Tahukah anda bahwa kecerdasan emosional menentukan seberapa baik seseorang dalam menggunakan keterampilan yang dimiliki, termasuk keterampilan intelektual. Hal ini kerap dialami oleh penulis dikehidupan sehari-hari. Dan hal ini adalah topik yang paling menarik bagi saya, karena tidak banyak orang yang tahu betapa pentingnya Emotional Intelligent itu sendiri.
Emotional intelligence (EI) atau kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk memahami dan mengendalikan emosi diri sendiri dan orang lain. Kecerdasan emosional juga dikenal sebagai emotional quotient (EQ).
Kecerdasan emosional yang baik dapat membantu seseorang: Bersosialisasi dengan baik, Membuat keputusan yang bijak, Menghadapi situasi yang sulit, Meningkatkan kesehatan mental dan fisik, Mengatasi permasalahan sosial.
Seseorang dengan kecerdasan emosional yang baik biasanya memiliki ciri-ciri: Mudah akrab dengan orang lain, Terampil memecahkan masalah, Memiliki sifat empati, Mampu memotivasi diri sendiri, Memahami perilaku dan tindakan orang lain.
Seseorang yang tidak memiliki kecerdasan emosional (EQ) yang baik mungkin akan mengalami berbagai kesulitan, seperti: sulit mengendalikan emosi, sulit memahami emosi orang lain, sulit bersosialisasi, mudah marah, frustrasi, atau sedih, bereaksi berlebihan terhadap situasi yang menekan, dan sulit mengambil keputusan yang baik.
Ada sedikit cerita, ketika saya sedang dihantam oleh beberapa masalah dan hal hal buruk lainnya sebisa mungkin saya tidak menampilkan atau bahkan melampiaskan amarah tersebut karna yakin bahwa halnya amarah itu mudah menular dan atmosfir di dalam komunikasi itu harusnya bersifat komunikatif dan dipenuhi respon-respon baik. Namun, saya sangat kecewa dengan teman saya karna pasalnya ketika teman saya diposisi tersebut ia tidak dapat mengontrol dirinya sendiri dan melampiaskannya kepada saya dan teman-teman lainnya. Tentunya hal ini mengubah suasana yang tadinya menyenangkan menjadi suram dan membuat antar-individu enggan untuk bersuara.
Dari situ dapat saya simpulkan bahwa Emotional Intelligent adalah hal yang sangat penting untuk dimiliki seseorang. Adapun ketika saya dihadapkan pilihan antara bergaul dengan teman yang memiliki Emotional Intelligent dan dengan yang sebaliknya, saya pasti memilih teman yang memiliki kemampuan penting itu. Karena tidak semua orang harus selalu memahami perasaan kita, dan setiap orang pun memiliki perasaan tersebut.
Lalu, bagaimana sebaiknya kita menyikapi orang yang belum memiliki kemampuan ini?.
Menurut pendapat saya hal yang bisa kita lakukan adalah: Yang pertama adalah tetap tenang dan sabar, seperti kalimat popular ini, "Api dan api tidak menghasilkan pemenang" atau dapat kita artikan sebagai apabila seseorang yang marah ditanggapi dengan marah yang sepadan maka tidak menghasilkan jalan keluar. Karna pasalnya orang yang marah tidak dapat mengontrol perasaannya, begitu pula dengan pikirannya. Maka dari itu terlahir kalimat, "Selesaikan dengan Kepala Dingin" karna apabila padam amarahnya maka bisalah orang itu kita ajak berkomunikasi. Maka, respon terbaik adalah tetap tenang dan sabar.
Yang kedua, apabila dirimu telah siap memulai komunikasi, maka mulailah komunikasi tersebut dengan pendekatan yang empatik. Pahami point of view atau sudut pandang lawan bicaramu, tunjukkanlah empati itu seperti dengan menyatakan persetujuan, mengangguk mengerti, dan lakukanlah secara berulang agar lawan bicara mengerti pasalnya kehadiranmu bukanlah suatu tantangan bagi mereka.
Yang ketiga, di dalam pendekatan secara empatik tadi, harus pula kita selipkan gerakan tubuh yang positif seperti: ekspresi muka yang ramah, atau bahkan anda dapat berikan sebuah pelukan, dimana pelukan sangatlah ampuh untuk meredakan emosi juga perasaan seseorang.
Yang keempat, beri waktu dan jarak , beri waktu disini yakni memberikan seseorang yang marah tersebut waktu untuk menenangkan dirinya. Karna seperti yang kita tahu apabila seseorang telah dipenuhi amarah, seseorang tersebut dapat sulit mengatur pernafasannya sendiri dan hal hal lain yang dapat mengakibatkan banyak dampak yang buruk terutama dibidang kesehatan.
Yang terakhir, tentunya kita harus dapat membantu mereka dalam mengontrol emosi mereka. Seperti memberikan saran yang baik apabila berada dikondisi tersebut atau memberikan pemahaman sudut pandang lain dan cara meresponsnya.
Elemen kecerdasan emosional
Seperti yang disebut sebelumnya bahwa EQ memiliki peranan yang penting. Hal ini disebabkan karena kecerdasan emosional yang tinggi dan membuat seseorang mampu menguasai 5 soft skill ini:
Self Awareness: Mampu mengenali emosi, kemampuan, kekuatan, kelemahan dan batasan diri. Seseorang yang memiliki kesadaran pada diri sendiri dapat mudah untuk mendengar, menerima, dan menjalankan kritik dari orang lain.
Self Regulation: Mampu mengontrol emosi dan tindakan dengan baik sehingga jauh dari tindakan impulsif yang merugikan. Seseorang dengan self regulation yang tinggi, akan tahu kapan harus mengeluarkan emosinya.
Motivation: Seseorang yang cerdas secara emosional adalah orang yang dapat memotivasi dirinya sendiri. Motivasi dalam melakukan sesuatu akan datang pada sendirinya.
Empathy: Empati membuat seseorang memahami dan menumbuhkan koneksi dengan orang lain secara emosional. Anda juga akan peduli dan tulus dalam berhubungan dengan siapapun.
Social Skill: Skill bernegosiasi tentu sangat penting dalam dunia pekerjaan. Dengan memiliki social skill tinggi, Anda dapat memiliki kemampuan berkomunikasi dan membangun relasi dengan baik.
Kepintaran mengelola emosi sangat penting untuk dimiliki oleh setiap individu. Hal ini tentu akan memberikan dampak positif terhadap kesehatan mental individu dan hubungan sosial. Adapun lingkungan dan individu yang sehat dapat dibentuk dari hal hal kecil namun memiliki pengaruh yang besar yaitu Emotional Intelligence. Mungkin tidak akan mudah awalnya, namun percayalah ketika anda telah memiliki kemampuan Emotional Intelligence yang tinggi, disitulah anda dapat melihat potensi diri anda, memudahkan anda dalam meraih tujuan hidup anda, meningkatkan kreativitas dan produktivitas anda, dan tentunya meningkatkan hubungan yang baik dengan orang lain. Karna ketenangan dan kesabaran adalah kunci dari kesejahteraan.
Ada kutipan yang berkata "When dealing with people, remember you are not dealing with creatures of logic, but with creatures of emotion." oleh Dale Carnegie berarti "Ketika berurusan dengan orang, ingatlah bahwa Anda tidak sedang berurusan dengan makhluk yang berpikir secara logis, melainkan dengan makhluk yang dipenuhi emosi.".
Husnunnisa. 2024. "Pentingnya Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional) di DuniaÂ
Kerja" . Ruang Guru. Diakses pada 22 Desember 2024. https://www.ruangkerja.id/blog/pentingnya-emotional-intelligence-di-dunia-pekerjaan
Â
Yosia. 2023. "7 Cara Jitu Meningkatkan Kecerdasan Emosional (EQ)". Hello Sehat. Diakses pada 22 Desember 2024. https://hellosehat.com/mental/mental-lainnya/meningkatkan-eq-kecerdasan-emosional/
Anonim. 2020. "Ternyata, Kecerdasan Emosional Memegang Peran Penting dalam Kesuksesan Seseorang". PIP UNPAD. Diakses pada 22 Desember 2024. https://pip.unpad.ac.id/postdetail/Ternyata-Kecerdasan-Emosional-Memegang-Peran-Penting-dalam-Kesuksesan-Seseorang
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H