Termasuk kasus "bendera tauhid" yang katanya merupakan konspirasi kelompok tertentu untuk menjerat HRS hingga sempat diperiksa dan ditahan pihak intelijen Arab Saudi. Di satu sisi, nama besar HRS diduga dimanfaatkan kelompok tertentu sebagai senjata untuk mencederai kredibilitas HRS dkk.
Di lain sisi, HRS sendiri sibuk memproteksi image-nya agar tak mudah dirobohkan usai dinyatakan terlibat sejumlah kasus di tanah air. Hasilnya, narasi tentang HRS maupun yang dibangun oleh HRS dkk menjadi sumir dan amat membingungkan.
Inilah yang disebut hiperealitas "politik salah kesan" yang tersajikan, baik di panggung politik maupun lewat media. Kini, lambat-laun kasus ini berpotensi menimbulkan kegaduhan politik di ruang publik, terlebih jika HRS memerankan karakter "teraniaya" yang begitu sarat intrik (political game).
Mungkin, kejumudan politik akan akan tercipta dan bakal lama berlanjut bila sajian realitas politik kita masih terbentur dengan dominasi kepentingan kelompok juga akumulasi kapital yang hendak dicapai dari setiap projek politik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI