Seseorang tidak disebut hebat karena rajin shalat jamaah. Tapi seseorang disebut hebat kalau memperhatikan hal kecil terhadap tetangga. Misalnya beli buah mangga. Dia membeli 15 buah, yang 5 buah dibagikan pada tetangga. Ini bentuk perhatian yang luar biasa.
Apalagi jika seseorang bisa membantu menyediakan kebutuhan tetangga. Ia ringan sediakan alat-alat kebutuhan tetangga seperti punya cangkul, linggis, gunting rumput, palu atau pompa sehingga banyak tetangga yang pinjam. Kalau seseorang ringan menyediakan semua itu menjadikan kebajikan yang tidak terkira. Mungkin orang hebat tidak berpikir seperti ini. Perbuatan ini membuat hubungan seseorang baik sekali dengan tetangga.
Ketiga, usahan selalu hadir setiap kali ada pertemuan dengan tetangga, seperti pertemuan pekanan, arisan Rt/Rw, atau pertemuan Rt/Rw. Demikian pula usahakan ikut nimbrung dalam perteemuan yang tidak formal seperti pertemuan di kantor Satpam (Hansip). Jika tidak, akan mengurangi kebajikan kecuali kalau di tempat itu ada perbuatan maksiat seperti main judi, minuman keras, dan perbuatan maksiat lainnya.
Sekali lagi ia menekankan perlunya memperhatikan hal-hal kecil dalam hubungannya dengan tetangga. “Seperti tetangga minjam jarum, kita berikan. Tetangga nitip kunci, kita terima, tetangga minta tolong anaknya dijagain, karena dia repot, kita bersedia. Minta tolong anaknya disuapin, kita siap membantunya. Kalau ini bisa kita lakukan, kita akan mendapat kepuasan bertetangga lebih dari yang kita perkirakan. Kenikmatannya jauh dari yang kita bayangkan,” tuturnya..
Hadis Nabi, “Jibril selalu berwasiat kepadaku tentang perlunya berbuat baik terhadap tetangga, sehingga aku mengira bahwa aku mendapat warisan dari tetangga.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H