Maka dapat dipastikan program penanggulangan sampah plastik yang dilakukan oleh minimarket dan supermarket tersebut tidak berhasil, karena tidak sepenuhnya melepaskan plastik dari perusahaannya. Meskipun begitu, sudah banyak gerai yang menyediakan tote bag sebagai wadah penampung barang belanjaan contohnya di minimarket seperti alfamart dan indomaret.
Terlepas dari permasalahan tersebut masih dapat kita temui beberapa daerah atau wilayah yang menerapkan sistem pelarangan menggunakan plastik. Salah satunya adalah Pulau Dewata. Hal tersebut tercantum pada Peraturan Gubernur Provinsi Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. Atas komitmen dan aksi yang digalakkan tersebut Bali perlahan terbebas dari penumpukan sampah yang melimpah.
Penanggulangan sampah plastik di Bali juga membantu pencemaran yang terjadi di area perairan, karena seperti kita ketahui bersama Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang dikenal dengan pantai terindah di Indonesia.Â
Seperti halnya Mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Yedyasyeda Elpretana Memorisa (20) beranggapan bahwa sampah plastik di Indonesia menjadi problema yang masih sulit untuk dihentikan dan merugikan perairan Indonesia "Menurutku sampah plastik di Indonesia sudah overload banget, apalagi masih belum bisa didaur ulang/dimanfaatkan semaksimal mungkin. Jadi masih sangat mengganggu ekosistem, terutama di laut" ujar Elta, begitu sapaan karibnya
Indonesia merupakan salah satu penghasil sampah terbanyak di dunia. Hasil dari penginputan data yang dilakukan oleh 132 Kabupaten/kota se-Indonesia pada tahun 2023 terlihat bahwa Indonesia memiliki 15.464.683,44 (ton/tahun) timbulan sampah. Namun, berbagai pihak telah melakukan berbagai cara.Â
Terbukti terdapat 16,45% (2.543.424,47 ton/tahun) pengurangan sampah, 51,87% (8.020.994,97 ton/tahun) penanganan sampah, 68,31% (10.564.419,44 ton/tahun) sampah terkelola, dan 31,69% (4.900.264,00 ton/tahun) sampah tidak terkelola. Berdasarkan data terdapat beragam jenis sampah. Terdapat 40.9% sampah sisa makanan, 18.4%sampah plastik, 12.4% sampah kayu/ranting/daun, 10.3% sampah kertas daun, 7% sampah lainnya.
Sampah plastik menjadi salah satu masalah serius di Indonesia karena sulit terurainya. Terutama negara Indonesia yang memiliki kebiasaan buruk dalam penggunaan plastik. Masyarakat Indonesia menggunakan plastik sebagai wadah dalam menyimpan berbagai barang, seperti barang belanjaan di berbagai tempat. Plastik tersebut memiliki manfaat yang besar, namun dampak negatif yang diterima lebih besar.Â
Plastik dapat bertahan selama bertahun-tahun sehingga sampah ini sulit untuk didaur ulang. Terutama kebiasaan masyarakat yang tidak peduli akan sampah menjadi masalah besar. Sampah-sampah dibuang sembarangan sehingga tidak ada pemilahan yang baik antara sampah yang bisa didaur ulang dan tidak.
Kebiasaan jelek masyarakat Indonesia dapat ditanggulangi dengan berbagai cara. Salah satunya mengedukasi masyarakat Indonesia bahwa plastik bukan menjadi salah satu cara dalam menyimpan barang belanjaan. Masyarakat dapat menggunakan tote bag menjadi salah satu alternatif dalam mengurangi sampah plastik. Tote bag dibuat dari kanvas atau bahan lain yang kuat dan tahan lama sehingga digunakan dalam berbagai situasi.
Tote bag menjadi alternatif dalam penggunaan plastik karena ramah lingkungan. Tote bag dapat digunakan secara berulang kali sehingga mengurangi penggunaan plastik sekali pakai yang dapat merusak lingkungan. Tote bag juga umumnya dibuat dari bahan yang kuat dan tahan lama.Â
Hal tersebut yang membuat tote bag cocok digunakan secara berulang kali tanpa perlu khawatir akan kerusakan. Arsa (19) mahasiswa Agroteknologi Universitas Padjadjaran dan Tian (20) mahasiswa Pendidikan Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia menyatakan bahwa mereka menggunakan tote bag sebagai salah satu cara dalam mengurangi sampah plastik.Â