Mohon tunggu...
Shofwa Fathina
Shofwa Fathina Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan

Magister Akuntansi Angkatan 40 Universitas Mercubuana Tugas Mata Kuliah Pajak Internasional dan Pemeriksaan Pajak Dosen Pengampu : Prof. Dr. Apollo, M.Si.Ak Nama Mahasiswa : Shofwa Fathina NIM : 55521120001

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

TB2_ Akuntansi Perpajakan PDCA, Pendekatan Teknologi Informasi

12 November 2022   12:09 Diperbarui: 12 November 2022   12:29 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu karya Herbert Marcuse yaitu buku Reason and Revolution (1941) yang mengungkapkan pemikiran bahwa Hegel telah memberi batasan negasi antara bentuk lama dan bentuk baru teori kritis. Selain itu, dalam buku tersebut Hegel, menurut Marcuse, memberikan batasan antara filsafat dan teori sosial. Adapun pemikiran Marcuse dalam eksplorasi terhadap pemikiran Freud terangkum dalam buku Eros and Civilization (1955). Marcuse mencoba untuk mensintesiskan teori Freud dengan ajaran Marx sehingga memunculkan istilah Freudian-Marxian.

Pengembangan teoritis yang dilakukan Marcuse tersebut didasarkan pada pemikiran Madzhab Frankfurt bahwa penafsiran psikoanalisis Freud sangat dibutuhkan dalam menghadapi tatanan sosial masyarakat. Marcuse merangkum dua aspek yang berbeda dalam psikoanalisis Freud. Kedua aspek tersebut yaitu :

  • Ajaran Freud bersifat psikologis.
  • Ajaran Freud bersifat sosiologis.

Kedua ajaran tersebut sebenarnya bersifat saling berbeda, terutama berkaitan dengan sejarah individu dan sejarah kebudayaan manusia. Perbedaan yang muncul dalam dua aspek tersebut bukan sesuatu yang secara penuh bertentangan, akan tetapi saling memengaruhi. Penafsiran lebih lanjut terhadap hal ini yaitu aspek psikologis harus memperlakukan individu dan menempatkannya sebagai makhluk yang terbentuk melalui kebudayaan dalam kenyataan sosial. Lebih lanjut dalam aspek sosiologis, ilmuwan harus dapat menempatkan struktur masyarakat dalam lingkup kenyataan psikologis.

Herbert Marcuse memberikan penilaian bahwa kemiskinan dan kekayaan dalam struktur sosial masyarakat harus dilihat dalam dimensi pemikiran yang berbeda. Kemiskinan kaum proletar atau kelas bawah yang tertindas (buruh) harus dilihat dalam kacamata pemikiran Marx. Adapun pemikiran Feud dapat diterapkan pada penafsiran atas kelimpahan yang terjadi dalam suatu masyarakat industri modern. Freudian-Marxian yang dicetuskan Herbert Marcuse digunakan dalam melihat dua keadaan yang berbeda dalam struktur sosial masyarakat, yaitu kemiskinan dan kekayaan. Penjelasan lebih lanjut dijabarkan dalam dua poin berikut :

  • Penetapan Marxisme pada komponen psikis melalui Freud.
  • Marx memberikan pandangan bahwa revolusi kaum proletarian akan terjadi. Akan tetapi, revolusi kaum proletarian tidak pernah benar-benar terjadi. Pedoman sistem pasar pada kapitalisme liberal kemudian hancur. Sistem pasar kemudian dikuasai oleh kapitalisme monopoli melalui campur tangan negara. Marx beranggapan bahwa negara akan hilang ketika komunisme dalam masyarakat terwujud. Pemikiran tersebut tidak terbukti dan keliru. Sebab, negara dan masyarakat merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
  • Penetapan Freud pada dimensi sejarah melalui Marx.
  • Marcuse mengungkapkan bahwa pokok permasalahan dalam masyarakat modern ialah kelimpahan (affluent). Kesejahteraan masyarakat yang terwujud karena produktivitas kerja yang besar menumbuhkan ketimpangan dalam motivasi ekonomi dan perubahan sosial. Keadaan kelimpahan dalam masyarakat membuat kaum pekerja (buruh) menjadi lebur dan larut dalam sistem yang ada. Kaum pekerja menjadi mudah berkompromi dalam mencapai keinginan, kebutuhan, dan minat dalam kehidupan. Marcuse menganggap kondisi tersebut bukan merupakan hal yang baik. Sebab, masyarakat menjadi hanya berpikir dan bertindak dalam satu dimensi (one dimension). Masyarakat satu dimensi (one dimension) merupakan masyarakat yang hanya memiliki satu arah tujuan dalam seluruh aspek kehidupan.

