Mohon tunggu...
Shohibul Faroeh
Shohibul Faroeh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi

Aktivis Kampus

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Sosial sebagai Alternatif Upaya Pencegahan Radikalisasi dan Terorisme: Program Deradikalisasi Pemerintah dalam Media TikTok

13 Juni 2024   12:43 Diperbarui: 13 Juni 2024   13:06 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Meningkatnya prevalensi radikalisme dan terorisme di era globalisasi, ditambah dengan pesatnya perkembangan teknologi, menyebabkan banyak bermunculan gerakan-gerakan radikal, khususnya di media sosial. Radikalisme sendiri merupakan cikal bakal lahirnya terorisme. Radikalisme adalah sikap yang menginginkan perubahan revolusioner secara radikal dengan cara menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara radikal melalui kekerasan dan tindakan ekstrim. Beberapa ciri terlihat pada sikap dan paham radikal, yaitu intoleransi (tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang lain), fanatisme (selalu merasa benar; menganggap orang lain salah) dan eksklusivitas (membedakan diri dengan umat Islam yang datang) secara umum dan revolusioner (cenderung menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan) (Aisy dkk, 2019). 

Sejauh ini para teroris menyebarkan radikalisme mereka saat ini dengan memanfaatkan komunikasi massa yang disebut dengan teori silent wave dan opini publik. Masyarakat akan cenderung mengikuti opini yang ada, sementara sebagian kecil masyarakat yang mempunyai pendapat lain akan cenderung diam. Gunakan lensa teoritis ini untuk mengkaji fenomena terorisme yang diberitakan secara luas. Jika pemberitaan dari berbagai media massa membingkai berita tentang terorisme, maka media lain yang memang ingin memberitakan isu selain terorisme akan berpikir dua kali untuk melakukannya, karena perhatian masyarakat akan lebih tertuju pada berita tentang terorisme (Aisy dkk, 2019).

Pencegahan radikalisme dan terorisme tersebut dapat dilakukan melalui media sosial seperti TikTok dan jenis media sosial lainnya. Pemerintah telah banyak memblokir konten yang menunjukkan tendensi radikalisme dan terorisme. Dengan membuat dan membagikan konten positif kepada teman-teman kita, kita dapat mencegah radikalisme dan terorisme, dan mereka juga dapat ikut andil dalam gerakan menagkal radikalisme di media sosial. Pemerintah harus mengutamakan edukasi publik tentang bahaya terorisme dan radikalisme serta meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang media sosial agar mereka tidak termakan oleh berita hoax dan menjerumuskan. Konten radikal tersebar luas, menyasar siapa pun untuk mengikuti keyakinannya. Target yang akan disasar akan diprofilkan atau diidentifikasi berdasarkan latar belakang pendidikan dan agama mereka. Sangat penting untuk mencegah masuknya radikalisme dengan mencegah gerakan radikal yang menggunakan kekerasan sebagai bentuk aktivitas gerakan penanaman ideologi Pancasila dan pendekatan agama. Pembelajaran nasional melalui organisasi kemahasiswaan adalah cara strategis, inovatif, terpadu, sistematis, serius, dan komprehensif untuk memerangi radikalisme (Rahmat dkk, 2019).

Peran Media Tiktok dalam Pencegahan Radikalisasi dan Terorisme

Kompleksitas teknis telah menjadi standar yang mempercepat perbaikan pemikiran manusia dan mempengaruhi pola komunikasi, nilai-nilai budaya, hubungan politik, tingkat ekonomi dan permasalahan lainnya. Dengan kata lain, kemajuan teknologi di era globalisasi dapat mempengaruhi tidak terbatasnya akses masyarakat terhadap referensi informasi yang dibutuhkan. Besarnya arus informasi memungkinkan berbagai bias memicu perilaku dalam menanggapi pesan yang muncul di media sosial. Menurut laporan bahwa pengguna media sosial di Indonesia telah mencapai populasi aktif sebanyak 160 juta jiwa, platform media sosial telah menjadi sarana penting untuk mempengaruhi, menyebarkan, dan menyebarluaskan gagasan, termasuk radikalisasi dan nilai-nilai teroris. Media memiliki peran yang besar dalam memberikan info kepada masyarakat. khususnya generasi muda, tentang terorisme dan ideologi radikal. Buruknya lagi, anak muda banyak yang direkrut masuk dalam organisasi radikal lewat Internet dan media sosial. Salah satunya adalah media tiktok. 

TikTok, sebagai salah satu platform media sosial yang paling populer saat ini, memiliki potensi besar dalam pencegahan radikalisasi dan terorisme. Dengan begitu perlu strategi yang tepat untuk pencegahan radikalisasi dan terorisme ; yaitu dengan meningkatkan kesadaran tentang bahaya radikalisasi dan terorisme. Radikalisme merupakan suatu paham yang menghendaki adanya perubahan, pergantian, dan penjebolan terhadap suatu sistem masyarakat sampai ke akarnya. Radikalisme menginginkan adanya perubahan secara total terhadap suatu kondisi atau semua aspek kehidupan masyarakat (Rahmat dkk, 2019). Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait radikalisasi dan terorisme akan membuat masyarakat mengetahui tentang bahaya radikaliasi yang bisa berujung ke tindak terorisme. Masyarakat harus mengingkan literasi sehingga bisa menyaring konten-konten di tiktok yang berbau radikal sebelum menyebarkan konten tersebut dan masyarakat bisa melaporkan konten tersebut kepada pihak media Tiktok dan juga melaporkan ke pemerintah yang bersangkutan. Untuk itu, pemerintah dan seluruh stakeholders dalam masalah ini, harus bertindak tegas dalam memanfaatkan jaringan internet dan media sosial untuk melakukan langkah pencegahan (Rahmat dkk, 2019). 

Platform Media Sosial Tiktok Sebagai Alternatif Upaya dalam Mencegah Radikalisme dan Terorisme

TikTok merupakan salah satu platform media sosial yang paling populer saat ini, terutama di kalangan generasi muda. TikTok adalah salah satu platform media sosial yang sering digunakan orang untuk menonton konten-konten video yang menarik di ponsel dengan durasi video yang cukup singkat dari 15 detik, 30 detik hingga 1 menit dan bahkan sekarang bisa lebih dari 5 menit. Aplikasi ini juga menjadi aplikasi yang sedang trending saat ini. Terlebih lagi banyak orang yang sudah menggunakannya karena berisi konten-konten video yang menarik seperti : komedi, mukbang, teknologi dan masih banyak lagi, sehingga TikTok mulai banyak digunakan oleh orang Indonesia. TikTok pun sudah biasa mengupdate aplikasinya, salah satunya dengan update aplikasi agar si pemakai lebih leluasa menggunakannya, terutama untuk edukasi. Penambahan musik dan review pemakai membuat orang yang tadinya tidak menggunakan aplikasi ini ingin menggunakannya juga (Devi A, 2021). 

Tiktok juga menyediakan preferensi pengguna yang sering mengakibatkan penyalahgunaan fitur dan vulgarisasi konten seperti konten-konten radikalisme dan konten yang mengandung unsur kekerasan. Ada konten yang mengganggu, tidak adanya pedoman nilai yang efektif dan tepat. Konten tersebut tampaknya terstandarisasi dan beberapa bagian konten mengandung unsur sara dan pelanggaran (Uddin dkk,2024). Dalam upaya untuk mencegah radikalisme dan Terorisme media tiktok bisa dibilang merupakan strategi yang efektif. Tiktok memiliki cakupan dan jangkuan yang luas serta pengguna Tiktok berasal dari berbagai belahan dunia secara global sehingga informasi akan mudah tersebar luas ke seluruh penjuru dunia. Dengan konten video yang memiliki format pendek video dirasa lebih menarik dan interaktif sehingga dapat menarik perhatian kepada berbagai kalangan pengguna dan menyampaikan informasi tentang deradikalikasi dan ancaman terorisme yang berawal dari radikalisme lebih mudah dipahami dan mudah diterima oleh berbagai kalangan pengguna media Tiktok. Algoritma yang ada di media Tiktok juga dapat membantu dalam menyampaikan pesan terkait deradikalisasi, Algoritma Tktok membuat konten video menjadi viral dan dapat membantu meberitahukan deradikaliasi dan mencegah radikalisasi yang bisa menjadikan terorisme. Algoritme Tiktok juga membantu menjangkau dan mencapai pengguna yang menonton video yang berisi informasi tentang deradikalisasi dalam jangkauan lebih luas. Tiktok juga didukung banyak fitur seperti ; musik video, fitur live, filter video, stiker dan efek video, serta masih banyak lagi. Sehingga penggunaan media sosial Tiktok ini cukup bisa dibilang efektif (Ira Laili, 2023). Hal ini sudah diterapkan oleh BNPT (Badan Nasional Penanggulan Terorisme) dalam akun Tiktoknya @bnptri . Akun @bnptri memberikan konten-konten video pendek tentang edukasi dan informasi terkait radikalisasi dan terorisme. Hal ini digunakan sebagai upaya alternatif dalam menanamkan pendidikan deradikalisasi lewat media yang bertujuan untuk mencegah adanya radikalisme yang berujung menjadi tindak terorisme.

Program Deradikalisasi Dari Pemerintah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun