Pada saat diperlukan, informasi dapat dengan mudah tersedia untuk pihak yang  berwenang terhadap infomasi tersebut.
Shift cipher digunakan sejak jaman dahulu, tepatnya saat pemerintahan Romawi Julius Caesar. Teknik ini merupakan salah satu subtitusi cipher.Shift cipher yang merupakan generalisasi dari Caesar cipher, tidak membatasi pergeseran kunci sebanyak tiga huruf saja. Shift cipher menggunakan 26 kunci pergeseran sehingga lebih aman dibanding Caesar Cipher. Teknik ini menggunakan sisa bagi dari perhitungan yang dilakukan . Proses penyandian menggunakan operasi modulo 26. Plainteks disimbolkan dengan "P" sedangkan cipherteks disimbolkan dengan "C" dimana kunci disimbolkan dengan "K", sehingga didapatkan rumus enkripsi:
C = E(P) = (P+K) mod (26)
Sedangkan rumus enkripsi adalah sebagai berikut:
P = D(C) = (C--K) mod (26)
Dalam proses penyandian, tambahkan huruf yang akan disandikan dengan kunci sehingga akan diperoleh huruf sesuai alphabet sandi, sedangkan untuk mendekripsi dapat digunakan cara sebaliknya.
Berikut ini merupakan contoh penggunaan shift cipher.
Plainteks : "UDINUS", bentuk plainteks yaitu 21 4 9 14 21 19, apabila kunci yang digunakan yaitu 5 maka cipherteks menjadi 25 9 13 19 26 24 sehingga apabila ditransformasikan dalam huruf menjadi Z I N R Z W.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI