Mohon tunggu...
SHOBIRIN
SHOBIRIN Mohon Tunggu... Dosen - Shobirin, S.Pd.I, M.Pd, Dosen UNZAH Genggong Probolinggo, Awardee BIB-LPDP Program Doktoral di UIN Malang dan Pemilik Kanal YouTube suara online

-

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Standarisasi TOAFL Bahasa Arab di Indonesia, Mungkinkah?

24 September 2024   06:05 Diperbarui: 24 September 2024   06:10 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:edit by canva.com

Tes of Arabic as a Foreign Language (TOAFL) saat ini menjadi salah satu instrumen penting untuk mengukur kemampuan bahasa Arab bagi penutur non-native di Indonesia, terutama di kalangan akademisi. Namun, satu masalah besar yang kerap muncul adalah belum adanya standarisasi yang jelas dan seragam dalam pelaksanaan tes ini. Setiap lembaga atau kampus memiliki standar TOAFL-nya sendiri, dengan kriteria, tingkat kesulitan, dan sistem penilaian yang berbeda-beda. Fenomena ini menimbulkan berbagai persoalan, mulai dari kebingungan peserta tes hingga ketidakpastian validitas hasil TOAFL dalam skala nasional. Pertanyaannya, apakah mungkin untuk menciptakan standarisasi TOAFL di Indonesia?

Keragaman dalam Implementasi TOAFL

Salah satu masalah utama yang muncul dari tidak adanya standarisasi adalah keragaman yang terlampau besar dalam implementasi TOAFL di berbagai lembaga. Beberapa kampus menetapkan standar TOAFL dengan fokus pada tata bahasa, sementara yang lain menitikberatkan pada kemampuan berbicara atau membaca. Sebagai contoh, di satu lembaga, nilai TOAFL yang tinggi bisa dihasilkan dari penguasaan tata bahasa yang kuat, sementara di lembaga lain, penekanan pada keterampilan komunikatif mungkin lebih menonjol. Hal ini seringkali membuat lulusan atau peserta tes di satu lembaga tidak bisa disandingkan secara objektif dengan peserta dari lembaga lain.

Selain itu, perbedaan ini juga mempengaruhi validitas TOAFL dalam konteks internasional. Jika tes bahasa Inggris, seperti TOEFL atau IELTS, memiliki standar yang diakui di seluruh dunia, TOAFL bahasa Arab belum mencapai titik tersebut, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Padahal, untuk mencapai daya saing internasional dalam bidang pendidikan bahasa Arab, diperlukan tes yang terstandar secara global.

Penyebab Tidak Tersedianya Standarisasi

Ada beberapa faktor yang menyebabkan belum adanya standarisasi TOAFL di Indonesia. Pertama, perbedaan pendekatan pembelajaran bahasa Arab di berbagai lembaga. Ada kampus yang mengutamakan metode tradisional, seperti pengajaran nahwu dan sharaf secara mendalam, sementara kampus lain lebih berfokus pada keterampilan komunikatif atau praktis. Pendekatan yang bervariasi ini membuat lembaga-lembaga tersebut menciptakan standar TOAFL mereka sendiri, disesuaikan dengan metode yang mereka terapkan.

Kedua, belum adanya lembaga nasional yang secara resmi bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur pelaksanaan TOAFL di seluruh Indonesia. Berbeda dengan TOEFL atau IELTS yang memiliki lembaga pengelola yang jelas dan otoritatif, TOAFL masih dikelola secara independen oleh lembaga-lembaga yang melaksanakannya. Ini menciptakan fragmentasi dalam pelaksanaan tes dan standar yang tidak seragam.

Ketiga, belum adanya kerjasama yang solid antara perguruan tinggi, lembaga bahasa, dan pihak terkait lainnya dalam menyusun standar yang komprehensif. Banyak lembaga yang masih merasa nyaman dengan sistem mereka masing-masing tanpa dorongan untuk berkolaborasi dalam menciptakan standar nasional.

Dampak Ketidakseragaman TOAFL

Ketidakseragaman ini jelas berdampak pada berbagai pihak. Peserta tes sering kali merasa kebingungan ketika harus menghadapi tes di lembaga yang berbeda, karena format dan kriteria penilaian yang berubah-ubah. Selain itu, lulusan yang telah mendapatkan sertifikat TOAFL dari satu lembaga mungkin tidak diakui oleh lembaga lain, atau bahkan di luar negeri, karena perbedaan standar yang diterapkan. Hal ini menimbulkan ketidakpastian dalam validitas hasil tes TOAFL, terutama dalam konteks penerimaan akademik atau beasiswa internasional.

Di sisi lain, perguruan tinggi dan lembaga penyelenggara TOAFL juga kesulitan dalam menilai kemampuan bahasa Arab calon mahasiswa atau peserta yang berasal dari lembaga lain. Tanpa standar yang jelas, proses seleksi menjadi lebih subjektif, karena tidak ada ukuran yang pasti untuk menilai keterampilan bahasa Arab calon tersebut.

Mungkinkah Standarisasi TOAFL Diterapkan?

Penerapan standarisasi TOAFL di Indonesia sebenarnya bukanlah hal yang mustahil, namun membutuhkan komitmen dan kerjasama dari berbagai pihak. Pertama, dibutuhkan inisiatif dari pemerintah atau lembaga terkait, seperti Kementerian Agama atau Badan Akreditasi Nasional, untuk membentuk badan pengelola yang khusus menangani pelaksanaan TOAFL secara nasional. Badan ini bisa bertanggung jawab untuk menyusun standar tes yang disepakati bersama oleh seluruh lembaga pendidikan, mulai dari format, kriteria penilaian, hingga tingkat kesulitan yang sesuai dengan kebutuhan akademik dan profesional.

Selain itu, diperlukan kerjasama antara perguruan tinggi dan lembaga pendidikan untuk menyusun kurikulum yang sejalan dengan standar TOAFL yang disepakati. Ini akan memastikan bahwa metode pengajaran bahasa Arab di seluruh Indonesia memiliki tujuan yang sama, yakni mempersiapkan peserta didik untuk mencapai kemampuan bahasa yang diakui secara nasional dan internasional.

Pelaksanaan uji coba standar TOAFL yang baru juga penting untuk memastikan bahwa standar tersebut bisa diterapkan secara efektif di berbagai konteks pendidikan. Uji coba ini bisa dilakukan di berbagai lembaga dengan keragaman peserta dan tingkat kemampuan yang berbeda-beda, sehingga standar yang disusun nantinya benar-benar inklusif dan relevan.

Akhir kata, standarisasi TOAFL Bahasa Arab di Indonesia memang mungkin, namun membutuhkan upaya kolaboratif dari berbagai pihak. Penting untuk menyusun standar yang tidak hanya mengakomodasi keragaman metode pengajaran di Indonesia, tetapi juga mampu menempatkan TOAFL sebagai tes yang memiliki validitas internasional. Dengan standarisasi yang jelas, TOAFL bisa menjadi instrumen yang lebih efektif dalam mengukur kemampuan bahasa Arab, sekaligus meningkatkan daya saing lulusan Indonesia di kancah global.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun