Mohon tunggu...
Shonanar Rohman
Shonanar Rohman Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi dengan menulis

Seorang yang antusias dengan dunia pendidikan dan literasi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menteri Pendidikan Berlatar Belakang Guru, Gak Bahaya Tah?

16 Oktober 2024   18:37 Diperbarui: 16 Oktober 2024   18:59 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingatkah netizen dengan Diego Maradona? Dia merupakan legenda sepakbola yang berasal dari Argentina. Bagaimana tidak legenda, dia memiliki kepiawaian yang luar biasa dalam mengolah si kulit bundar. Selalu, ketika bola sudah berada di jangkauan kakinya, semua lawan mulai dari penyerang hingga penjaga gawang langsung ketar-ketir dibuatnya. 

Dribbling dan finishing-nya sangat mematikan. Penonton yang menonton aksinya di lapangan, tidak peduli mereka mendukung timnya atau tim lawan, pun juga sangat terhibur kegirangan. Karena kehebatannya bermain sepak bola itulah ia bisa membawa tim nasional Argentina sukses merebut gelar jawara piala dunia 1986.

Namun selepas gantung sepatu dan menjadi pelatih sepak bola, karirnya tidak sesukses saat ia masih aktif sebagai pemain. Bisa dikatakan karirnya sebagai pelatih begitu pahit. Pada perhelatan kejuaran piala dunia 2010, ia ditunjuk sebagai tim nasional Argentina. 

Hampir semua masyarakat Argentina menyambut positif hal itu. Bahkan, ada yang begitu percaya Maradona akan kembali membawa pulang piala paling bergengsi seantero dunia itu ke negara mereka layaknya apa yang pernah ia lakukan saat sebelum pensiun sebagai pemain sepak bola profesional.

Akan tetapi fakta berkata lain. Meskipun Maradona berhasil mengantarkan Argentina lolos fase group pada kejuaraan itu, sayangnya langkahnya harus terhenti pada babak delapan besar karena dibantai oleh squad Jerman kala itu dengan skor 4-0.

Lain Maradona, lain Andre Carnegie. Banyak orang di dunia yang mengagumi sosoknya. Andre Carnegie adalah seorang filantropis, dermawan, pebisnis, raja industri baja, dan salah satu orang terkaya di dunia pada masanya. 

Ia merupakan orang Skotlandia yang kemudian migrasi ke Amerika Serikat. Andre Carnegie mulanya bekerja di pabrik kapas, namun karena kegigihan dan kepintarannya lah akhirnya ia bisa menapaki sukses di industri baja.

Yang lebih hebat lagi dari Carnegie adalah ia memiliki kontribusi sangat besar dalam dunia pendidikan dengan mendirikan 2.500 perpustakaan umum yang dikenal sebagai Carnegie Libraries, Carnegie Technical School pada tahun 1900 (kemudian menjadi Carnegie Mellon University), dan Carnegie Corporation of New York pada tahun 1911 (yayasan amal yang didedikasikan untuk pendidikan dan pembangunan pengetahuan). 

Ini jelas luar biasa karena ia tidak pernah sama sekali berprofesi sebagai guru atau bekerja sebagai tenaga pendidik sebelumnya. 

Modal besarnya dalam mendirikan itu semua ialah filosofi pendidikan yang ia anut begitu erat. Ia percaya bahwa pendidikan merupakan cara bagi seseorang agar bisa meningkatkan kualitas diri dan mencapai kesuksesan yang ia ingini.

Lantas apa yang bisa netizen pelajari dari kisah Maradona dan Andre Carnegie di atas? Pertama, bahwa meskipun seseorang memiliki latar belakang pekerjaan yang luar biasa, bukan berarti itu bisa dijadikan landasan utama ia juga bisa hebat ketika menduduki kursi kekuasaan. Kedua, walaupun seseorang memiliki ketiadaan latar belakang tertentu, ternyata ia tetap mampu berkontribusi besar pada dunia tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun