Jenis-Jenis Permainan
1.Permainan Sensorimotor atau Praktis
a.Permainan Sensorimotor adalah perilaku yang diperlihatkan oleh bayi untuk memperoleh kenikmatan dari melatih perkembangan (skema) sensorimotor mereka. Bayi berusia 9 bulan mulai memilih benda-benda baru untuk penjelajahan dan permainan, khususnya benda-benda yang responsif seperti mainan yang dapat bersuara atau memental. Bayi berusia 12 bulan memperoleh kenikmatan apabila dapat mengerjakan sesuatu dan menjelajahi sebab dan akibat. Pada usia 12 bulan ini, bayi menyukai mainan-mainan yang melakukan sesuatu bila disentuh atau digerakkan.
b.Permainan Praktis melibatkan pengulangan perilaku ketika keterampilan-keterampilan baru sedang dipelajari atau ketika penguasaan dan koordinasi keterampilan-keterampilan fisik atau mental diperlukan dalam permainan atau olah raga. contoh permainan ini adalah berlari, melompat, meloncat, dll.
2.Permainan Pura-pura/Simbolis. Permainan pura-pura atau simbolis terjadi ketika anak mentransformasikan lingkungan fisik ke dalam suatu simbol. Antara usia 9 dan 30 bulan, anak-anak meningkatkan penggunaan benda-benda di dalam permainan simbolis mereka. Jenis permainan khayalan ini mulai terjadi pada anak yang berusia kurang lebih 18 bulan dan mencapai puncak pada usia 4-5 tahun, kemudian akan menurun secara berangsur-angsur.
3.Permainan Sosial. Permainan sosial ialah permainan yang melibatkan interaksi sosial dengan teman-teman sebaya. permainan yang terjadi di antara anak biasanya bisa bersifat kasar, tetapi selalu ada tawa dalam melakukannya seperti bergulat, saling mengejar, mendorong, dan lain-lain.
4.Permainan Konstruktif. Permainan konstruktif mengkombinasikan kegiatan sensormotor/praktis yang berulang dengan representasi gagasan-gagasan simbolis. Permainan konstruktif terjadi ketika anak-anak melibatkan diri dalam suatu kreasi atau konstruksi suatu produk atau suatu pemecahan masalah ciptaan sendiri.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa permainan bertujuan untuk:
1.Meningkatkan kesadaran akan diri sendiri dan orang lain.
2.Mengurangi tekanan atau kecemasan yang dialami oleh anak.
3.Meningkatkan perkembangan kognitif.