Mohon tunggu...
Sholehudin A Aziz
Sholehudin A Aziz Mohon Tunggu... Dosen - Seorang yang ingin selalu bahagia dengan hal hal kecil dan ingin menjadi pribadi yang bermanfaat untuk siapapun

Perjalanan hidupku tak ubahnya seperti aliran air yang mengikuti Alur Sungai. Cita-citaku hanya satu jadikan aku orang yang bermanfaat bagi orang lain. Maju Terus Pantang Mundur. Jangan Bosan Jadi Orang baik. Be The Best.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Budaya Bersih dan Senyum Itu Butuh Revolusi Mental

9 Oktober 2016   16:00 Diperbarui: 9 Oktober 2016   16:35 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi warga Jepang kebersihan adalah cara untuk mendekatkan diri pada Tuhan, sehingga mereka terus berlomba-lomba menjaga kebersihan dan menjadikan hal itu sebagai budaya untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Selain faktor tersebut, ternyata masyarakat Jepang sejak kecil dididik untuk berbudaya bersih dan memikirkan kenyamanan orang lain. Orang tua di Jepang mendidik anak-anak mereka sejak kecil untuk selalu mejaga kebersihan dimanapun mereka berada, seperti membuang sampah pada tempatnya, mengelompokkan sampah sesuai jenisnya, mengelap ‘dudukan’ wc dengan tisu sesudah memakainya,dsb. 

Hal ini lambat laun menjadi kepribadian yang mengakar kuat dan cermin masyarakat Jepang di mata dunia sebagai negara dengan tingkat kebersihan paling baik. Bila anda sempat jalan jalan ke Japang, jangan kaget dan jangan harap Anda akan menemukan slogan seperti “Buang Sampah Pada Tempatnya” karena setiap orang Jepang telah sadar akan budaya bersih yang penting untuk dijaga bagi kelangsungan hidupnya sendiri.

Memaknai Senyuman

Barangkali mungkin banyak kalangan yang belum sepenuhnya mengerti apa arti sesungguhnya dari sebuah senyuman. Mengapa kita harus membudayakan senyum. Sesungguhnya senyum bukan hanya menyangkut urusan bibir saja, tetapi yang utama adalah adanya keinginan kita untuk membahagiakan orang lain dan membuat lingkungan sekitarnya terasa nyaman dan damai.

Coba tengok di sekeliling kita, siapapun yang senantiasa menebar senyuman bisa dipastikan ia akan terlihat lebih awet muda. Bahkan Bagi yang sudah nonton film Patch Adams, ternyata senyum dan tertawa dapat menjadi konsep dasar penyembuhan pasien yang sedang sakit berat sekalipun. Senyuman memang sesuatu yang hebat dan dahsyat. Senyuman yang penuh dengan ketenangan akan mampu meluluhkan kemarahan seseorang. Senyuman akan mampu menghadirkan kedamaian. 

Maka dari itu, hendaknya kita membiasakan untuk bersikap tenang dan murah senyum dalam bergaul. Bila kita mampu melaksanakannya maka aroma permusuhan, pertengkaran, persaingan dan kecurigaan akan sirna dan berganti dengan aroma persahabatan dan perdamaian. Dipastikan dunia akan terasa lebih indah dengan sebuah senyuman. Dan sebaliknya, dunia akan terasa seperti neraka bila kita senantiasa bermuka masam dan selalu cemberut. 

Coba ingat Susi Susanti, atlet Bulu Tangkis kebanggaan kita. Ia sangat dikenal dengan keramahan dan senyumannya. Ia merupakan atlet bulu tangkis yang mudah senyum di dalam dan di luar lapangan. Ketika dia bermain dan melakukan serve, ia selalu tersenyum. Perangainya selalu berhasil memikat penonton, baik kawan maupun lawan, karena senyumannya. Ketika Susi kalahpun ia masih dapat tersenyum dan ini membuat penonton makin bersimpati. KALAU SAJA budaya senyum dikembangkan dan menjadi habit bangsa ini, maka saya yakin Indonesia akan semakin mendunia dan akan banyak dikunjungi para wisatawan asing

Mari Mulai Revolusi Mental dari Diri Kita Sendiri

Menciptakan budaya bersih dan senyum tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Mungkin jepang atau Singapura bisa mewujudkannya. Namun bagi bangsa Indonesia yang besar ini butuh enegri dan effort yang lebih untuk bisa mewujudkannya.

Untuk bisa mewujudkan budaya bersih dan senyum maka dibutuhkan revolusi mental diri kita sendiri untuk senantiasa bermental bersih dan penuh senyum. Bila kita semua memiliki mental di atas seperti mental orang-orang Jepang maka saya yakin Indonesia akan menjadi bangsa yang lebih baik dan maju dari hari ini. Maka dari itu, berikut ini disampaikan beberapa langkah yang bisa dijadikan dasar “Revolusi Mental” budaya bersih dan senyum, diantaranya adalah:

  • Mulai ajari anak-anak kita budaya bersih dan senyum sejak dini. Bila sedari awal, anak-anak kita telah memiliki budaya bersih dan senyum maka diyakini akan mampu menciptakan suasana yang lebih sehat, aman, nyaman dan sentosa. Mulai dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu seperti membuang sampah pada tempatnya, menyapu lantai, memberikan salam kepada siapapun dan lain sebagainya. Kalau perlu, di setiap rumah bisa ditempel slogan “kawasan wajib bersih dan senyum”. Saya yakin akan mempunyai dampak dan manfaat yang signifikan bagi bangsa ini.
  • Jadikan budaya Bersih dan Senyum sebagai kewajiban. Bila bersih dan senyum sudah kita jadikan sebuah kewajiban maka otomatis menjadi rutinitas yang menyenangkan.
  • Ciptakan Proyek Perubahan “Pilot Project” GBBS di berbagai instansi pemerintah dan swasta serta masyarakat luas. Menciptakan sebuah budaya tidaklah mudah. Butuh kebiasaan-kebiasaaan bagus yang harus terus digalakkan baik dalam lingkup terkecil hingga lingkup terbesar.
  • Butuh Teladan dari para pemimpin dan tokoh masyarakat dari tingkat terendah hingga tertinggi perihal budaya bersih dan senyum ini. Ketika seorang tokoh dan pemimpin memiliki perilaku baik yang senantiasa menjaga kebersihan dan tersenyum maka ia akan menjadi role model bagi masyarakatnya. Di lingkungan kerja kita misalnya, teladan seorang direktur atau pimpinan lainnya akan sangat memperngaruhi para staff dan bawahannya untuk bersikap dan berperilaku bersih dan senyum.
  • Canangkan GBBS secara nasional dan langsung dipimpin oleh Bapak Presiden. Bila GBBS ini langsung di support oleh orang nomer 1 di negeri ini (Presiden) maka saya yakin semua akan bergerak menjadikan GBBS sebagai program unggulan yang memang wajib dilaksanakan oleh seluruh bawahannya (para mentri, kepala daerah, bupati/walikota se-Indonesia). Maka dari itu, saya berharap tahun 2017 nanti, saya mendengar Bapak Presiden kita menjadikan tahun 2017 sebagai tahun Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) secara nasional. Saya yakin bila hal ini terjadi maka tujuan dicanangkannya GBBS akan cepat berhasil dan sukses.

Demikianlah sedikit sharing idea perihal bagaimana budaya bersih dan senyum dapat menjadi budaya yang melekat di setiap anggota masyarakat sehingga dapat menciptakan suasana dan lingkungan yang nyaman, tentram dan aman. Upaya ini merupakan upaya merevolusi mental kita untuk senantiasa berbudaya bersih dan senyum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun