Review Film: INSIDE OUT 2 (2024)
Inside Out 2 adalah film animasi remaja Amerika Serikat tahun 2024 yang diproduksi oleh Pixar Animation Studios untuk Walt Disney Pictures. Sekuel dari Inside Out (2015), disutradarai oleh Kelsey Mann (dalam debut penyutradaraannya), diproduksi oleh Mark Nielsen, dan ditulis oleh Meg LeFauve. Film ini dibintangi oleh pengisi suara Amy Poehler, Phyllis Smith, dan Lewis Black yang mengulangi peran mereka, dengan Maya Hawke, Kensington Tallman, Tony Hale, Liza Lapira, Ayo Edebiri, Lilimar, Grace Lu, Sumayyah Nuriddin-Green, Adle Exarchopoulos, dan Paul Walter Hauser bergabung sebagai pemeran. Film ini bercerita tentang emosi Riley ketika mereka menemukan diri mereka bergabung dengan emosi baru yang ingin mengambil alih kepala Riley.
Â
Pengerjaan Inside Out 2 dimulai pada tahun 2020 setelah Mann melihat foto ulang tahunnya saat masa kecil. Inside Out 2 menampilkan ide "lima hingga 27 emosi" dari kepala kreatif Pixar, Pete Docter, dari film pertama yang diajukan Mann selama produksinya untuk memanfaatkan pembangunan dunia yang "jujur". Seperti pendahulunya, tim produksi berkonsultasi dengan psikolog untuk secara akurat menggambarkan bagaimana emosi remaja berubah selama masa pubertas, dan juga meminta sekelompok remaja untuk secara akurat menggambarkan kehidupan remaja modern.
Â
Inside Out 2 ditayangkan perdana di El Capitan Theatre di Los Angeles pada 10 Juni 2024, dan dirilis di bioskop Amerika Serikat dan Indonesia pada 14 Juni 2024. Film ini mendapat ulasan positif dari para kritikus dan telah meraup $1.675 miliar di seluruh dunia, memecahkan banyak rekor box-office, termasuk menjadi film animasi terlaris sepanjang masa. Film ini juga menjadi film terlaris pada tahun 2024 dan film terlaris kedelapan sepanjang masa.
Â
Kelebihan Film
Â
1. Filmnya dikemas dengan baik sehingga pesannya sampai ke penonton
Pace filmnya juga solid, di mana awal ceritanya dimulai dengan baik dan membuat penonton tak kehilangan fokus untuk menikmati kelanjutannya. Alurnya kemudian perlahan melambat di pertengahan film dan menjadi lebih cepat menuju ending.
Â
2. Menyajikan kisah yang cukup emosional
Inside Out 2 membahas tentang isu kesehatan mental, tapi kali ini dikemas lebih dalam lagi. Hal itulah yang membuat ceritanya cukup emosional. Hal itu terjadi karena ceritanya mencoba mengaduk sisi emosional penonton dewasa yang pernah mengalami fase pubertas seperti Riley. Apalagi ada sisi-sisi tertentu yang berhasil menyentuh hati, karena punya perasaan yang relate dengan apa yang terjadi di filmnya.
Â
3. Pengembangan Karakter
Film ini bisa memperluas pengembangan karakter dari film pertama, memberikan lebih banyak konteks tentang bagaimana karakter-karakter emosi tersebut berfungsi dalam berbagai situasi baru.
Â
Kekurangan Film
1. Kehilangan Fokus: Ada kemungkinan film ini tidak dapat menjaga fokus pada tema inti jika mencoba untuk memperluas cakupannya terlalu banyak, yang bisa mengurangi kekuatan emosional dari cerita.
2. Kisah yang Terlalu Familiar: Jika film ini tidak menyajikan cerita yang segar atau relevan, penonton bisa merasa bahwa film ini hanya mengulangi apa yang sudah ada sebelumnya.
3. Kehilangan Orisinalitas: Sekuel sering kali menghadapi tantangan dalam mempertahankan orisinalitas dan kejutan seperti film pertamanya. Jika "Inside Out 2" terlalu mirip dengan film pertama, mungkin kurang memberikan inovasi baru.Â
Â
Pesan dan Sudut Pandang Pribadi
Film INSIDE OUT ini berpotensi mengeksplorasi bagaimana emosi kita berkembang seiring bertambahnya usia. Dalam film pertama, fokusnya adalah pada perasaan Riley saat berusia sebelas tahun. Sekuel ini mungkin memperlihatkan bagaimana emosi dan perasaan seseorang berubah saat mereka memasuki fase kehidupan baru, seperti masa remaja atau dewasa muda. Salah satu pesan penting dari film ini mungkin adalah bagaimana kita menghadapi perubahan besar dalam hidup. Apakah itu pindah ke kota baru, memulai sekolah baru, atau menghadapi tantangan pribadi, "Inside Out 2" bisa mengajarkan penonton tentang pentingnya menerima dan mengelola emosi dalam menghadapi perubahan.
Saya berharap sekuel ini mengeksplorasi lebih banyak jenis emosi dan bagaimana mereka berinteraksi. Dalam film pertama, fokusnya adalah pada emosi dasar seperti Kebahagiaan, Kesedihan, Kemarahan, Ketakutan, dan Jijik. Menambahkan emosi baru atau mengembangkan konsep tentang bagaimana emosi yang lebih kompleks berfungsi bisa menjadi cara yang menarik untuk memperluas dunia yang telah dibangun.
Â
Kesimpulan
"Inside Out 2" kemungkinan besar melanjutkan pesan dari film pertama dengan fokus pada evolusi emosi seiring dengan perubahan besar dalam kehidupan Riley. Dengan memadukan inovasi dalam narasi, pengembangan karakter, dan pesan tentang penerimaan dan pengelolaan emosi, film ini berupaya mengajarkan nilai-nilai penting sambil tetap menghibur dan menyentuh hati penonton. Ini merupakan kelanjutan yang diharapkan untuk memperdalam pemahaman kita tentang kompleksitas emosi dan bagaimana kita dapat menghadapi berbagai aspek dari pengalaman manusia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI