Di bawah langit yang kadang muram,
Kau hadir membawa sinar terang,
Menuntun langkah yang sempat goyah,
Mengusir gelap dengan tawa yang ramah.
Sahabat, kau lebih dari sekadar nama,
Kau cerita di tiap halaman karma,
Di mana hidup tak selamanya mudah,
Kau ada, menjadi penguat yang indah.
Kita berjalan di lorong waktu,
Tangan saling menggenggam haru,
Bersama menertawakan luka,
Menjadikannya kekuatan, bukan cela.
Tiada jarak yang mampu memisah,
Tiada waktu yang membuat kau lelah,
Sahabat sejati, kau adalah rumah,
Tempat kembali saat dunia tak ramah.
Kenangan kita terukir abadi,
Dalam tawa, air mata, dan janji,
Bahwa meski badai menghempas kuat,
Kau dan aku tetap erat bersahabat.
Saat aku jatuh, kau yang pertama,
Mengangkatku dengan cinta dan makna,
Sahabat, kau adalah cermin jiwaku,
Menyemangati tanpa pernah jemu.
Kini ku titipkan doa di angkasa,
Semoga kita bersama hingga senja,
Sahabat, terima kasih tak pernah cukup,
Kau adalah bintang yang tak pernah redup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H