Tegar tengkuk adalah istilah untuk orang yang keras kepala, tidak mau (sangat susah) menurut, (KBBI). Di Alkitab kita sering menemukan istilah tegar tengkuk yang ditujukan kepada bangsa Israel oleh para nabi utusan TUHAN.
Sejarah Tegar Tengkuk
Karena sifatnya yang tegar tengkuk, maka bangsa sering sekali dihukum oleh TUHAN. Negaranya sering dihancurkan oleh bangsa lain, bahkan mereka beberapa kali dibuang menjadi budak di negar lain (yang menjajah mereka).
Sejarah mereka mencatat berbagai hukuman yang dialami nenek moyang mereka. Tetapi dasar tegar tengkuk, beberapa generasi selanjutnya mengulangi kesalahan neneg moyang mereka. Dan kembali dihukum oleh TUHAN. Begitu yang tercatat di sejarah bangsa Israel dan Alkitab.
Saya perhatikan sebenarnya sifat tegar tengkuk itu bukan hanya dimiliki bangsa Israel. Kalau melihat berbagai sejarah bangsa-bangsa, maka sebenarnya tegar tengkuk itu sifat dari manusia pada umumnya.
Tegar Tengkuk di Indonesia
Orang tegar tengkuk banyak kita temui di negara kita tercinta ini. Contohnya pada bahaya rokok untuk kesehatan. Kita tahu Indonesia adalah salah satu negara yang tidak melarang rokok, tetapi menghimbau dan menakut-nakuti dengan memasang gambar-gambar seram akibat rokok, baik di bungkus rokok maupun di iklan-iklan.
Tetapi berapa banyak perokok yang berhenti karenanya? Saya pribadi hanya mengenal beberapa perokok yang berhenti merokok, itupun bukan karena gambar yang ada di bungkus rokok. Tetapi lebih banyak orang yang saya kenal tadinya tidak merokok sekarang merokok.
Oleh karena itu tidak aneh ketika protokol kesehatan dibuat, sangat banyak orang-orang yang melanggar dan tidak perduli akibatnya. Mereka seperti jagoan menganggap remeh bahaya penularan penyakit akibat virus korona yang disebut Covid19 itu.Â
Dalam beberapa hari setelah pengumuman pelonggaran PSBB atau masa transisi memasuki Era New Normal, banyak orang yang tidak memakai masker. Bahkan di sekitar tempat tinggal saya, yang memasang spanduk sebagai "Area Wajib Masker".Â
Contoh Buruk dari Si Tegar Tengkuk
Bukan hanya anak-anak yang tidak pakai masker, tetapi juga orang-orang tua. Beberapa orang yang saya kenal cukup tua, dan risiko tinggi terkena sakit parah akibat Covid19, dengan tenangnya duduk-duduk di pos satpam tanpa masker.
Beberapa mini market dan toko tidak mewajibkan pengunjung tanpa masker, mungkin mereka takut tokonya tidak laku?
Banyak juga orang yang memakai masker namun tidak tepat. Ada yang lobang hidungnya tidak tertutup, bahkan ada yang mulutnya juga terlihat. Jadi mereka memakai masker untuk menutupi dagu.
Tegar tengkuk menghadapi Era New Normal juga tidak hanya terjadi di masarakat umum, bahkan di kalangan pejabat kita sering melihat mereka tidak menggunakan masker dengan benar.Â
Melalui layar televisi kita sering melihat seorang pejabat yang sengaja menurunkan maskernya ketika diwawancarai. Kalau dia berdiri sendiri mungkin cukup aman, tetapi terjadi ketika para wartawan bergerombol sangat dekat.
Korban Akibat Tegar Tengkuk
Tegar tengkuk diakibatkan oleh sifat manusia yang suka menganggap remeh suatu bahaya (risiko), sebelum mengalaminya sendiri. Sehingga risiko penyakit akibat inveksi Covid19 banyak yang tidak perduli.
Sikap tegar tengkuk semakin menjadi-jadi bila ditunjukan oleh sekumpulan orang banyak, salah satunya mereka nekat melakukan resepsi pernikahan. Atau mereka dengan entengnya melakukan unjuk rasa dengan berbagai atraksinya yang melanggar protokol kesehatan.
Berita duka akibat pelanggaran protokol kesehatan sudah sering kita dengar, seperti:
- Pesta Pernikahan yang mendatangkan duka
- Cluster Baru di Sebuah Pasar
- Ratusan Siswa positif virus Corona
- dan banyak lagi
Dari mana virus itu datang? Tidak ada yang tahu dengan pasti. Misalnya untuk ketiga contoh di atas, siapa yang dapat menyebutkan siapa pembawa pertama? Tidak ada!
Berbeda dengan Demam Berdarah Dengu (DBD), kita ketahui ditularkan melalui gigitan nyamuk. Sehingga dengan cara membasmi nyamuk maka virus DBD dapat kita mitigasi. Tetapi Covid19 dapat menular kapan saja dan dimana saja, oleh para penderita yang terlihat sehat.
Jangan Mau Jadi Tegar Tengkuk
Hingga saat ini belum ada yang menemukan obat ampuh menghadapi Covid19, oleh karena itu cara yang paling efektif adalah mencegahnya menulari kita, atau menulari orang lain.
Caranya sangat mudah: pakai masker, rajin cuci tangan, jangan menyentuh mulut, mata dan hidung anda. Tetapi mengapa hal sederhana itu sangat banyak yang melanggarnya? Jawabnya adalah sikap Tegar Tengkuk Manusia.
Sebenarnya sangat mudah untuk membiasakan diri pakai masker dengan benar, bahkan sambil berbicara dan berolahraga. Yaitu pakailah masker sepanjang hari termasuk di rumah. Pengalaman saya, cukup membiasakan diri selama 4 jam sehari pakai masker di rumah, membuat kita terbiasa pakai masker di mana saja.
Sangat Mudah Membiasakan Diri
Cuci tangan, tidak memegang hidung, mulut dan mata, dengan dilatih terus menerus di rumah, membuat kita akan terbiasa ketika di luar rumah. Salah satu cara mencegah kita menyentuh mata adalah dengan menggunakan kaca mata. Kaca mata akan melindungi mata kita bukan hanya dari tangan kita, tetapi dari paparan debu atau benda lain. Sehingga kita tidak perlu menggunakan tangan mengucek mata karena kemasukan debu.
Saya tidak sudih menjadi manusia tegar tengkuk, begitu juga anda bukan? Mari kita sama-sama menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin. Usia memang ada di tangan TUHAN, tetapi kalau kita sakit akan banyak orang yang sedih dan menderita selain diri kita sendiri.
Bagi para pemilik toko, tolak orang-orang Tegar Tengkuk yang masuk ke toko anda. Jangan takut dengan arogansi si Tegar Tengkuk, toko anda pasti akan lebih ramai dikunjungi pelanggan.
Mari bersama kita hentikan pertumbuhan penderita Covid19.
God bless you, God bless Indonesia.Â
@shtobing
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H