah-olah itu adalah hak satu-satunya karena bekerja, maka segalanya mulai berantakan. Ada baiknya ketika memutuskan hidup bersama, kita pun telah memiliki tanggung jawab kepada pasangan kita untuk ikut serta dalam urusan pengeluaran.

Lebih memilih melakukan penipuan daripada kejujuran dan integritas

Sebagian besar dari kita mungkin mengetahui dari pengalaman bahwa emosi satu sama lain dapat kacau ketika kata-kata dan tindakan tidak sama. Sayangnya, penipuan dan kepalsuan sering terjadi dalam hubungan; perkataan dan perlakuan yang berbeda.

Sebagai contoh, ketika mengatakan, "Saya sangat mencintaimu", kita bertindak seperti tidak memiliki waktu untuk dihabiskan bersama; ketika mengatakan, "Saya ingin dekat denganmu", kita terus-menerus mengkritik pasangan ketika dia berada di dekat kita; ketika mengatakan, "Saya tidak tertarik kepada orang lain", faktanya kita menggoda seseorang dan berhubungan dengannya. 

Tindakan yang bertentangan dengan kata-kata tersebut jelas-jelas bukanlah ungkapan cinta.

Pesan ganda seperti itulah yang mengacaukan realitas hubungan dan dapat dianggap sebagai pelanggaran hak asasi yang mendasar sebab merupakan ancaman besar bagi hubungan cinta yang menginginkan kelanggengan.

Kurangnya komunikasi yang terbuka

Komunikasi sangat penting dalam hubungan yang sehat dan tahan lama, seperti yang telah dinyatakan berkali-kali. Akibatnya, ketika kita tidak dapat secara terbuka berinteraksi dengan pasangan kita dan berbicara secara bebas dengan mereka, hubungan kita akan terganggu. 

Apakah kita takut untuk memberi tahu pasangan kita sesuatu karena takut dia akan marah? Apakah justru kita yang memutar mata ketika pasangan kita mengatakan sesuatu yang jujur? Atau apakah kita mengabaikannya dengan sarkasme dan meremehkannya?

Perilaku semacam itu menciptakan celah di antara hubungan kita karena menumbuhkan kerahasiaan, ketidakjujuran, dan ketidakpercayaan, yang apabila dibiarkan tidak diselesaikan, maka hal tersebut dapat membunuh hubungan dari waktu ke waktu.

Terlalu sensitif terhadap pengalaman buruk masa lalu

Ketika kita menganggap bahwa tidak ada yang menyakiti hubungan lebih dari pengalaman buruk masa lalu, yaitu saat kita mengalami penghianatan pada kisah cinta yang telah lewat. Ketidakamanan akan pengaruhnya menyebabkan kecemburuan yang ekstrim terhadap pasangan yang sekarang. Hal tersebut kemudian membuat kita sulit untuk mempercayai pasangan kita, apalagi jika dia bertindak tidak dapat dipercaya.

Jika itu masalahnya, kita harus mengutamakan diri sendiri dan mengakhiri hubungan. Namun, jika terus-menerus mencurigai pasangan kita yang tidak melakukan apa-apa dan terus hidup dalam kenangan hubungan masa lalu, kitalah yang perlu diluruskan.

Ingat, perasaan ketidakamanan yang salah itu merusak. Sebaiknya kita bertanggung jawab atas perilaku kita jika ingin menghargai dan menjaga hubungan kita saat ini. Kita harus melepaskan masa lalu karena tidak lagi berada di sana.

Berbohong dengan alasan menjaga perdamaian

Mungkin ada saat-saat ketika pasangan yang kita cintai membuat kita "gila" dan kita mungkin tergoda untuk berbohong dan mengabaikan kekhawatirannya untuk menghindari konflik. Sebagai contoh, misalnya, kita mengatakan hal-hal yang "baik" ketika faktanya tidak demikian. Namun, tidak peduli seberapa kecil atau niat baik, hubungan yang kuat dan penuh kasih tidak dapat dibangun di atas dasar kebohongan.

Jika memiliki masalah dengan hubungan cinta kita, sebaiknya kita membicarakannya dengan pasangan daripada menyembunyikannya dan berbohong dengan alibi untuk menjaga perdamaian karena tidak akan ada keintiman emosional tanpa kejujuran. Dan ketika pasangan kita tidak mengalami hubungan yang tulus dari kita, tidak butuh waktu lama baginya untuk berpisah dan kemudian jatuh cinta lagi.

Menjadi sarkastik dan tidak menghormati pasangan 

Kita menyukai senda gurau dan humor, tetapi ketika itu dibatasi pada sikap tidak hormat dan perilaku buruk, itu sama halnya melecehkan. Jenis perilaku ini meningkat menjadi bersikap defensif dan kemudian bisa menyakiti pasangan kita.

Tidak ada yang salah melempar humor untuk mendapatkan suasana yang menyenangkan. Namun, ketika menjadi sesuatu yang sarkastik, itu menjadi demoralisasi dan menyakitkan. Jika kita menyadari perilaku tidak terpuji ini, mundurlah dan sadari bahwa kita tetapi tidak manusiawi---dan itu benar-benar tidak lucu meski sarkasme bisa menjadi bentuk untuk mengalihkan rasa tidak aman.

Omelan dan kritik

Tidak perlu dikatakan bahwa omelan dan kritik adalah pembunuh hubungan yang sering kali tidak jauh lebih baik dari diam. Dua hal itu menunjukkan dominasi kita atas pasangan dan seolah-olah tidak mendukung pasangan kita ketika mengomel atau mengkritiknya tentang sesuatu, seperti caranya berpakaian atau aktivitas yang mereka sukai.

Tentu saja itu mengirimkan kesan bahwa kita merasa lebih baik daripadanya dan bahwa pasangan kita harus mengikuti instruksi kita. Kenyataannya adalah bahwa pasangan kita adalah individu yang unik yang harus dibiarkan atas pilihannya sendiri. Memang, kita tidak harus selalu menyukainya atau setuju dengan pilihannya, tetapi paling tidak, kita harus menghormatinya.

Ini akan membantu kita memenangkannya, bahkan jika dia awalnya tidak tertarik kepada kita. Meminimalis perilaku buruk dapat menghindarkan kita dari hubungan yang buruk pula.

---

-Shyants Eleftheria, salam Wong Bumi Serasan-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun