Agar seseorang mampu mencapai titik kelegaan, mereka akan mulai mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang banyak dengan tujuan untuk menghilangkan ketegangan yang mereka rasakan. Namun, perlu kita ketahui bahwa perasaan lega tersebut hanya muncul untuk beberapa saat sebelum kita mengalami begah atau binge hangover.
3. Pasca Binge (Post Binge)
Pada fase ini seseorang akan mengalami rasa begah (kekenyangan). Tanda-tanda yang mungkin akan dirasakan adalah sakit kepala, mual, diare, serta kelelahan.
4. Awal Baru (New Beginning)
Di tahap ini penderita BED akan membuat resolusi untuk merubah pola makan serta berjanji kepada dirinya untuk menjaga kesehatan dan berupaya agar terbebas dari gangguan makan tersebut.
Kemudian apa saja faktor yang menyebabkan seseorang mengalami Binge Eating Disorder? Penyebab utama BED belum diketahui sampai sekarang, namun seperti tipe gangguan makan lainnya, BED disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor seperti riwayat gangguan makan dari keluarga, trauma masa lalu, stres interpersonal, perasaan negatif terkait berat badan, bentuk badan, dan makanan, pembatasan pola makan serta kebosanan
Salah satu faktor yang menjadi penyebab munculnya BED adalah standar kecantikan pada lingkungan sosial kita. Standar yang diciptakan untuk sebuah definisi kecantikan menjadikan orang-orang berlomba-lomba untuk memenuhi standar tersebut. Mungkin, sebagian orang sudah berusaha keras untuk memenuhi standar kecantikan tersebut, namun pada kenyataannya mereka tidak bisa. Hal ini bisa saja menjadi pemicu seseorang mengalami masalah psikologis seperti setres dan depresi yang pada akhirnya menyebabkan seseorang mengalami binge eating disorder karena mereka menganggap makan adalah cara yang tepat untuk menghilangkan setres.
Pada umumnya, penderita eating disorders adalah orang-orang yang memiliki kepercayaan diri yang rendah, perasaan tidak berdaya, dan perasaan tidak sebanding dengan orang lain. Banyak dari mereka berpikir bahwa makanan adalah sumber kenyamanan atau penghilang stress, sedangkan penurunan berat badan dianggap sebagai cara agar diterima oleh teman-teman dan keluarga (Rooslain, 2013). Dari pernyataan tersebut bisa kita simpulkan bahwa makanan dijadikan sebagai ‘pelarian’ untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi oleh penderita eating disorder.
Seperti yang bisa kita amati bahwa pengaruh lingkungan sosial serta trauma masa lalu yang belum sembuh memiliki dampak yang cukup signifikan bagi kondisi mental atau psikologis seseorang yang pada akhirnya dapat menjerumuskan seseorang pada suatu gangguan makan khususnya Binge Eating Disorder (BED). BED dapat menjadi faktor utama seseorang mengalami kenaikan berat badan yang mengarah pada obesitas dan komplikasinya, meliputi diabetes melitus tipe 2, penyakit jantung, serta masalah lain pada sistem pencernaan, atau nyeri sendi dan otot. Gangguan makan tersebut bila dibiarkan dan tidak ada upaya untuk menyembuhkan dapat membahayakan kesehatan bahkan nyawa dari penderita.
Kemudian upaya pengobatan seperti apa yang tepat dan efektif untuk menyembuhkan penderita dari Binge Eating Disorder?
Secara garis besar upaya penyembuhan yang dilakukan terhadap penderita BED bertujuan untuk memperbaiki perilaku makan, meningkatkan rasa percaya diri, mengatasi masalah kesehatan lain yang muncul akibat BED, serta membantu penderita untuk memperoleh berat badan yang ideal. Metode yang bisa digunakan untuk menangani pasien penderita BED adalah psikoterapi, konsultasi psikologi, dan pemberian obat-obatan.