Mohon tunggu...
Shofi nur hayati
Shofi nur hayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Damai Peran Santri Melawan Ekstremisme dan Radikalisme Keagamaan di Indonesia

16 Oktober 2022   19:37 Diperbarui: 16 Oktober 2022   19:41 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fakta sejarah menunjukkan bahwa lembaga pendidikan Islam merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam dinamika perkembangan Islam di Nusantara.

Salah satu lembaga pendidikan Islam tradisional yang masih berperan aktif dalam dinamika Islam di Nusantara adalah Pesantren.

Pesantren sendiri merupakan lembaga pendidikan Islam pertama yang didirikan di Indonesia.

Hingga saat ini, pesantren dapat menunjukkan vitalitasnya sebagai kekuatan sosial, budaya dan agama yang telah berkontribusi dalam konstruksi budaya Indonesia modern.

Kelahiran pesantren tidak lepas dari sejarah masuknya Islam ke Nusantara. Islam dibawa ke nusantara melalui interaksi yang terjalin dalam aktivitas perdagangan internasional antara nusantara dengan masyarakat/suku bangsa di Timur Tengah.

Islam mampu bertahan di Nusantara bukan hanya karena tasawuf dari Timur Tengah menyerbu Nusantara, tetapi juga karena adanya umpan balik dari orang-orang di Nusantara yang pergi ke Arabia (Timur Tengah) dan belajar Islam. Mahasiswa Nusantara ini membawa pemahaman Islam kepada masyarakat setelah kembali dari Arab. Pada awalnya pembelajaran agama Islam berlangsung di langar, masjid, atau rumah guru, namun pada akhirnya kegiatan pembelajaran berlangsung dalam sistem asrama dan pondok pesantren.

Bukti kuatnya Islam di Indonesia melalui peran pesantren dapat dilihat dari partisipasi para kiai dan santri. Zamakshari Doffieh pernah menulis tentang peran Kiyai sebagai pimpinan sebuah pondok pesantren, yang ia yakini sebagai salah satu kelompok kepemimpinan yang paling menonjol dalam kebutuhan kepemimpinan moral bangsa Indonesia.

Sebagai kepala pesantren, Kyai berusaha membangun sistem pendidikan yang benar misalnya, selain menyelenggarakan pendidikan Islam, pesantren umumnya memiliki sistem ekonomi mandiri dengan menguasai sumber daya alam di sekitar Pesantren.

Santri tidak dikenakan biaya pendidikan yang besar untuk dapat menimba ilmu di pesantren. namun sebaliknya santri diinstruksikan untuk mengelola sumber daya alam yang ada di sekitar pesantren agar mampu merevitalisasi roda ekonomi pesantren, sudah cukup efektif untuk menghidupkan kembali perekonomian pesantren, bahkan ada yang bermitra dengan perusahaan besar untuk memungkinkan mereka untuk menjual artefak Islam. Pesantren seperti Al-Ittifaq, sebuah pesantren di wilayah Bandung barat Jawa.

 

KONSEP PENGEMBANGAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun