Selain itu, beberapa komentar di media sosial menunjukkan bahwa jika orang tidak makan selama beberapa minggu saja, mereka tidak akan mati. Ini menunjukkan waktu kematian para korban, yang diperkirakan oleh tim forensik tiga minggu lalu. Namun yang lebih mengejutkan lagi, kondisi beberapa jenazah korban menunjukkan kematian yang berlangsung lebih dari tiga minggu. Tiga dari empat korban ditemukan dalam keadaan kering, hanya tersisa tulang dan kulit.
Dari situ, ada yang berspekulasi bahwa keempat korban meminum racun tertentu yang menyebabkan tubuh mereka cepat dehidrasi. Parahnya, ada juga netizen yang menduga Dian membuat ketiga korban kelaparan dan Dian akhirnya mengakhiri hidupnya sendiri karena dia tidak bisa lagi merawat tiga orang tua.
Hingga saat ini, kematian empat anggota keluarga Kalideres masih menimbulkan tanda tanya besar. Polres Jakbar terus menyelidiki kematian tersebut. Berbagai opsi kasus ini masih menjadi perbincangan di masyarakat, khususnya di kalangan netizen. Polisi belum berani mengomentari berbagai spekulasi atau teori yang berkembang di daerah ini.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi mengatakan, ada anggota keluarga Kalideres yang mengancam pegawai Koperasi Simpan Pinjam. Menurut beliau, ancaman itu dilakukan setelah proses gadai sertifikat rumah dibatalkan.
Pelaku ancaman diduga Budiyanto Gunawan, adik dari Rudyanto Gunawan. "Kemarin saya lupa sampaikan bahwa ada pemeriksaan lanjutan, bahwa yang bersangkutan ada kata-kata dari Budyanto. Apabila dilaporkan kepada pihak kepolisian atau RT, kita berdua (Budyanto dan Dian) akan menyusul mati," kata Hengki, Jumat, 9 Desember 2022.
Hengki menegaskan bahwa kasus kematian keluarga tersebut menegaskan tidak ada tindak pidana yang dilakukan. Menurut penyidik, keterangan pegawai tersebut juga tidak menunjukkan adanya pencurian.
"Jadi ini dari sisi penyidik semakin menguatkan bahwa tidak ada pembunuhan, pencurian," tuturnya.
Beberapa waktu lalu Hengki bercerita bahwa pegawai yang mau mengurus gadai akta rumah atas nama Renny Margaretha Gunawan. Terungkap bahwa Budiyanto ingin menggadaikan sertifikat rumah atas nama kakak iparnya. Mereka ingin menjual rumah seharga 1,2 miliar, tetapi tidak pernah terjual, pilihan lainnya adalah dengan menggadaikan sertifikat rumah.
Tiga karyawan dari asosiasi simpan pinjam tiba di rumah kemudian Budiyanto menyambut mereka tepat di depan rumah. Karyawan mengeluh tentang bau busuk di depan rumah, akan tetapi Budyanto berdalih bau tersebut berasal dari selokan yang lupa dibersihkan.
Seorang pegawai koperasi menemui Dian dan dia diantar ke kamar depan untuk menemui Margaretha. Bau yang sedari tadi dirasakan oleh pegawai koperasi semakin menyengat dan ruangan dalam keadaan gelap. Dian berpesan kepada petugas koperasi untuk tidak menyalakan lampu di kamar karena ibunya sensitif terhadap cahaya. Saat Dian keluar kamar, petugas menyalakan senter di ponselnya.
Petugas itu menemukan tubuh Margaretha yang tertidur dan tidak bergerak di atas ranjang. Ketika dilihat lebih dekat, rupanya wanita paruh baya itu telah berubah menjadi mayat. Pegawai itu sangat terkejut kemudian dia meneriakkan takbir. Dian yang mengetahui hal itu menjawab, ia malah menganggap ibunya masih hidup dan rutin memberikan susu, memandikan, dan menyisir rambut jenazah yang mulai rontok.