Mohon tunggu...
Shofy Safitri
Shofy Safitri Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru pecinta sastra

Seorang guru pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gratitude Diary Opie

15 Mei 2020   13:25 Diperbarui: 15 Mei 2020   14:26 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sekolah yang baru ini, aku mulai belajar lagi mengepakkan sayap karena kondisi lapangan yang jauh berbeda dengan sekolah sebelumnya. Tentunya, ibu bahagia aku bisa diterima menjadi guru SMP Negeri di Surabaya. Ibu yang kini lengser sebagai kepala sekolah, memulai lagi menjadi guru mapel di salah satu SMA swasta dekat rumah.

Ia terus menjadi motivasiku dalam belajar memahami, memahami segala bentuk kehidupan, memahami segala bentuk karakter siswa, juga memahami kondisi ekonomi keluarga siswa tanpa memgurangi rasa percaya diri. 

Dari ibu aku banyak belajar dalam segala hal terutama jangan menggantungkan mimpi dan keinginan kita kepada orang lain. Dalam tulisan ini tanpa mengurangi rasa hormat. Menjadi seorang guru sebenarnya bukanlah MIMPI utamaku. Tapi berkat dorongan ibu, aku bisa mewujudkan MIMPIKU.

Dan untuk ayah yang sampai saat ini masih dalam lingkaran DM aku tidak akan menyalahkan keadaan. Aku justru bahagia dan bersyukur terlahir dari keluarga ini. Membuatku menjadi sosok  yang kuat, dan terus belajar memahami setiap kehidupan yang tidak pernah kuketahui sebelumnya. 

Dari Ayah dan ibu aku bisa mewujudkan mimpiku melalui setiap kisah yang terbenam dan yang kunikmati setiap harinya. Dan mimpiku sejak kecil sangatlah sederhana yaitu membuat Ayah dan Ibu tersenyum bahagia. Dan itu sudah ku wujudkan. Meski kasihsayangku belum begitu sempurna menjadi anak yang terlahir dari rahimnya. 

Selama menjadi guru, disekolah baru ini aku selalu melakukan sharing sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar. Terkadang aku menyisipkan motivasi sebagai penyemangat mereka dalam meraih mimpi.

"Kesuksesan dalam hal apapun tidak akan pernah dicapai secara instan. Ia akan melalui berbagai rintangan terjal sekalipun demi menggapainya. Sedih adalah hal yang manusiawi, tapi jangan sampai kita menyalahkan keadaan " ucapku ketika sharing dengan siswa selesai. Surabaya, 9 Mei 2020. Shofy Dwi Safitri, S.Pd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun