MEMBANGUN KARAKTER MELALUI TANGGUNG JAWAB: IMPLEMENTASI DI LINGKUNGAN SEKOLAH
Shofi Auliyah (06020324052)
UIN Sunan Ampel Surabaya ( Â shofiauliah05@gmail.com )
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan metode induksi beban pada MAN1 GRESIK. Penelitian ini memilih guru kelas, guru UKS dan pimpinan sekolah sebagai subjek. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Penelitian ini menggunakan metode analisis data berdasarkan Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan inferensi. Untuk mencapai keabsahan data, penelitian ini menggunakan triangulasi metode dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) guru dan pengelola sadar akan tanggung jawab siswa, (2) guru telah menanamkan tanggung jawab pada siswa dengan berperan sebagai wali, misalnya guru dan guru, (3) guru telah menciptakan lingkungan kelas yang demokratis , 4) guru telah menanamkan nilai tanggung jawab dalam kurikulum, (5) guru telah menanamkan tanggung jawab melalui pembelajaran kooperatif, dan (6) sekolah telah menciptakan budaya positif.
Kata Kunci :Sekolah, Guru, TanggungJawab, Kurikulum
A.Pendahuluan
Dalam konteks pendidikan, hubungan antara guru dan siswa/siswi adalah salah satu elemen kunci yang menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Tanggung jawab guru terhadap siswa dan tanggung jawab siswa terhadap guru saling terkait dan membentuk kerangka kerja yang harmonis dalam lingkungan sekolah. Keduanya memiliki peran penting dalam menciptakan suasana belajar yang positif, produktif, dan mendukung perkembangan karakter serta akademik siswa.
Â
Guru memiliki tanggung jawab yang luas dalam mendidik dan membimbing siswa. Tanggung jawab ini mencakup penyampaian materi pelajaran dengan cara yang efektif, menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif, serta memberikan dukungan emosional dan motivasi kepada siswa. Selain itu, guru juga berperan sebagai teladan dalam menunjukkan sikap disiplin, integritas, dan tanggung jawab. Dengan menanamkan nilai-nilai ini, guru membantu siswa memahami pentingnya tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, siswa/siswi juga memiliki tanggung jawab terhadap guru mereka. Tanggung jawab ini meliputi sikap menghormati guru, mengikuti aturan yang ditetapkan di sekolah, serta berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dengan menunjukkan rasa hormat dan keterlibatan, siswa tidak hanya menghargai usaha guru dalam mendidik mereka tetapi juga menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk belajar. Sikap positif ini sangat penting dalam membangun hubungan saling percaya antara siswa dan guru.
Secara keseluruhan, tanggung jawab guru dan siswa/siswi di sekolah merupakan dua sisi dari mata uang yang sama. Keduanya saling melengkapi dan berkontribusi pada terciptanya lingkungan pendidikan yang sehat dan produktif. Dengan memahami dan menjalankan tanggung jawab masing-masing, baik guru maupun siswa dapat berkolaborasi untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi perkembangan akademis tetapi juga bagi pembentukan karakter generasi muda yang siap menghadapi tantangan di masa depan.
B.Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara langsung dengan kepala sekolah, Guru-guru pengajar, serta beberapa murid di MAN 1 Gresik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tanggung jawab pendidik dalam menyediakan layanan penunjang belajar, khususnya melalui ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler memiliki peran penting dalam perkembangan keterampilan sosial, emosional, dan akademis siswa.
Pertanyaan untuk pendidik:
*Apa yang Anda anggap sebagai tanggung jawab utama Anda dalam penyelenggaraan ekstrakurikuler?
*Bagaimana Anda mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan dalam kegiatan ekstrakurikuler?
*Apa tantangan yang Anda hadapi dalam melaksanakan tanggung jawab ini?
Untuk siswa:
*Bagaimana pengaruh ekstrakurikuler terhadap proses belajar Anda?
*Apa peran guru dalam mendukung kegiatan ekstrakurikuler yang Anda ikuti?
C.Hasil Dan Pembahasan
Pembentukan karakter sebaiknya dimulai di usia kanak-kanak atau yang biasa disebut oleh para ahli Psikologi sebagai usia emas (Golden Age), karena usia ini terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Membimbing perilaku anak agar memiliki karakter yang bertanggung jawab jawab, perlu pahami perilaku pendidikan anak dan metode yang baik. Dasar pendidikan Montessori mendasarkan pada tiga hal, yaitu pendidikan sendiri, masa peka dan kebebasan , di antaranya :
a.Pendidikan diri sendiri
b.Masa Peka
c.Kebebasan
d.Mendorong Kekuatan Otak Anak
Tanggung jawab bisa tertanam sejak kecil jika tanggung jawab anak telah dibentuk lebih awal di rumah karena pengaruh orang tua. Misalnya saja orang tua dapat memberi nasihat mana perbuatan-perbuatan yang melanggar aturan dan norma agar dia mengetahui letak kesalahannya dan kemudian anak diajarkan untuk bersikap bertanggung jawab atas apa yang mereka perbuat dengan penuh kesadaran diri dan kerelaan hati. Karena pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama yang di peroleh anak.
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu kalau ada sesuatu hal, boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya (Bahri, 2011). Berdasarkan pendapat diatas maka tanggung jawab dalam penelitian ini dapat diartikan bahwa memberikan beban dan rasa memiliki terhadap tugas-tugas yang telah diberikan dan apabila tidak melaksanakannya ada resiko yang harus diterimanya. Tanggung jawab secara definisi merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban . Seperti contoh dalam surat Al-Mudattsir ayat 38 yang berbunyi :
Yang berarti "Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya."
Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia semuanya memiliki kebebasan untuk dapat memilih, tapi tidak lupa dengan tanggung jawab akan pilihannya. Jika seorang manusia memilih untuk menuju hal yang kurang baik, maka ia pun akan mendapatkan hasil yang kurang baik pula, dan begitu juga sebaliknya. Â Namun, pada setiap pilihan yang manusia ambil atau pilih, tanggung jawab tidak akan pernah lepas darinya. Tiap-tiap individu akan bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya .
Tanggung jawab merupakan kewajiban yang perlu dilaksanakan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari demi mencapai kedamaian, ketentraman, dan kedisiplinan terhadap tindakan dan perbuatan. Tanggung jawab juga merupakan hak yang perlu dipertahankan oleh setiap individu agar selalu mempertahankan tanggung jawab tersebut menjadi milik pribadi. Siswa kelas X, XI, dan XII Â Madrasah Aliyah Negeri Gresik sudah memasuki masa remaja. Maka ketika kemampuan kognitif mereka mencapai kematangan, kebanyakan anak remaja mulai memikirkan tentang apa yang diharapkan dan melakukan kritik terhadap masyarakat mereka, orang tua mereka, dan bahkan terhadap kekurangan diri mereka sendiri.
Sikap tanggung jawab belajar tersebut dapat dicirikan seperti, melakukan tugas belajar dengan rutin tanpa harus diberi tahu, dapat menjelaskan alasan atas belajar yang dilakukannya, tidak menyalahkan orang lain dalam belajar, mampu menentukan pilihan kegiatan belajar dari beberapa alternatif, melakukan tugas sendiri dengan senang hati, bisa membuat keputusan yang berbeda dari keputusan orang lain dalam kelompoknya, mempunyai minat yang kuat untuk menekuni belajar, menghormati dan menghargai aturan di sekolah, dapat berkonsentrasi dalam belajar, dan memiliki rasa bertanggung jawab erat kaitannya dengan prestasi di sekolah .
Dengan ini dari banyak nya wawancara maupun survey langsung terhadap beberapa siswa dan guru memaparkan bahwa adanya tunjangan belajar seperti Ekstrakurikuler di sekolah sangatlah membantu menambah rasa tanggung jawab terhadap tiap-tiap individu Siswa. Seperti pandangan beberapa siswa di MAN 1 Gresik yang sempat saya wawancarai mengatakan bahwa dengan adanya berbagai Ekstrakurikuler dapat melatih me-Manage waktu dikarna kan MAN 1 Gresik telah menerapkan sekolah Full-Day.
Dari beberapa guru yang saya temui juga mengucapkan bahwa dengan adanya Ekstrakurikuler ini siswa/i menjadi lebih bertanggungjawab dalam hal individu maupun berkelompok karna semua ekstrakurikuler mengharuskan mereka untuk menjalin ke akraban satu sama lain di dalamnya. Serta beberapa kendala dalam hal ini telah disebutkan yakni tergantung pada tiap-tiap individu siswa. Terkadang ada yang susah untuk diajak masuk kedalam ekstra, terkadang juga ada beberapa siswa yang malu/enggan menunjukkan dirinya.
Dalam hal ini, sekolah tetap memberikan dorongan untuk bisa mengembangkan bakat maupun minat mereka melalui Ekstrakurikuler tersebut. Jadi menurut saya Tanggungjawab Ekstrakurikuler ini bukan hanya meningkatkan Tanggungjawab Bapak/Ibu  Guru pendidik di MAN 1 Gresik saja tapi juga dapat meningkatkan rasa Tanggung jawab para siswa dalam hal individu maupun sosial.
D.Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode induksi beban di MAN 1 Gresik melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari guru kelas, guru UKS, dan pimpinan sekolah, dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Analisis data mengikuti metode Miles dan Huberman, yang mencakup reduksi data, penyajian data, dan inferensi, serta menggunakan triangulasi untuk memastikan keabsahan data.
Hasil penelitian menunjukkan enam poin penting:
1.Kesadaran Tanggung Jawab: Guru dan pengelola sekolah menyadari tanggung jawab siswa.
2.Peran Guru sebagai Wali: Guru berperan aktif dalam menanamkan rasa tanggung jawab kepada siswa.
3.Lingkungan Kelas Demokratis: Guru menciptakan suasana kelas yang mendukung partisipasi aktif siswa.
4.Integrasi Nilai dalam Kurikulum: Tanggung jawab diajarkan melalui kurikulum yang terstruktur.
5.Pembelajaran Kooperatif: Metode pembelajaran kooperatif digunakan untuk menanamkan nilai tanggung jawab.
6.Budaya Positif Sekolah: Sekolah telah berhasil menciptakan budaya positif yang mendorong tanggung jawab di kalangan siswa.
Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan bahwa hubungan antara guru dan siswa sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Tanggung jawab tidak hanya menjadi beban, tetapi juga merupakan bagian integral dari proses pendidikan yang mendukung perkembangan karakter dan akademik siswa. Dengan demikian, kolaborasi antara guru dan siswa sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
-, Rustam, and Kamaruzzaman -. "MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PROYEKSI." Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan & Konseling 2, no. 2 (September 19, 2016). https://i-rpp.com/index.php/jptbk/article/view/576.
"Ayat Al-Quran Tentang Tanggung Jawab Dan Penjelasannya." Accessed November 19, 2024. https://www.idntimes.com/life/inspiration/cynthia-nanda/ayat-al-quran-tentang-tanggung-jawab-dan-penjelasannya.
Diana, Putri Kachlatid. "Implementasi Program Literasi Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa: Studi Multisitus Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Gresik Dan Madrasah Aliyah Negeri 2 Gresik." Undergraduate, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2022. http://digilib.uinsa.ac.id/57815/.
Miramur Permata Sari , Fitriah Hayati, dan Fitriani. "ANALISIS UPAYA GURU DALAM MENANAMKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK KHAIRANI ACEH BESAR" 3 (April 2022).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H