Mohon tunggu...
Shofi Aulia
Shofi Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030043 UIN Sunan Kalijaga

23107030043 UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampung Vietnam: Tempat Wisata yang Menyimpan Sejarah Kelam

12 Maret 2024   15:10 Diperbarui: 12 Maret 2024   15:19 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah Masuknya Orang Vietnam ke Pulau Galang

Bermula dari perang saudara antara Vietnam bagian Selatan dan Utara. Perang ini dikenal dengan perang Indochina II. Perang berlangsung sangat dahsyat dan melibatkan dua negara adikuasa. Vietnam Selatan didukung oleh Amerika Serikat dan pemerintahan komunis Vietnam Utara didukung oleh Uni Soviet dan Tiongkok.

Dimulai setelah panjajahan Prancis atas Vietnam berakhir pada tahun 1954, Vietnam terbagi menjadi 2 negara, yakni Vietnam Utara yang komunis dipimpin oleh Ho Chi Minh dan Vietnam Selatan yang anti-komunis didukung oleh Barat. Pembagian ini terjadi setelah Konferensi Jenewa.

Vietnam yang saat itu dipimpin oleh Ngo Dinh Diem menjadi sangat otoriter, sementara perlawanan terhadapnya semakin meningkat. Dilanjutkan dengan konflik antara Vietnam Selatan dan pemberontak komunis di Vietnam Utara semakin sengit, lalu pada tahun 1960-an, Amerika mulai terlibat secara langsung dalam konflik, dengan mengirimkan pasukan militer dan memberikan dukungan finansial dan logistic kepada pemerintahan Vietnam Selatan. Sedangkan Vietnam Utara menggunakan strategi perang gerilya yang efektif.

Perang ini berakhir setelah diadakannya Paris Peace Accords (Perjanjian Perdamaian Paris) pada tahun 1973. Menandai barakhirnya peran militer amerika serikat di Vietnam, dengan menarik pasukan mereka dari negara tersebut. Lalu pada tahun 1975, pasukan Vietnam Utara menaklukan Saigon, ibu kota Vietnam Selatan, yang menandai kemenangan Vietnam Utara dan penyatuan Vietnam dibawah pemerintahan komunis.

Perang saudara Vietnam memiliki dampak yang signifikan tidak hanya bagi Vietnam, tetapi juga bagi dunia internasional. Perang ini menjadi salah satu konflik mematikan dan berdarah pada abad ke-20.

Wilayah yang sangat berbahaya dan kedua negara semakin memanas membuat ratusan ribu pengungsi memutuskan untuk pergi mencari tempat aman. Pada tahun 1979 Pulau Galang, Batam mulai dibanjiri pengungsi asal Vietnam yang datang menggunakan kapal kayu yang diisi 40-100 orang. 

Selain Pulau Galang, Malaysia dan Filipina juga menjadi tempat penampungan bagi warga Vietnam. Atas dasar kemanusiaan, Soeharto yang melihat situasi saat itu mengizinkan mereka untuk tinggal sementara disana.

Oleh karena sebagian besar pengungsi sudah terdampar di Pulau Galang, maka pulau ini dipilih untuk menjadi tempat pengungsian mereka. Dilahan seluas 80 hektar, Pemerintah membangun barak-barak, rumah sakit, sekolah, tempat ibadah, dan pos keamanan. Pengungsi Vietnam tinggal dikawasan tersebut selama hampir 17 tahun. 

Lalu, pada tahun 1996, sekitar 250 ribu pengungsi dipulangkan ke negara asalnya, sebagian ada yang mendapatkan suaka di beberapa negara, dan sebagian lainnya menolak untuk kembali ke negaranya.

Menjadi Wisata Kemanusiaan yang Wajib dikunjungi

Setelah warga Vietnam kembali ke asalnya, kampung Vietnam tetap dijaga oleh otorita Batam yang sekarang menjadi BP Batam. Bertempat di Desa Sijantung, Galang, Kota Batam. 

Kampung Vietnam telah menjadi tempat bagi komunitas yang mempertahankan identitas budaya mereka sambal berinteraksi dengan kehidupan lokal. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya warung yang menjual makanan khas Vietnam ataupun seni rupa tradisional Vietnam.

Bekas-bekas peninggalan pengungsi seperti perahu tradisional, museum, tempat ibadah berbagai agama, taman, rumah sakit, dan gedung kantor perkantoran dijaga dengan baik oleh BP Batam, sehingga ketika kita berkunjung, kita masih mengetahui sejarah kelam yang dialami para pengungsi Vietnam. 

Wisatawan juga dapat melihat sebuah patung putih yang diberi nama Humanity Park atau Sacre of Humanity. Dimana patung ini dibangun untuk mengenang seorang gadis Vietnam bernama Tinh Nhan Loai yang dikabarkan bunuh diri setelah menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh pemuda pengungsi Vietnam pada tahun 1985.

Disebutkan di tempat ini dibangun tempat ibadah dari berbagai agama, yakni Vihara Quan Am Tu, Gereja Katolik Nha Tho Duc Me Vo Nhiem, gereja protosetan dan musholla. 

Di kampung Vietnam juga dibangun pemakaman bernama Ngha Trang Grave. Setidaknya ada sekitar 503 pengungsi Vietnam yang meninggal dan dimakamkan di tempat ini.

Selain dikunjungi karena sejarahnya yang menarik, tempat ini menyajikan keindahan alam yang luar biasa. Selain itu terdapat penangkaran rusa dan monyet liar yang membuat anda harus berhati-hati. Kampung Vietnam terletak di Pulau Galang yang berjarak sekitar 60 kilometer dari Batam atau menghabiskan waktu perjalanan selama 1,5 jam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun