Pagi hari datang dengan kedamaian dan suara takbir yang menggema. Seluruh penduduk Dusun Gajah memilih pakaian terbaiknya untuk digunakan dan bergegas ke masjid untuk melaksanakan sholat ied. Setelah sholat ied berakhir, warga khususnya para laki-laki melaksanakan kenduri atau genduren. Kegiatan tersebut dibuka dengan do'a singkat dan dilanjutkan makan bersama di teras Masjid Baiturrahman, Dusun Gajah. "Tujuane genduren niku sodaqoh, ping pindo nyukuri lek wes bar posone. Ping telune didungakne keluargane ben tambah imane." Jelas Pak Karmidi.
Suara ledakan petasan saling bersautan setelah acara genduren selesai. Gulungan kertas yang tebal ditambah dengan bubuk mesiu, dirakit menjadi satu dan meledak jika diberi api. Sobekan kertas berhamburan di jalan dan semakin menambah suasana hari raya di Dusun Gajah. Sorak tawa dan antusias para warga mewarnai tradisi satu ini.
Setelah semua anggota keluarga berkumpul, hal yang dilakukan selanjutnya adalah sungkeman. Lebih dari sekedar ritual formalitas, sungkeman juga merupakan cara untuk menghargai dan memperkuat ikatan keluarga. Sungkeman adalah momen dimana yang lebih muda memohon maaf ke yang lebih tua. Anak-anak menempelkan dahi mereka ke tangan orang tua sembari menciumnya sebagai tanda penghormatan, sambal mengucapkan kata-kata permintaan maaf yang tulus dan penuh rasa. "Ora mbendino sungkeman ki iso di lakokne, yo pas bodo ngene ki kabeh mlumpuk trs podo nyuwun ngapuro kabeh." Kata Mak Asri, anggota tertua. "Aku seneng, mergakne pas bodo ki kabeh anak-anak lan cucu-cucu ki mlumpuk nang omahku." Tambah beliau.
Yang menjadi sorotan ketika Lebaran adalah berkunjung dari rumah ke rumah. Bertukar ucapan selamat Idul Fitri, saling memaafkan, dan berbagi kebahagiaan. Tuan rumah menyajikan aneka makanan khas Lebaran. Mempersilakan siapa saja untuk menyantapnya. Selain makanannya, biasanya tuan rumah akan menyiapkan thr untuk diberikan kepada anak-anak, tidak lain tidak bukan hal ini bertujuan mengajarkan anak-anak untuk mmembiasakan diri dalam hal berbagi dalam kebaikan serta melatih rasa bersyukur atas rezeki yang diberikan oleh Allah SWT.
Dengan adanya tradisi saling berkunjung ini, banyak manfaat yang diperoleh, diantaranya memaafkan dan mempererat tali silaturahmi. Jika bukan karena Lebaran, kecil resiko untuk saling berkunjung dan meminta maaf kepada sesama, oleh sebab itu, masyarakat memanfaatkan momen lebaran ini dengan sebaik-baiknya. Saling memaafkan merupakan simbol persatuan, kedamaian, dan kasih sayang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H