Masyarakat Satu Dimensi Herbert Marcuse ; dokpri
Masyarakat Satu Dimensi Herbert Marcuse ; dokpri

Masyarakat satu dimensi memiliki banyak kemudahan dari adanya keberlimpahan dan kemajuan teknologi. Akan tetapi, dampak negatif yang timbul yaitu manusia kehilangan kesadaran kritis. Keadaan tersebut merupakan kenyataan yang menyedihkan karena manusia menjadi represif (terkekang), tidak kritis, dan terkungkung dalam satu tujuan saja. Tiga ciri utama masyarakat industri menurut Herbert Marcuse yaitu :

  • Prinsip teknologi menguasai masyarakat. Teknologi telah meresap pada berbagai bidang kehidupan masyarakat. Keadaan ini dapat menimbulkan kesalahan penafsiran bahwa kemajuan manusia sama dengan kemajuan teknologi.
  • Peleburan antara produktifitas dan destruktifitas berdampak pada masyarakat yang irasional. Produktifitas menjadi rancu dengan destruktifitas karena perkembangan teknologi dan keberlimpahan cenderung digunakan untuk permusuhan dan kehancuran.
  • Masyarakat satu dimensi. Masyarakat terbentuk menjadi hanya mengikuti satu alur kehidupan. Segi kehidupan manusia hanya bertujuan untuk meningkatkan dan melangsungkan sistem yang telah berjalan, tanpa pemikiran kritis. Dimensi lain dalam kehidupan manusia telah tersingkirkan.

Pada masyarakat satu dimensi, yang kemudian membentuk manusia satu dimensi (one dimension man), dimensi lain tidak diberi ruang. Kemanusiaan, kebebasan, otonomi, dan kehidupan sosial seluruhnya telah menjadi alat. Masyarakat lebih suka mempertahankan status menetap (status-quo) disbanding berpikir kritis untuk mencapai kebebasan dan keseimbangan dalam kehidupan.

PDCA dan Teknologi Informasi dalam Lingkup Teori Kritik Herbert Marcuse

Masyarakat satu dimensi sebagaimana diungkapkan Herbert Marcuse dapat terjadi juga dalam aspek akuntansi perpajakan. Wajib pajak, yang merupakan masyarakat pada umumnya, dibentuk oleh suatu sistem pemerintah dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. Kewajiban perpajakan membentuk suatu sistem yang memaksa untuk memberikan sejumlah dana pajak kepada negara. Meskipun pajak diungkapkan sebagai iuran wajib dengan timbal balik tidak langsung, alokasi penggunaan dana pajak masih menjadi pertanyaan.

Akuntansi Perpajakan PDCA, Teknologi Informasi, dan Masyarakat Satu Dimensi ; dokpri
Akuntansi Perpajakan PDCA, Teknologi Informasi, dan Masyarakat Satu Dimensi ; dokpri

Pada negara dalam taraf menengah dan cenderung miskin, kewajiban perpajakan dapat menjadi beban berat bagi masyarakat. Sebab, kebutuhan dasar dan fasilitas publik tidak dapat dipenuhi dalam standar minimal oleh pemerintah. Masyarakat diharapkan untuk mencari penghidupan sendiri untuk memenuhi kelayakan hidup minimal. Ironisnya, saat mencapai tingkat kesejahteraan tertentu, negara hadir dalam penagihan dana atas nama kewajiban perpajakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun