"Oleh ibu, kami diajarkan omelan tanda hidup itu keras
Oleh bapak, kami diajarkan ada cara bersenda diantara tenggat yang
bergerayangan
Oleh kawan, kami diajarkan tak ada bulan kesepian, di sampingnya ada
bintang
Oleh guru, kami diajarkan lelap"
Si anak sibuk berintuisi,
dikata tugas bikin puisi perihal sekolah.
"Soal mukaram tak lagi dihirau
Apa zaman mengikis akhlak mereka?
Ujar tak hendak pandir, tapi di alam sebelah mondar-mandir
Lalu gerutu menyambut akibat sambil memuyu-muyu mata
Hanya sabar hati jadi ujung lading"
Si guru sibuk deklarasi,
kesah membaca tugas puisi murid-murid
tak sadar dirundung leluri
(17-6-23)
*Kamus Sastra
Bergerayangan: berkeliaran atau bergentayangan ke mana-mana (hendak mencopet, merampok, dan sebagainya)Â
Mukaram: orang yang dimuliakan; orang yang dihormati
Pandir: bodoh; bebalÂ
Memuyu-muyu: menggosok-gosok (tentang mata)Â
Lading: parang yang pendek dan agak lebar di tengah-tengah, matanya yang tajam melengkung ke luarÂ
Leluri: adat dan sebagainya yang turun-temurun dari nenek moyang; tradisi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H