"Olaharaga berlebihan itu, yang tidak sesuai dengan kondisi tubuh, tidak sesuai pakem tadi. 60-70 persen itu rendah, dan yang berat itu di atas 80 persen. Misalkan olahraga tiap hari dengan durasi 3 jam, itu berlebihan. Padahal, idealnya kita hanya butuh 30-60 menit."
"Kalau berganti-ganti jenis olahraga, boleh dok?"
"Berganti-ganti olahraga tidak masalah, justru itu dianjurkan untuk menghindari kebosanan dan menghindari over penetrasi otot dan memberikan kesempatan untuk otot-otot supaya beristirahat dan pulih kembali."
"Sebaiknya, kapan waktu yang tepat untuk berolahraga?"
"Waktu olahraga ideal itu boleh kapan saja, bisa pagi, siang, maupun malam. Yang harus dipertimbangkan adalah outdoor atau indoor. Kalau malam, usahakan berhenti 2 jam sebelum waktu tidur normal kita. Misalkan tidur jam 10 malam, berarti jam 8 sudah berhenti. Kalau mepet waktu berhentinya, akan mengganggu pola tidur. Olahraga itu kan mengeluarkan hormon endofrin(hormon senang), sehingga usai olahraga kita masih senang dan melek, akhirnya kita tidur tidak sesuai biasanya. Olahraga pagi itu, ada yang alergi embun, jadi sebaiknya dia berolahraga di siang atau malam hari."
"Kalau di Jakarta, susah yah olahraga outdoor di pagi hari karena udara tidak steril, apalagi kena asap knalpot segala.hehehe..."
"Itu sih kalau olahraga di belakang kopaja, dok. Bukan cuma kena polusi knalpot tapi cemong juga," sambar saya.hahaha
Karena stok pertanyaan masih banyak, saya terus mengajaknya ngobrol. Kebetulan, siang itu dr. Nora juga menyuguhkan risol hangat (oh, baik sekali narsum saya), kami pun melahap sambil melanjutkan sesi wawancara.
"Dok, orang sakit boleh berolahraga, tidak?"
"Orang berpenyakit/sakit, boleh berolahraga, sekedar melenturkan otot-otot yang tegang. Aerobic bisa jadi pilihan yang bijak. Aerobic juga berfungsi menjaga daya tahan jantung dan paru. Orang yang terkena hipertensi, diabetes, dianjurkan jalan kaki 20 menit tiap hari untuk memelihara ruang gerak sendi, kelenturan, melatih ototnya."
Tambah dr. Nora, ada beberapa step yang menunjang olahraga: Pertama, motivasi harus kuat untuk berolahraga secara teratur dan terukur (konstan). Kedua, sesuai tahapan yaitu warming up, latihan inti,cooldown (pendinginan). Ketiga, olahraga sesuai kondisi tubuh. orang gemuk tidak dianjurkan untuk olahraga loncat-loncat karena berbahaya untuk lutut dan engkel, penderita diabetes tidak boleh terlalu tinggi aktivitas fisiknya karena kadar gula darahnya tinggi di dalam darah, bukan sel. Jadi, kalau dipaksakan olahraga fisik, malah berbahaya. Mendadak berolahraga dengan intensitas tinggi juga bisa terkena serangan jantung.