Penelitian skala besar telah menunjukkan bahwa stres yang tercipta dari kesepian kronis adalah satu dari hal yang paling tidak sehat yang dirasakan manusia. Itu membuat seseorang terlihat lebih cepat tua, penyakit seperti kanker di dalam tubuhnya menjadi lebih mematikan, alzheimer lebih cepat berkembang, dan sistem imunitasnya melemah.
Kesepian kemudian dianggap berbahaya dan mematikan, bahkan dua kali lebih berbahaya dari obesitas dan mematikan seperti merokok menghabiskan satu bungkus sehari. Dan yang paling berbahaya dari kesepian adalah ketika telah menjadi kronis, kesepian akan terus memberikan rasa sakit sosial, sebagaimana rasa sakit fisik.
Baik rasa sakit fisik maupun rasa sakit sosial, keduanya merupakan mekanisme umum dalam otak manusia. Keduanya pun terasa seperti ancaman kepedihan sosial sehingga membawa seseorang ke perilaku defensif karena rasa sakit yang menghantam dirinya.Â
Ketika kesepian menjadi kronis, otak seseorang akan langsung masuk ke dalam mode mempertahankan diri. Otak tersebut kemudian memberi sinyal peringatan seakan-akan seseorang melihat bahaya permusuhan di mana-mana.
Beberapa penelitian menunjukkan jika seseorang sedang kesepian, otaknya lebih responsif dan awas terhadap peringatan-peringatan sosial dan di saat yang sama otaknya menjadi makin buruk dalam menginterprestasikan situasi yang semestinya benar.Â
Bagian otak yang mengenali wajah orang lain menjadi tidak selaras sehingga seseorang lebih sering menganggap mimik muka yang netral sebagai ancaman, yang kemudian membuatnya tidak mempercayai orang lain.
Kesepian membuat seseorang berasumsi buruk tentang maksud orang lain terhadapnya. Karena dunia yang dianggapnya penuh ancaman, seseorang akan menjadi egois untuk melindungi dirinya, membuatnya tampak lebih dingin, tidak bersahabat, dan ciut secara sosial daripada menghadapi keadaan yang sebenarnya.
Lantas, apa yang dapat seseorang lakukan terhadap kesepiannya?
Jika kesepian telah lama menjadi bagian dalam hidup, seseorang sebaiknya melakukan hal pertama, yaitu mencoba mengenali siklus buruk yang penuh jebakan: Mula-mula kesepian membawa seseorang ke dalam perasaan tertekan dan sedih.Â
Setelah itu, kesepian akan memfokuskan perhatian seseorang untuk berinteraksi negatif terhadap orang lain. Ini membuat pikiran seseorang tentang orang lain menjadi lebih negatif, yang kemudian mengubah perilakunya untuk menghindari interaksi sosial, seperti duduk menjauh dari yang lain di dalam ruangan, tidak ingin menjawab panggilan ketika teman menelepon, menolak ajakan, dan lain-lainnya---dan hal tersebut justru membawanya pada kesepian yang mendalam. Siklus ini kemudian membuat kondisi seseorang makin memburuk dan makin sulit untuk dapat lepas dari perasaan tersebut.
Setiap orang dari kita mempunyai cerita kehidupannya masing-masing mengenai kesepian. Ini kerap kali merupakan proses yang begitu lambat dan bertahun-tahun dan dapat berakhir dalam depresi dan keadaan mental yang tidak lagi memungkinkan hubungan baik, meskipun hampir semua orang merindukan keharmonisan hubungan mereka.
Hal lain yang sebaiknya dilakukan seseorang untuk melepaskan kesepian adalah menerima bahwa kesepian merupakan perasaan dan pengalaman yang lumrah dan tidak perlu malu tentang itu. Mungkin, seseorang tidak bisa menghapus atau mengabaikan sebuah perasaan sampai perasaan itu hilang sendiri, tetapi dia dapat menerima serta menghapus penyebabnya.