Bangunan-bangunan megah tidak akan berfungasi dengan optimal ketika manusianya tidak mampu memanfaatkannya dengan baik.
Contoh kecil membangun masjid megah tetapi sepi kegiatan, bahkan jemaah sholat jamaah fardhu sangat kecil.Â
Realita ini seyogyanya menyadarkan kita bahwa pembangunan kualitas umat manusia lebih vital sebelum membangun infrastruktur. Jika kualitas manusia sudah terbangun dengan baik, mereka secara mandiri dapat membangun dan memenuhi kebutuhan mereka secara kolektif.Â
Pembangunan bangunan fisik hendaknya didasarkan pada kebutuhan substansial dan kebermanfaatan.
Dalam konteks ini masyarakat Madura khususnya Sumenep hendaknya mendapatkan perhatian khusus dalam berbagai intervensi program yang sesuai dengan kebutuhan mereka sesuai dengan potensi alamnya.Â
Sehingga, pengembangan mereka dapat dilakukan dengan memanfaatkan dana zakat yang dikumpulkan oleh lembaga resmi seperti BAZNAS Kabupaten Sumenep. ZIS yang dikumpulkan oleh lembaga dikelola untuk program keumatan yang dapat mengurai problem sosial mereka.
ZIS yang disalurkan langsung kepada mustahik (orang yang berhak menerima zakat) oleh muzaki sangat sulit dalam mengentaskan problem sosial seperti kemisikian, kebodohan dan keterbelakangan. Dengan dijembati lembaga resmi (BAZNAS/LAS), muzaki dapat menjariahkan pahala zakat yang terus berbuah pahala.Â
Hal ini bisa terjadi kerena zakat yang dikelola  dalam bentuk program charity, bantuan langsung dan development (pemberdayaan).
Program charity dikhususkan untuk hal yang sifatnya mendesak seperti menolong orang fakir, beasiswa, kesehatan dan masyarakat terdampak bencana.Â
Sedangkan program pemberdayaan dilakukan untuk mengintervensi masyarakat miskin untuk meningkatkan kualitasnya dalam bentuk pemberdayaan komunitas atau peningkatan ekonimi mustahik.Â
Program pemberdayaan dimaksudkan untuk mengubah status mustahik  menjadi muzaki (orang yang mampu keluar dari garis kemiskinan sehingga diwajibkan membayar zakat). Dengan bertansformasinya status mustahik ini kekuatan ekonomi umat semakin meningkat dan kemiskinan secara perlahan terurai.Â
Sedangkan bantuan langusung diberikan untuk menyelematkan mustahik dari kondisi krusial. Setelah kondisi krusial teratasi, selanjutnya mereka dilibatkan dalam porgram pemberdayaan. Melalui kegiatan intervensi ini, meraka juga diproyeksikan mampu keluar dari kemiskinan. Pembangunan manusia melalui dana zakat ini yang disebut mejariahkan pahala zakat (dimuat juga di http://www.transmadura.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H