Jogjakarta memiliki beragam daya tarik dalam memikat wisatawan asing maupun lokal untuk berkunjung. Tak hanya asyik sebagai tempat melepas jenuh tapi juga sebagai pembelajaran. Salah satunya yaitu sejarah wisata Goa Pindul yang saat mulai diketahui sebagian orang.
Mengenal Wisata Goa Pindul
Goa Pindul terletak di Desa Bejiharjo, kecamatan Karangmojo, kabupaten Gunungkidul, Jogjakarta. Tempat ini merupakan salah satu wisata alam yang mulai terkenal dengan kegiatan utamanya ialah cave tubing atau menjelajah dalam gua dengan menggunakan ban pelampung.
Harga tiket Goa Pindul mulai dari Rp. 40,000,- per orangnya dengan fasilitas perlengkapan untuk cave tubing yaitu ban pelampung, jaket pengaman, dan helm. Info lebih lanjut, dapat menuju ke Goa Pindul Official yang melayani pembayaran retribusi online dan lain sebagainya.
Bagaimana Sejarah Wisata Goa Pindul?
Tak hanya asyik untuk dijadikan tempat melepas penat, namun Goa Pindul juga memiliki cerita tersendiri sehingga dapat dijadikan wisata yang menarik perhatian. Berikut kisah mengenai sejarah hingga kemudian terbuka untuk umum:
1. Asal Nama Goa Pindul
Salah satu sejarah wisata Goa Pindul yang harus diketahui tentu saja asal usul namanya. Namun, ada dua versi cerita tentang terbentuknya tempat tersebut. Berikut kisah mengenai salah satu destinasi rekreasi alam Jogjakarta terbaik:
A. Kisah Ki Ageng Pemanahan dan Ki Juru Mertani
Kisah ini diawali dengan perjalanan dua orang bernama Ki Juru Mertani dan Ki Ageng Pemanahan ke arah timur. Mereka diutus oleh Panembahan Senopati dari Kerajaan Mataram untuk membunuh bayi dari putrinya.
Kerajaan mengutus untuk membunuh anak tersebut yang merupakan buah cinta putri Panembahan Senopati dengan Mangir Senopati. Namun, keduanya tidak menjalankan utusan tersebut dan membawanya ke daerah Gunungkidul dan berhenti di daerah Karangmojo.
Terciptanya Goa
Sesampainya di daerah Karangmojo, keduanya beserta bayi beristirahat dengan menggunakan alas tikar yang kemudian menjadi nama dari dusun tersebut yaitu Gelaran. Namun, si kecil terus menangis dan membuat mereka kebingungan.
Akhirnya, sang bayi pun hendak dimandikan namun masih mencari sumber air. Ki Ageng Mertani kemudian mendaki bukit dan menginjakkan kaki di tanahnya sehingga terbuatlah lubang (seperti goa) dengan air mengalir di bawahnya hingga terbentuk sungai.
Pemberian Nama
Sang bayi pun dimandikan di tempat tersebut hingga tak sengaja pipinya terbentur batu yang bahasa Jawanya dinamakan kebendhul. Kemudian, dari peristiwa tersebut diambillah kata Pindul sebagai nama dari goa itu.
B. Kisah Joko Singlulung
Berawal dari seseorang bernama Joko Singlulung yang melakukan perjalanan mencari ayahnya dengan melewati hutan dan hampir 7 gua dengan sungai mengalir di bawahnya. Saat sedang menyusurinya kepalanya terbentur.
Dari kejadian kepalanya terbentur tersebut diartikan dalam bahasa Jawa yaitu pipi begendul atau pipi terbentur. Diambillah kata Pindul sebagai nama dari gua itu, kemudian menjadi salah satu sejarah wisata Goa Pindul.
C. Sejarah Lainnya
Selain asal-usul sejarah wisata Goa Pindul, juga terdapat cerita mengenai sumber mata air di dalamnya yang disebut sebagai 'mbelik' panguripan. Meski tidak terlalu popular, namun beberapa orang khususnya masyarakat masih mempercayai, dan berikut cerita lengkapnya:
Kisah Mata Air Mbelik Panguripan
Berawal dari seorang kyai bernama Jaluwesi bertengkar dengan Bendhogrowong. Mereka beradu kekuatan dan kesaktian di sekitar lokasi kejadian. Namun, hingga saat ini tidak diketahui apa penyebabnya karena keterbatasan referensi.
Dalam perseteruan tersebut, Jaluwesi menang hingga kemudian musuhnya, Bendhogrowong, mengeluarkan kekuatan. Untuk menyerang balik yang meleset mengenai anjing peliharaan cucu kembar dari sang kyai hingga lari tak tentu arah dan bertemu mata air di semak-semak.
Pemberian Nama Mata Air
Anjing tersebut terluka dan berlarian tak tentu arah hingga bertemu dengan mata air dalam semak-semak. Kyai Jaluwesi mengikutinya dan terkaget-kaget karena hewannya sudah sembuh berkat sumber di lokasi peristiwa.
Dari kejadian di atas terbitlah nama mbelik panguripan atau bahasa Indonesianya ialah mata air penghidupan. Karena dipercaya dapat menyembuhkan sakit khususnya bagi anjing tersebut. Kebenaran salah satu sejarah wisata Goa Pindul ini juga masih dipercaya beberapa orang.
2. Goa Pindul Sebelum menjadi Tempat Wisata
Goa Pindul awalnya hanyalah tempat biasa yang digunakan masyarakat sekitar untuk kegiatan sehari-hari. Berikut beberapa fakta sebelum menjadi salah satu destinasi alam kebanggaan warga Gunungkidul:
Digunakan sebagai Tempat Berkegiatan
Dulunya wilayah Goa Pindul merupakan gua biasa dengan air sungai jernih mengalir di bawahnya. Tempat itu nampak tak terawat dan menjadi sarang kelelawar sehingga masyarakat sekitar tidak berani mendekat bahkan masuk ke dalam.
Bagian dari gua yang berani untuk didatangi masyarakat ialah sungainya. Mereka pun banyak melakukan aktivitas seperti mencuci baju bahkan mandi di lokasi. Selain tidak terlihat menakutkan, di sana airnya juga masih jernih dan tidak tercemar limbah pabrik.
Sebagai Tempat Memancing
Gua Pindul memiliki aliran air sungai yang jernih dan tenang sehingga di dalamnya terdapat berbagai ikan tawar. Selain untuk mencuci baju dan mandi, tentu saja masyarakat sering memancing setiap harinya.
Hasilnya dapat dikonsumsi sendiri atau hanya untuk bersenang-senang alias hobi memancing saja. Bagi para pemancing, tentu sungai di Goa Pindul merupakan tempat yang tepat meski ikannya tidak begitu beragam.
Saat ini, meski sudah menjadi tempat wisata, masyarakat tetap dapat memanfaatkan kejernihan air di Goa Pindul. Namun dibatasi pada waktu tertentu saja, yaitu khususnya pada malam hari. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati keindahannya dengan menginap di salah satu homestay.
Goa Pindul Diresmikan sebagai Tempat Wisata
Peresmian Goa Pindul sebagai wisata diawali dengan kegiatan KKN yang diikuti oleh mahasiswa dari Universitas Gajah Mada Jogjakarta. Tujuan awalnya ialah untuk meneliti batuan yang terdapat di dalamnya serta kedalaman air sungainya.
Setelah melakukan penelitian, sejumlah mahasiswa tersebut bersama beberapa perangkat desa memiliki inisitiaf untuk membersihkannya, karena tak terawat dan terlihat angker. Pada akhirnya justru menemukan potensi wisata di dalamnya.
Kemudian, pada tanggal 10 Oktober 2010, salah satu sejarah wisata Goa Pindul dimulai yaitu peresmiannya menjadi destinasi rekreasi alam untuk umum. Selain keindahan, berbagai aktivitas dapat dilakukan di sana seperti cave tubing, rafting dan masih banyak lagi.
Tempat Wisata Goa Pindul Saat Ini
Setelah diresmikan sebagai salah satu wisata alam di Jogjakarta, tepatnya Gunungkidul, warga sekitar mulai memiliki pekerjaan baru yaitu sebagai pemandu wisata, penjual makanan dan minuman, bahkan menyediakan penginapan atau homestay.
Jika berkunjung ke Goa Pindul, ada baiknya untuk mendengarkan arahan dari pemandu baik mengenai jalur hingga sejarah wisatanya. Hal ini penting agar dapat dijadikan pembelajaran bagi pengunjung serta melestarikan budaya melalui cerita.
Mengetahui sejarah wisata Goa Pindul dapat menjadi salah satu pembelajaran bagi pengunjung tentang asal usulnya. Berbagai informasi yang ingin diketahui lebih lanjut tentu saja dapat menghubungi Goa Pindul Official.
Demikian tulisan mengenai sejarah wisata Goa Pindul, mulai dari asal-usul namanya hingga cerita terbukanya untuk umum dan dijadikan salah satu destinasi alam favorit. Jadi, jika berkunjung ke Jogjakarta jangan lupa mampir ke tempat ini ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H