Sejarah Masuknya Orang Vietnam ke Pulau Galang
Bermula dari perang saudara antara Vietnam bagian Selatan dan Utara. Perang ini dikenal dengan perang Indochina II. Perang berlangsung sangat dahsyat dan melibatkan dua negara adikuasa. Vietnam Selatan didukung oleh Amerika Serikat dan pemerintahan komunis Vietnam Utara didukung oleh Uni Soviet dan Tiongkok.
Dimulai setelah panjajahan Prancis atas Vietnam berakhir pada tahun 1954, Vietnam terbagi menjadi 2 negara, yakni Vietnam Utara yang komunis dipimpin oleh Ho Chi Minh dan Vietnam Selatan yang anti-komunis didukung oleh Barat. Pembagian ini terjadi setelah Konferensi Jenewa.
Vietnam yang saat itu dipimpin oleh Ngo Dinh Diem menjadi sangat otoriter, sementara perlawanan terhadapnya semakin meningkat. Dilanjutkan dengan konflik antara Vietnam Selatan dan pemberontak komunis di Vietnam Utara semakin sengit, lalu pada tahun 1960-an, Amerika mulai terlibat secara langsung dalam konflik, dengan mengirimkan pasukan militer dan memberikan dukungan finansial dan logistic kepada pemerintahan Vietnam Selatan. Sedangkan Vietnam Utara menggunakan strategi perang gerilya yang efektif.
Perang ini berakhir setelah diadakannya Paris Peace Accords (Perjanjian Perdamaian Paris) pada tahun 1973. Menandai barakhirnya peran militer amerika serikat di Vietnam, dengan menarik pasukan mereka dari negara tersebut. Lalu pada tahun 1975, pasukan Vietnam Utara menaklukan Saigon, ibu kota Vietnam Selatan, yang menandai kemenangan Vietnam Utara dan penyatuan Vietnam dibawah pemerintahan komunis.
Perang saudara Vietnam memiliki dampak yang signifikan tidak hanya bagi Vietnam, tetapi juga bagi dunia internasional. Perang ini menjadi salah satu konflik mematikan dan berdarah pada abad ke-20.
Wilayah yang sangat berbahaya dan kedua negara semakin memanas membuat ratusan ribu pengungsi memutuskan untuk pergi mencari tempat aman. Pada tahun 1979 Pulau Galang, Batam mulai dibanjiri pengungsi asal Vietnam yang datang menggunakan kapal kayu yang diisi 40-100 orang.Â
Selain Pulau Galang, Malaysia dan Filipina juga menjadi tempat penampungan bagi warga Vietnam. Atas dasar kemanusiaan, Soeharto yang melihat situasi saat itu mengizinkan mereka untuk tinggal sementara disana.
Oleh karena sebagian besar pengungsi sudah terdampar di Pulau Galang, maka pulau ini dipilih untuk menjadi tempat pengungsian mereka. Dilahan seluas 80 hektar, Pemerintah membangun barak-barak, rumah sakit, sekolah, tempat ibadah, dan pos keamanan. Pengungsi Vietnam tinggal dikawasan tersebut selama hampir 17 tahun.Â
Lalu, pada tahun 1996, sekitar 250 ribu pengungsi dipulangkan ke negara asalnya, sebagian ada yang mendapatkan suaka di beberapa negara, dan sebagian lainnya menolak untuk kembali ke negaranya.