Mohon tunggu...
Shofia Ramadhani
Shofia Ramadhani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Ayo baca, agar menambah pengetahuan!!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hidup Damai dengan Hipertensi

28 Oktober 2023   17:52 Diperbarui: 28 Oktober 2023   17:54 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KENALI PENYEBAB, GEJALA, PENCEGAHAN, DAN PENGENDALIANNYA

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, telah menjadi salah satu penyakit tidak menular yang paling umum di Indonesia. Anam (2016) menjelaskan bahwa hipertensi masih menjadi masalah utama di Indonesia: 25,8% penduduk Indonesia berusia 18 tahun ke atas menderita hipertensi. Hal ini lambat laun mulai terjadi pada orang-orang muda (18-45 tahun) penderita hipertensi. Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah yang cukup serius, menurut data WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), penyakit ini menyerang 22% penduduk dunia. Di Asia Tenggara, prevalensi hipertensi mencapai 36%. Berdasarkan hasil Riskesdas terakhir tahun 2018, prevalensi hipertensi sebesar 34,1%. Dalam Artikel ini, akan membahas secara mendalam tentang permasalahan hipertensi di Indonesia, termasuk penyebab, dampak, serta langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang dapat diambil.

1. Apa itu Hipertensi?

Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah dalam arteri meningkat secara terus-menerus. Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah di arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang membawa darah dari jantung dan mendistribusikannya ke seluruh jaringan dan organ dalam tubuh. Tekanan darah tinggi (hipertensi) bukan berarti emosi berlebihan, meski emosi dan stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara. Seseorang dikatakan menderita hipertensi apabila tekanan darah sistoliknya 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya 90 mmHg. Seseorang dikatakan menderita darah tinggi tidak hanya dengan 1 kali pengukuran saja melainkan 2 kali atau lebih dalam waktu yang berbeda. Waktu terbaik untuk mengukur tekanan darah adalah saat istirahat, duduk atau berbaring. 

Di Indonesia, diperkirakan 15 juta orang menderita hipertensi, namun hanya 4% diantaranya yang hipertensinya terkendali. Hipertensi yang terkontrol diperuntukkan bagi orang-orang yang memiliki tekanan darah tinggi dan mengetahui bahwa mereka sedang dirawat karena penyakit tersebut. Di sisi lain, 50% pasien tidak menganggap dirinya menderita hipertensi sehingga cenderung menderita hipertensi yang lebih berat (Widyawati et al., 2022).

Menurut data WHO dan International Society of Hypertension (ISH), 972 juta orang menderita hipertensi di seluruh dunia dan 3 juta diantaranya meninggal setiap tahunnya. Sekitar 972 juta orang, atau 26,4% populasi dunia, menderita tekanan darah tinggi. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 29,2% pada tahun 2025. Dari 972 juta penderita hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara berkembang. termasuk Indonesia. Sekitar 60% orang menderita tekanan darah tinggi.

2. Penyebab Hipertensi

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan hipertensi, termasuk gaya hidup  tidak sehat, faktor genetik, dan kondisi medis lainnya. ada beberapa faktor yang menjadi risiko  terjadinya  hipertensi,  seperti  jenis kelamin,   usia,   obesitas,   merokok   dan kurangnya   aktivitas   fisik (Anam, 2016). Faktor penyebab munculnya tekanan darah seorang naik yaitu terdiri dibedakan menjadi hipertensi esensial atau primer dan hipertensi skunder.

Hipertensi primer adalah suatu kondisi tekanan darah tinggi yang tidak diketahui penyebabnya atau adanya kelainan fisik pada tubuh manusia. Para ahli berpendapat bahwa terjadinya hipertensi jenis ini ditandai dengan kacaunya mekanisme pengaturan tekanan darah pada sistem saraf, humoral, dan hemodinamik. Hipertensi jenis ini seringkali dipengaruhi oleh faktor genetik dan kebiasaan pola makan yang tidak tepat. Faktor yang umumnya mempengaruhi tekanan darah tinggi seseorang adalah stresor yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan keadaan psikologis dan biologis seseorang. Jika penyebab utama hipertensi belum teridentifikasi, penyebab sekunder dapat diidentifikasi (Ridwan, M. 2017).

Gaya hidup merupakan faktor penting yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Pola hidup yang tidak sehat dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, misalnya aktivitas fisik dan stres. Kebiasaan makan yang buruk merupakan salah satu faktor risiko tekanan darah tinggi. Faktor makanan modern menjadi penyebab utama tekanan darah tinggi. Mengonsumsi terlalu banyak lemak menyebabkan peningkatan jumlah lemak dalam tubuh, terutama kolesterol, sehingga menyebabkan penambahan berat badan sehingga meningkatkan besarnya tekanan pada darah. Menyerap terlalu banyak natrium akan meningkatkan volume darah ekstraseluler sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah. Kurangnya konsumsi sumber makanan yang mengandung kalium menyebabkan penumpukan natrium dan meningkatkan risiko hipertensi (Mahmudah et al., 2017).

3. Gejala Hipertensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun