JUDUL
Mahasiswa Damai Peran Santri Melawan Ekstremisme dan Radikalisme Keagamaan di Indonesia
Â
PENDAHULUAN
Berdasarkan Dr. Setia Budi (E.FE. Douwes Dekker) mengatakan: Dalam hal ini, perlu bersama-sama mengingatkan Pesantren dan umat Islam akan peran besar yang mereka mainkan dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Sebab, pemimpin pergerakan nasional tidak bisa dipisahkan dari dunia pesantren dan ruh Islam.
CH. Hasyim Asy'ari, KH. Abbas Abdul Jamil, KH. Wahab Hasbullah, KH. Wahid Hasyim dan lainnya adalah tokoh-tokoh Muslim yang lahir dari rahim Pesantren yang berperan penting dalam membela negara. dari KH. Hasyim Asy'ari menjadi percikan hiruk pikuk pada 22 Oktober 1945, menginspirasi para pejuang untuk turun ke medan perang. Pertempuran terjadi secara serentak di berbagai daerah untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. November 1945 memberikan bukti nyata bahwa Ulama Santri berjuang untuk berdirinya negara ini.
Ulama Santri telah menjadi simbol perlawanan terhadap penjajah. Hal ini ditunjukkan ketika kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan, Raskal Hizbullah secara moral dan organisasi utuh dan penuh semangat juang. Secara organisasi, Hizbullah tetap kuat sampai setelah proklamasi kemerdekaan. Bahkan, Raskar Hizbullah telah menjadi salah satu tentara yang siap memasuki era baru revolusi kemerdekaan.
Â
PEMBAHASAN
Indonesia bukanlah negara muslim seperti negara-negara Timur Tengah Namun, sebagian besar penduduk Indonesia diketahui memeluk agama Islam sebuah fakta yang telah ada sejak zaman kuno dan masih terkait dengan Indonesia hingga saat ini. Berbicara tentang Islam di Indonesia memang menarik karena aktivitas bernafaskan Islam sangat terlihat dalam kehidupan orang-orang yang menerima Islam tidak hanya aktivitas keagamaan yang wajib, tetapi banyak aktivitas aktif yang direfleksikan oleh umat Islam dalam negeri.
Ini merupakan fakta yang mengejutkan, namun sebenarnya banyak faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan Islam di Indonesia.
Fakta sejarah menunjukkan bahwa lembaga pendidikan Islam merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam dinamika perkembangan Islam di Nusantara.
Salah satu lembaga pendidikan Islam tradisional yang masih berperan aktif dalam dinamika Islam di Nusantara adalah Pesantren.
Pesantren sendiri merupakan lembaga pendidikan Islam pertama yang didirikan di Indonesia.
Hingga saat ini, pesantren dapat menunjukkan vitalitasnya sebagai kekuatan sosial, budaya dan agama yang telah berkontribusi dalam konstruksi budaya Indonesia modern.
Kelahiran pesantren tidak lepas dari sejarah masuknya Islam ke Nusantara. Islam dibawa ke nusantara melalui interaksi yang terjalin dalam aktivitas perdagangan internasional antara nusantara dengan masyarakat/suku bangsa di Timur Tengah.
Islam mampu bertahan di Nusantara bukan hanya karena tasawuf dari Timur Tengah menyerbu Nusantara, tetapi juga karena adanya umpan balik dari orang-orang di Nusantara yang pergi ke Arabia (Timur Tengah) dan belajar Islam. Mahasiswa Nusantara ini membawa pemahaman Islam kepada masyarakat setelah kembali dari Arab. Pada awalnya pembelajaran agama Islam berlangsung di langar, masjid, atau rumah guru, namun pada akhirnya kegiatan pembelajaran berlangsung dalam sistem asrama dan pondok pesantren.
Bukti kuatnya Islam di Indonesia melalui peran pesantren dapat dilihat dari partisipasi para kiai dan santri. Zamakshari Doffieh pernah menulis tentang peran Kiyai sebagai pimpinan sebuah pondok pesantren, yang ia yakini sebagai salah satu kelompok kepemimpinan yang paling menonjol dalam kebutuhan kepemimpinan moral bangsa Indonesia.
Sebagai kepala pesantren, Kyai berusaha membangun sistem pendidikan yang benar misalnya, selain menyelenggarakan pendidikan Islam, pesantren umumnya memiliki sistem ekonomi mandiri dengan menguasai sumber daya alam di sekitar Pesantren.
Santri tidak dikenakan biaya pendidikan yang besar untuk dapat menimba ilmu di pesantren. namun sebaliknya santri diinstruksikan untuk mengelola sumber daya alam yang ada di sekitar pesantren agar mampu merevitalisasi roda ekonomi pesantren, sudah cukup efektif untuk menghidupkan kembali perekonomian pesantren, bahkan ada yang bermitra dengan perusahaan besar untuk memungkinkan mereka untuk menjual artefak Islam. Pesantren seperti Al-Ittifaq, sebuah pesantren di wilayah Bandung barat Jawa.
Â
KONSEP PENGEMBANGAN
Peran pesantren di Indonesia tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai lembaga keagamaan yang menjadi landasan perlawanan terhadap segala bentuk penjajahan, lembaga keilmuan, lembaga penelitian, lembaga pelatihan dan lembaga pengembangan masyarakat. Sebagai simpul budaya.
KESIMPULAN
Jika Anda seorang mahasiswa, Anda dapat mengambil tanggung jawab intelektual. Ustaz memiliki jiwa sosial yang tinggi dalam mendidik mahasiswa dan masyarakat, serta semangat belajar mahasiswa yang besar, yang memungkinkan Ustaz menjalankan perannya dengan lebih semangat.
Hambatan dalam memobilisasi partisipasi mahasiswa untuk pengembangan masyarakat adalah mahasiswa adalah mahasiswa dan oleh karena itu memiliki dua kegiatan: kegiatan di pesantren dan kegiatan di banyak tugas universitas dan kampus. Perubahan yang berlangsung terus menerus akan menyebabkan cuaca buruk yang mengganggu pelaksanaan kegiatan.
Â
Â
DAFTAR PUSTAKA
Asif Marwati. (2000). Mengidentifikasi faktor-faktor pendorong keberhasilan program pengembangan agribisnis di pondok pesantren. kertas. Universitas: FIP.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H