Mohon tunggu...
Shobahus Solichin
Shobahus Solichin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Editing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keamanan File Menggunakan Teknik Kriptografi Dengan Metode Cipher

27 Desember 2022   12:51 Diperbarui: 31 Desember 2022   15:14 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Adanya ketergantungan terhadap komputer dalam berbagai bidang membuat perpindahan informasi menjadi semakin lebih cepat. Perpindahan informasi tersebut terkadang tidak diiringi oleh keamanan data yang sesuai. Pengamanan data menjadi sangat penting karena kemungkinan penggunaan file oleh orang lain yang tidak berwenang menjadi lebih besar. teknik sering digunakan untuk mengamankan data, salah satunya adalah kriptografi. 

Di Indonesia, kriptografi dikenal sebagai teknik penyandian untuk menyandikan data serta informasi dari pihak-pihak yang sekiranya tidak berwenang. Data yang ada atau terkandung pada file tersebut dienkripsi menjadi beberapa simbol tertentu sehingga pihak berwenang saja yang dapat mengetahui data/informasi hasil enkripsi. Selain itu kriptografi dikenal sebagai ilmu untuk mempelajari cara penyandian data untuk memperoleh kerahasiaan, integritas dan autentikasi data.

kriptografi dapat dikasifikasikan menjadi 2 macam yaitu : kriptografi klasik dan kriptografi modern. 

Terdapat bermacam jenis yaitu

kriptografi klasik (konvensional) yang hingga saat ini telah dikembangkan. Kriptografi klasik menggunakan teknik cipher permutasi dan cipher transposisi, sehingga lebih cepat dibanding dengan kriptografi modern dan kunci yang digunakan merupakan kunci simetris, misalnya caesar cipher dan shift cipher. Shift cipher merupakan salah satu bentuk kriptografi klasik/konvensional yang masih digunakan untuk mengamankan data. Shift cipher bekerja dengan menggeser plainteks sejauh yang diinginkan oleh pengguna, dengan maksimal pergeseran yaitu 26. teknik shift cipher dalam penggunannya menggunakan model perhitungan  modulo 26 dan kunci yang digunakan untuk proses enkripsi sama dengan proses dekripsi. kriptografi dibedakan menjadi dua, yaitu kriptografi klasik dan kriptografi modern. Pada kriptografi klasik, proses enkripsi menggunakan perhitungan yang sederhana dan dapat dilakukan secara manual. Sedangkan pada kriptografi modern, proses enkripsi menggunakan perhitungan yang rumit dan melibatkan bilangan yang besar, sehingga diperlukan bantuan komputer. Pada proses kriptografi, data yang dikenal dengan nama plainteks ditransformasikan menjadi cipherteks yang tidak dikenali. Cipherteks kemudian dikirim dan oleh penerima ditransformasikan menjadi plainteks kembali.

Kriptografi klasik dapat dijabarkan sebagai berikut :

1.Subitusi Cipher, dikategorikan menjadi 2 yaitu monoalphabetic, setiap huruf pesan disubstitusi oleh satu huruf kunci polyalphabetic, setiap huruf pesan disubstitusi oleh beberapa huruf kunci dengan pola tertentu.

2.Transposisi Cipher, merupakan metode enkripsi dengan memindahkan posisi tiap-tiap huruf pesan dengan pola tertentu, misalnya Blocking Cipher dan Permutasi.

Terdapat beberapa tuntutan yang terkait dengan isu mengenai keamanan data yaitu :

A.Confidentiality

Informasi hanya dapat diakses oleh pihak berwenang, yaitu pengguna atau pengirim dan penerima.

B.Authentication

Baik pengirim maupun penerima mengetahui dengan jelas bahwa

pesan yang dikirim betul-betuk berasal dari pengirim yang seharusnya.

C.Integrity

Jaminan bahwa pesan yang dikirim sampai ke penerima tanpa ada

bagian informasi yang dimanipulasi.

D.Nonrepudiation

Pengirim atau penerima tidak dapat mengingkari bahwa keduanya telah mengirimkan atau menerima informasi.

E.Access Control

Membatasi sumber informasi untuk orang lain yang ditunjuk/berwenang.

F.Availability

Pada saat diperlukan, informasi dapat dengan mudah tersedia untuk pihak yang   berwenang terhadap infomasi tersebut.

Shift cipher digunakan sejak jaman dahulu, tepatnya saat pemerintahan Romawi Julius Caesar. Teknik ini merupakan salah satu subtitusi cipher.Shift cipher yang merupakan generalisasi dari Caesar cipher, tidak membatasi pergeseran kunci sebanyak tiga huruf saja. Shift cipher menggunakan 26 kunci pergeseran sehingga lebih aman dibanding Caesar Cipher. Teknik ini menggunakan sisa bagi dari perhitungan yang dilakukan . Proses penyandian menggunakan operasi modulo 26. Plainteks disimbolkan dengan "P" sedangkan cipherteks disimbolkan dengan "C" dimana kunci disimbolkan dengan "K", sehingga didapatkan rumus enkripsi:

C = E(P) = (P+K) mod (26)

Sedangkan rumus enkripsi adalah sebagai berikut:

P = D(C) = (C--K) mod (26)

Dalam proses penyandian, tambahkan huruf yang akan disandikan dengan kunci sehingga akan diperoleh huruf sesuai alphabet sandi, sedangkan untuk mendekripsi dapat digunakan cara sebaliknya.

Berikut ini merupakan contoh penggunaan shift cipher.

Plainteks : "UDINUS", bentuk plainteks yaitu 21 4 9 14 21 19, apabila kunci yang digunakan yaitu 5 maka cipherteks menjadi 25 9 13 19 26 24 sehingga apabila ditransformasikan dalam huruf menjadi Z I N R Z W.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun