"itu rezekimu". Salah satu ucap temanya dengan sedikit senyum.
Empat puluh menit kemudian mereka kembali mengangkut angkutan.
***
Di suatu sudut kota yang kumuh, sepasang kekasih anak punk jalanan sedang bercinta di dalam lubang pipa pondasi proyek gedung yang akan di bangun disana, si gadis pirang dengan posisi berbaring mengangkat kaki dan menyandarkannya di bahu lelaki bercodet. Rahim si rambut pirang  jebol terisi air mani lelaki bercodet itu, mereka bercinta dengan begitu mesra.
Hingga dalam beberapa minggu si rambut pirang itu bunting, ia tahu lelaki bercodet sangat mencintainya dan lelaki bercodet pun memikirkan hal yang sama, mereka sepasang kekasih mesra seperti sepasang belibis yang bercinta sebelum di tembak oleh pemburu yang akan menjadikanya lauk di meja makan.
Keadaan finansial lelaki bercodet tak mencukupi jika mereka memiliki seorang anak, lalu lelaki bercodet memutuskan untuk mengantar di kediaman si gadis pirang. Jarak yang di tempuh lumayan jauh, sehingga lelaki bercodet menyewa dua motor bebek untuk pergi mengantar ke kediaman si rambut pirang itu. Mereka berempat dengan mengendarai sepasang motor bebek melewat jalur mobil pengangkut batu bara yang tidak boleh dilewat kendaraan umum, dikarenakan mereka tidak memiliki surat izin mengemudi.
Di tengah perjalanan mereka di hentikan oleh satpam pengawas karena ada pengendara illegal yang lewat di jalan terlarang. Setelah menghentikanya dan menanyakan hal segala macam, satpam itu merasa iba dengan kisah mereka, dan mengizinkan lewat dengan syarat jika ada mobil tambang lewat mereka harus turun dan menjauh dari motor bebek dan membiarkan mobil itu lewat terlebih dahulu dan kembali berjalan.
Setelah menempuh perjalanan yang hiruk-pikuk sepasang motor bebek telah sampai di perkampungan yang dinamakan batu pecah, mereka berhenti, dan lelaki bercodet berkata
"aku takut akan di bunuh, jika kedua orang tuamu tau".
"tidak, sayang".
Â