Oleh: Sholihul Mubarok
Puluhan buku membeku, seperti raut wajah perindu yang dadanya penuh sesak oleh siluet pujaan hatinya, serupa coretan-coretan puisi memenuhi tiap bab buku-buku tersebut.
Secangkir kopi dingin pun surut, seperti waktu yang mereguk tiap kisah hingga di tepian sisa entah itu berujung pertemuan atau perpisahan.
Pena masih tergolek nyaman dan tetap terdiam, serupa ketabahan yang secara beruntun ditelanjangi kepedihan, keterasingan serta perundungan hingga pada akhirnya cukuplah tergolek diam dengan doa dan harapan tersimpan di lubuk terdalam.
Sebait sajak masih belum tuntas, terbengkalai di atas kertas, serupa senyum manis kekasih tertahan oleh keheningan.
Gresik, 31 Januari 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI