Dikutip dari toptal.com, bahwa seorang Data Scientist akan menerima beban tanggung jawab berupa memilih dan memilah features melalui sebuah machine learning, melakukan data mining, memperluas cakupan data perusahaan dan bila perlu menggunakan bantuan pihak ketiga, meningkatkan prosedur teknik pengumpulan data atau informasi, dan yang paling penting adalah bertanggung jawab terhadap proses, pembersian (cleansing), dan verifikasi terhadap data untuk kebutuhan analisis.
Tanggung jawab yang akan diterima oleh seorang Data Scientist akan berbeda dilihat dari bidang data yang sedang dikerjakan. Misalnya, seorang Data Scientist yang bekerja di bidang pertanian tentu akan selalu menghadapi data-data luas panen, produksi, produktivitas harga pangan dan sebagainya.Â
Tidak jarang seorang Data Scientist pertanian harus turun ke lapang untuk melakukan verifikasi data yang telah dikumpulkan oleh enumerator. Namun demikian, semua tanggung jawab yang akan diterima oleh Data Scientist akan terasa ringan apabila selalu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Seperti yang telah dijelaskan di bagian pendahuluan, bahwasannya Data Science merupakan ilmu yang beradaptasi cepat dengan perkembangan teknologi.
Sebagai gambaran, indeed.com menyatakan bahwa rata-rata gaji bulanan yang diterima oleh seorang Data Scientist adalah sebesar Rp7 -- 8 juta. Sekilas, jumlah ini terbilang fantastis mengingat dalam satu tahun jumlah yang terkumpul bisa mencapai Rp100 juta. Perlu diperhatikan kembali bahwa nominal per bulan ini bukan gaji bersih. Sehingga, para calon Data Scientist harus kembali hati-hati dalam melihat peluang.Â
Ditambah lagi, profesi bahasa-bahasa rekrutmen Data Scientist di Indonesia masih ambigu. Sebagai contoh, rekrutmen Data Scientist tetapi kenyataannya menjadi admin yang menangani banyak data. Ada lagi, rekrutmen Data Scientist tetapi bobot kerjanya terletak pada advertising. Sehingga, kemampuan desain grafis lebih banyak digunakan daripada kemampuan membuat 'insight' terhadap big data yang sedang diproses.
Lain ladang, lain belalang. Apabila sedikit bergeser ke negeri jiran, maka salary yang akan diterima seorang Data Scientist adalah sebear RM6000-an per-bulan berdasarkan indeed.com. Nomial RM6000-an itu jika dikonversi ke dalam rupiah sekitar Rp20-jutaan. Jadi ada selisih Rp13-juta dengan salary bulanan Data Scientist di Indonesia. Lagi-lagi, gaji perbandingan gaji bersifat relatif terutama dengan perbedaan cost hidup di Indonesia dan Malaysia. Namun demikian, perbedaan salary ini menandakan bahwa kebutuhan Data Scientist di negeri jiran agak dibutuhkan dibandingkan dengan di Indonesia. Sehingga, lebih peluang menjadi Data Scientist di Malaysia lebih besar dan menjanjikan.
Berbagai ulasan yang diberikan tentang profesi Data Scientist memberikan sebuah kesimpulan bahwa Data Scientist masih menjadi dilema dikalangan para fresh graduate atau bahkan calon mahasiswa. Dilihat dari peluang profesi Data Scientist, tentu profesi ini memiliki peluang besar mengingat seantero dunia hari sedang menuju digitalisasi. Tetapi peluang besar ini tidak mungkin optimal apabila daya serap tenaga kerja sebagai Data Scientist tidak seimbang. Artinya, banyak fresh graduate yang sedang mencari kerja tetapi tidak ada investor atau pemberi kerja yang memberikan peluang. Sehingga, bisa jadi para calon Data Scientist cenderung memilih untuk membuat perusahaan start-up yang juga tidak jauh-jauh dari Data Science.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H