Mohon tunggu...
Mohamad Sholihan
Mohamad Sholihan Mohon Tunggu... wartawan -

Marbot Masjid

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Berbuatlah Baik, Jangan Sakiti Tetangga

1 Januari 2016   10:34 Diperbarui: 1 Januari 2016   11:00 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Muhsinin Fauzi"][/caption]Manusia harus kenal dengan tetangga, dekat dengan tetangga, dan baik dengan tetangga. Ayat yang mengharuskan baik dan dekat dengan tetangga, “Sembahlah Allah, jangan menyekutukan dengan sesuatu apa pun, berbuat baik pada kedua orangtua, kerabat, yatim, miskin, tetangga dekat atau tetangga yang punya hubungan kerabat, tetangga jauh atau tetangga yang tidak punya hubungan kerabat, teman di perjalanan, dan teman.”

“Kita dididik agar selalu dekat dengan tetangga. Kalau dekat dengan kerabat, koneksitasnya darah. Kalau dengan sesama muslim, koneksitasnya agama. Kalau hubungan dengan tempat tinggal disebut tetangga.Hubungan lainnya, persahabatan. Kita wajib berbuat baik dengan siapa pun. Kepada siapa pun yang punya hak atas kita, kita wajib berbuat baik. Dengan demikian, kita punya ikatan yang banyak dan punya dukungan yang banyak.”

Demikian kajian ba’da Dhuhur di Masjid Daaruttaqwa, Wisma Antara, Jakarta yang disampaikan oleh Muhsinin Fauzi. Lebih lanjut ia menjelaskan, kaitannya dengan tetangga, Allah jadikan hubungan dengan orang lain sebagai kebajikan.

Kalau menjalani hidup ini dengan mengikuti syariat, termasuk selalu berbuat baik dengan tetangga, maka kehidupannya akan baik dan damai. Syariat akan menjembatani kebutuhan seseorang di alam semesta. Setiap orang membutuhkan orang lain. Kalau dia punya hubungan yang baik dengan berbagai pihak, termasuk dengan tetangga, maka ke mana pun pergi, dia akan mendapatkan kemudahan dan pertolongan.

“Kita dididik oleh agama untuk sangat memiliki peduli sosial, karena kita hidup bersama dengan orang lain. Selama ini kita diam-diam menikmati kehidupan kota yang egois. Kehidupan di komplek perumahan yang tinggi tembok pembatasnya, tidak saling mengenal. Kini setiap rumah pada umumnya sangat mandiri. Sekarang banyak dari kita merasa tidak saling membutuhkan,” ujarnya.

Saat ini harus disadari ada di dunia yang unik, dunia maya. Dunia maya menjauhkan yang dekat dan medekatkan yang jauh.. Kalau tidak diantisipati, seseorang bisa sama sekali tidak kenal dengan tetangga. Yang penting dalam hubungannya dengan tetangga yang pertama, jangan pernah menyakiti tetangga dalam keadaan apa pun. Kalau sekiranya mobil seseorang diparkir di halaman tetangga membuat sakit hati tetangga, maka jangan diteruskan kecuali kalau tetangganya mengizinkan..

Sudah tahu berada dalam lingkungan rumah yang luas jalannya hanya beberapa meter, beli mobil yang ukurannya besar, sehingga sulit tetangga lain parkir. Sudah tahu rumahnya mepet dengan tetangga lain, membunyikan musik kerasnya tidak terkira. Ini harus dihindari, karena sudah pasti dapat menyakiti hati tetangga.

Hadis Nabi, “Tidak dianggap beriman sampai seseorang bisa menahan hawa nafsunya.” Agar dengan tetangga bisa terjalin hubungan baik, maka harus saling menahan diri dan tidak saling menyakiti. Karena itu ketika seseorang bertanya kepada Rasulullah tentang banyaknya kewajiban yang harus dipenuhi. “Ketika saya tidak bisa memenuhi beberapa kewajiban itu, apa yang mesti saya lakukan?”

“Engkau berhenti menyakiti orang, hal itu sebagai sedekahmu.”

Jadi kalau sesseorang tidak bisa berbuat baik, maka menurut Muhsinin, minimal ia tidak menyakiti orang.      

Kedua, suka memberi. Nabi menganjurkan kalau memasak kambing, hendaknya diperbanyak kuahnya agar bisa memberi tetangga. Apa hebatnya kuah? Pemberian kecil merupakan bentuk perhatian terhadap tetangga. Pemberian kecil kadang bisa melebihi pemberian yang besar.. “Anda bawain motor belum tentu dia bahagia. Anda bawatin tersi kecil setelah pulang dari luar kota, cukup mencairkan suasana. Ini memang hal yang ringan, tapi banyak orang terperosot justru dengan hal yang ringan,” tambahnya.

Seseorang tidak disebut hebat karena rajin shalat jamaah. Tapi seseorang disebut hebat kalau memperhatikan hal kecil terhadap tetangga. Misalnya beli buah mangga. Dia membeli 15 buah, yang 5 buah dibagikan pada tetangga. Ini bentuk perhatian yang luar biasa.

Apalagi jika seseorang bisa membantu menyediakan kebutuhan tetangga. Ia ringan sediakan alat-alat kebutuhan tetangga seperti punya cangkul, linggis, gunting rumput, palu atau pompa sehingga banyak tetangga yang pinjam. Kalau seseorang ringan menyediakan semua itu menjadikan kebajikan yang tidak terkira. Mungkin orang hebat tidak berpikir seperti ini. Perbuatan ini membuat hubungan seseorang baik sekali dengan tetangga.

Ketiga, usahan selalu hadir setiap kali ada pertemuan dengan tetangga, seperti pertemuan pekanan, arisan Rt/Rw, atau pertemuan Rt/Rw. Demikian pula usahakan ikut nimbrung dalam perteemuan yang tidak formal seperti pertemuan di kantor Satpam (Hansip). Jika tidak, akan mengurangi kebajikan kecuali kalau di tempat itu ada perbuatan maksiat seperti main judi, minuman keras, dan perbuatan maksiat lainnya.

Sekali lagi ia menekankan perlunya memperhatikan hal-hal kecil dalam hubungannya dengan tetangga. “Seperti tetangga minjam jarum, kita berikan. Tetangga nitip kunci, kita terima, tetangga minta tolong anaknya dijagain, karena dia repot, kita bersedia. Minta tolong anaknya disuapin, kita siap membantunya. Kalau ini bisa kita lakukan, kita akan mendapat kepuasan bertetangga lebih dari yang kita perkirakan. Kenikmatannya jauh dari yang kita bayangkan,” tuturnya..

Hadis Nabi, “Jibril selalu berwasiat kepadaku tentang perlunya berbuat baik terhadap tetangga, sehingga aku mengira bahwa aku mendapat warisan dari tetangga.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun