Kita tidak akan pernah ada bahagia jika hidup selalu dipandang dengan mata lalat. Hidup yang hanya sementara ini seharusnya membuat kita memandang hidup sebagai karunia yang luar biasa.Â
Rezeki masing-masing manusia sudah diatur, maka bersyukurlah dengan apa yang kita dapatkan. Terkadang, kita sering memandang dengan mata lalat, yaitu yang kita lihat berupa tumpukan keburukan, ketidakpuasan, dan ketidaksenangan, padahal kita sedang berada di tengah keindahan dari ribuan kebahagiaan.Â
Mari kita memandang menggunakan mata lebah yang mampu selalu melihat kebaikan di tengah kehidupan yang menurut kita jauh dari harapan. Hidup adalah pilihan. Maka, apakah kita menggunakan mata lebah atau mata lalat, itu tergantung dari cara kita memandang kehidupan.
-Shyants Eleftheria, salam Wong Bumi Serasan-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H